06 Oktober 2011

Antena TX Dipole 80m Baru dengan Ladder-line 450 Ohm

Musim LOW bands tiba sejak awal September 2011. Bila selama ini fokus saya hanya pada top band, maka ingin juga saya mengoperasikan stasiun pada 80m - band favorit saya sejak lama.

Untuk mewujudkan keinginan tersebut, saya memilih untuk menggunakan antena TX full-sized dipole untuk band 80m, panjang keseluruhan kawat radiator 40.6 meter (tembaga, enammelled, diameter 2.5mm) dengan ladder-line 450 Ohm sepanjang 54 meter sebagai feedline-nya. Resonansi antena TX diarahkan ke frekwensi 3.505 kHz (sub-band CW pada 80m)

Antena jenis ini pernah lama saya gunakan pada 160m dari  Cinere, Jawa Barat, belasan tahun yang silam dengan hasil yang memuaskan. 

Saat itu, kompleks perumahan saya bermukim hingga hari ini, masih sepi penghuni. Tidak ada halangan apa pun bagi saya membentang kawat tembaga untuk antena TX dipole sepanjang 88 meter! 

Tidak heran bila masa itu adalah masa inkubasi kuman topband. Hampir tiap sore WIB, saya tidak pernah kesulitan untuk ber-QSO dengan stasiun-stasiun dari pantai barat W/VE-land - dengan daya pancar hanya 100W!

Lihat diagram sistem antena ini pada Gbr. 1 (bawah) 

Gbr.1. Diagram sistem antena, tuner dan transceiver. Klik untuk memperbesar
  
Rumus panjang kawat radiator adalah: 468/freq= panjang total (ft)
Halaman kantor yang luas di Cirendeu, Tangerang Selatan, memberi peluang kepada saya untuk mendirikan antena TX tsb (lihat Gbr. 2, 5. Foto-foto oleh Jo, YC0LOW). 


Gbr. 3 Di sisi kiri gambar terlihat alas dan kaki menara triangle setinggi 30m (atas)

Gbr. 4. Satu rol ladder line 450 Ohm
Feederline yang digunakan adalah jenis ladder-line 450 Ohm (Gbr.4, kiri) yang saya pesan dari Amrik. 

Pemasangan antena ini menjadi lebih mudah karena saya gunakan kerekan pada kedua tiang penunjang dari bambu - dan juga pada menara triangle (Gbr. 5, 7).


Gbr.5, Sketsa instalasi dan dimensi antena dipole di Cirendeu
Untuk sistem penyesuai impedansi, saya gunakan tuner MFJ-989C yang rangkaiannya sudah memiliki balun 4:1 dan balance output.  

Pada Palstar AT2K, balun 4:1-nya terpisah. Diperlukan sepotong coax 50 Ohm sebagai jumper antara txcvr dan tuner tsb (lihat Gbr. 6, bawah).

Gbr 6. Balun 4:1, eksternal dengan balanced output buatan Palstar, AS


Gbr. 7. Feedpoint dan kawat radiator antena TX dikerek pada tiang triangle
Bagaimana hasilnya? Saya yakin akan baik karena jenis feedline-nya beda dengan coax dan akan lebih LOW loss daripada kabel coax.

Lagi pula, antena klasik ini sudah punya hubungan asmara yang setia dan bergairah dengan para ham sejak puluhan tahun lalu!


Wait and see. Pse QRX.TU

2011/10/6 daryono daryono menulis di OrariNews
 
Antena dipole kalau tidak salah mempunyai feed point impedance 50 sd 70 ohm , mohon penjelasannya dengan menggunakan ladder line 450 ohm kan SWR nya berkisar 6,4 (450/70=6,4)  sd 9 (450/50=9), lalu apa efeknya dengan SWR sebesar itu ?
Salam,
Daryono


2011/10/6 Jo YCØLOW membalas di milis yang sama:
Yth OM Daryono,


Karuhun dipole adalah 'species' balanced antenna.

Penalaannya menjadi kompleks ketika coax (unbalanced) digunakan sebagai feedline. Kawat radiator perlu dipangkas (dan/atau dipasangi trap) agar feedpoint impedance-nya sesuai (SWR rendah).

Ladder line (balanced) tidak bisa dikalahkan oleh coax dalam mereduksi power losses walaupun SWR-nya tinggi.

Efek lain dari penggunaan ladder line pada dipole adalah Anda bisa bekerja multi band dengan satu antena TX.

Penalaan bisa jauh lebih mudah karena adanya balance output pada tuner seperti MFJ-989C (lihat Gbr. 1, bawah).



Gbr. 1. Isi perut MFJ 989Cadalah T-Network. Kiri atas (dilingkari) adalah sebuah balun 1:1

2011/10/6 daryono daryono
Thanks penjelasannya Om Jo. Jadi SWR yg tinggi di feed point tidak masalah ya karena ladder line loss nya rendah , SWR ditekan dengan tuner. Maklum belum pernah pakai ladder line.....
Salam,
Daryono


2011/10/6 bam yb0ko/1 menulis di OrariNews
 
 
OM Daryono,
Di primbon/khazanah per-antena-an, antena yg dipake di YC0LOW ini disebut the Classical Multiband DOUBLET (jadi bukan Dipole), yg dengan flat-top sepanjang 135 ft disebut-sebut bisa bekerja 160-10m

OM Jo,
Di e-QSP edisi-2 (insyaAllah bisa dilauns week end ini) sy hi-lite Carolina Windom Compact 80, yg bentangannya cuma 20 mtr, yg kaya’nya bakal lbh “pas” utk rekans berlahan cekak yg pingin ikutan main di low-band

So, just stay tuned …

73,
[bam]


 2011/10/7 Adi AM menulis di OrariNews
 

pak Dar dan pak Jo

yang saya fahami impendansi teoritis antena dipole adalah 72 ohm, pada resonansi frequensi kerjanya.
secara praktek yang sederhana, dengan rumus lambda yang kita ketahui, impendansi tersebut akan didapat apabila antenna tersebut terbentang 0,25 lambda dari permukaan tanah.

timbulnya twin feeder line (penyalur rf antenna tv jaman baheula) adalah 300 ohm, adalah 4 kali  impendansi dipole itu, jadi didapatkan 300 ohm, dan twin lead ini bisa langsung dibuat antena folded dipole.


apabila akan dipakai kawat penyalur (feeder line) yang 450 ohm, seharusnya up link dengan balun 1:6.


antena dipole balance, penyalurnya balance, yah sudah klop, jadi tidak ada losses nya.


namun kalau langsung dihubungkan impendansi 72 ohm dengan 450 ohm kan jadi mismatch

 

penggunaan tuner hanya untuk keamanan rig saja, seolah-olah feeder line kita telah bekerja 50 ohm

apabila antenna analyzer bisa setting ke 450 ohm, apabila ujung twin lead-nya di hubungkan dengan resistor 450, pasti didapatkan swr 1, coba buka resistornya dan dipasangkan kawat antenna dipolenya apakah swr-nya masih 1 ?, tentunya seharusnya tidak.


jadi menurut saya, kawat penyalur ke rig nya harus melalui baluns, antenna coupler, atau penyesuai impendansi lain.


selamat experiment pak jo.


 

2011/10/7 Jo YCØLOW membalas di milis yang sama

Yth OM Adi dkk,

Tks untuk responnya. Anda betul.

Manual tuner MFJ-989C (dan beberapa merk/tipe lainnya), yang ada balanced output-nya, pada umumnya dilengkapi dengan balun 4:1 (lihat Gbr. 1, atas).

Bedanya ada yang built-in dan ada pula yang optional
(seperti Palstar AT2K). Klik:
http://topbanddxdiindonesia.blogspot.com/2011/09/palstar-tuner-di-yc0low-agustus-2011.html

Dalam hal pemakaian ladder-line 450 Ohm sebagai penyalur RF ke antena kawat untuk TX di multi-band, ada pula pendekatan-pendekatan lain yang TANPA tuner untuk menyesuaikan
impedansi. Misal, dengan memotong ladder line menjadi panjang tertentu, lalu menyisipkan balun 1:1 sebelum terhubung ke kabel coax 50 Ohm.

Bill, G0FAH, menulis tentang kesuksesan eksperimen antena TXnya di 40, 20, 17, 12 dan 10m (hampir 50 Ohm pada tiap band) di QST Juni 1995. 


Untuk band 80m, Anda harus gunakan tuner karena SWR pada antena ini sudah lebih besar dari 3:1.

Klik lagi aja
http://topbanddxdiindonesia.blogspot.com/2011/10/antena-tx-untuk-lima-band-tanpa-tuner.html








3 komentar:

Jo, YC0LOW, pemegang award DXCC dari ARRL pada 5 band mengatakan...

Benerrr OM Dadang. Kalo perlu ikut pentung-pentungan ya?
Tnx es 73 de Jo

YB8EL - Nur Amran mengatakan...

Wah bagus nih Antena Om Jo, bisa ga berbagi Ladder Line, sepertinya sy berminat bikin yg seperti ini, tnx 73
de nur - yb8el

Jo, YC0LOW, pemegang award DXCC dari ARRL pada 5 band mengatakan...

Yth OM Nur Amran,
Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya.

Stock ladder-line saya juga terbatas sehingga tidak ada yang bisa dibagi-bagi. Mohon maaf.

Coba Anda browsing internet dan mengacu pada banyak petunjuk dan cara pembuatannya.

Bisa dibuat sendiri, kok.

73 de Jo