23 Desember 2010

YE1ZU pada 160m (Kontes CQWW SSB ,2010)

Satu lagi klubstasiun dari Cilegon, Banten, Indonesia beroperasi di top band.


23 Desember, 2010 saya menulis di milis OrariNews untuk memberi komentar terhadap YE1ZU. Saat itu, saya menanggapi berita dan sekaligus log 160m stasiun tsb yang dikirim oleh OM Thomas, YD1TNK ke milis yang sama:


Yth OM Thomas dkk
Selamat atas kemunculan YE1ZU dalam kontes CQWW SSB 160m, 2010.


Keberhasilan QSO 160m ssb DX dengan VK6IR (lebih dari 3.500km) dan UU7J (lebih dari 9.500km) tentu merupakan kesenangan yang besar. Itu suatu bukti nyata bahwa, peluang bekerja pada top band masih selalu ada. Sebenarnya, teman-teman yang berada bukan di sekitar kota yang padat penduduk bisa mencetak sejarah tersendiri pada band ini.


Cuma saja, memang kesabaran kita yang sering langka di band ini. Ayo belajar dan coba lagi, donk ah...


----- Original Message -----
From: Thomas Kusuma
To: orari-news@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, December 22, 2010 4:28 PM
Subject: RE: [orari-news] YE2H Indonesian Lighthouse Station


Dear OM Dadang, YB2EUZ,


Ini Log Sheet Cabrilio Format nya yg dikirim via N1MM Logger:


START-OF-LOG: 2.0
ARRL-SECTION: CT
CALLSIGN: YE1ZU
CLUB: YE1ZU
CONTEST: CQ-160-SSB
CATEGORY: MULTI-ONE 160M LOW SSB
CLAIMED-SCORE: 42
OPERATORS: YE1ZU
NAME: CLUB STATION
ADDRESS: CILEGON
ADDRESS: CILEGON, ID 42415
ADDRESS: INDONESIA
CREATED-BY: N1MM Logger V9.11.1
QSO: 1800 PH 2010-02-28 0745 YE1ZU 59 YB YC1COZ 59 28 0
QSO: 1800 PH 2010-02-28 0746 YE1ZU 59 YB YE1ZAL 59 28 0
QSO: 1800 PH 2010-02-28 0746 YE1ZU 59 YB YC1KAF 59 28 0
QSO: 1800 PH 2010-02-28 0746 YE1ZU 59 YB VK6IR 59 29 0
QSO: 14000 PH 2010-02-28 1515 YE1ZU 59 YB UU7J 59 16 0
END-OF-LOG:


YE1ZU, Clubstation ORLOK Cilegon saat itu terdiri atas:


YB1YCT Any Hartanto
YB1TAM Tamharto Soemodiningrat
YC1RHS Hari Susilo
YC1WGU Sardjili
YD1RFI Andi Sopandi
YD1TNK Thomas Kusuma


Ikutan CQ WW 160 m band Contest sekalian ikutan Johan Pahlawan Contest.


73 DE YD1TNK

21 Desember 2010

YE2H Indonesian Lighthouse Station (artikel panjang)

Jo, YC0LOW menulis di milis Orari, 21/12/2010:


Yth OM Dani, YB2TJV dkk,
Selamat untuk rencana mengoperasikan stasiun YE2H pada top band (160m). Semoga lancar. Tapi, modanya apa?


Hanya ingin menambahkan sejumput referensi tentang band 160m, moda CW, bahwa:


* Menurut catatan saya, inilah pertama kali ada stasiun dari mercu suar Indonesia bekerja pada 'gentlemen's band' (nama lain dari 160m)
* Saat ini, adalah waktu yang tepat beroperasi di sana karena kondisi malam lebih cepat dan lebih panjang, walau -dalam kenyataannya- kondisi propagasinya tidak ideal di YB-land.
* Karena tim YE2H bekerja di banyak bands, pelajari jadwal SS dan SR pada top band, di lokasi tsb agar hasilnya optimal dan tak banyak buang waktu untuk bekerja pada band yang sulit tsb. 

Pada minggu-minggu belakangan, usai SS di Cinere bisa terdengar VQ9, VK6,VK3, DU1, BA2 dll. Lokasi mereka relatif dekat dari Cinere. Sinyal dari EU, NA dan bahkan JA tidak terdengar baik pada SS maupun SR.

* Bila ada pembukaan, dan pile-up, usahakan segera bekerja split /QSX
* Tidak perlu mencoba Beverage sebagai antena RX karena, menurut teorinya, kinerja Bev tidak pernah baik di area pantai. Kalau mau coba antena RX yang terpisah, gunakan tipe lain.


Tnx es 73 de Jo, YC0LOW


--- Pada Sen, 20/12/10, Halim Dani <yc2tjv@yahoo.com> menulis:

Dari: Halim Dani <
yc2tjv@yahoo.com>
Judul: [orari-news] YE2H Indonesian Lighthouse Station
Kepada: oraripst@cbn.net.id, orari-news@yahoogroups.com
Cc: "Indo ARES" <i-ares@yahoogroups.com>, "ID-APRS" <id-aprs@yahoogroups.com>
Tanggal: Senin, 20 Desember, 2010, 3:35 PM
 

Diinformasikan bahwa YE2H, sebuah special station utk Mercu Suar dari
Orari Lokal Kebumen, akan mengudara dalam rangka:
1. Aktivasi Callsign khusus Lighthouse Station di Indonesia dengan NP: YE2H
2. Aktivasi Mercu Suar Klirong di pantai selatan Kebumen dengan nomor: IDO-374 ( Aktivasi 8 Nop 2010 )
3. Hari Jadi Kota Kebumen ke-75 yang jatuh pada 1 Januari 2011
4. Hari Jadi Orari Lokal Kebumen
5. Indonesia sebagai negara kepulauan dan bahari juga memiliki station
AR yang beraktifitas di Mercusuar.

QRV mulai 28 Desember 2010 s/d 4 Januari 2011, pada semua band amatir,
dari Mercu Suar Klirong ( ARLHS IDO-374 ), lokasinya di Kecamatan Klirong, pada jarak 17 km dari Kota Kebumen, pada koordinat Latitude: 7°46’48.7“ S Longitude: 109°37’49.8“E.


Mercusuar ini dioperasikan oleh Departemen Perhubungan Laut divisi Navigasi.
 

Band Plan: 160m, 80m, 40m, 20m, 15n, 10m Band
Mode CW dan SSB


Kami akan mencoba memancar dengan 3 transmitter sekaligus dari lokasi Mercu suar tersebut untuk special call dalam negeri akan dilaksanakan pada: Minggu, 2 Januari 2011, mulai pukul 18.00 WIB pada 80m band SSB dan CW. Senin 3 Januari 2011 mulai pukul 18.00 WIB pada 40m band SSB dan CW

Utk waktu-2 lain selain di atas kami akan mengudara terus utk DX call


Team Member dan Operators: Dani-YB2TJV, Heroe-YC2DBG, Eko-YC2DSI,
Seno-YB2LSR, Jon-YB2ECG, Kus-YC2CSY, Budi-YB2CNF, Antok-YC2LCT, Yuli-YC2CYU, Nur-YC2FAJ, Irwan-YC2ELC, Hari-YC2WWW dan Yogyakarta CW
Club

QSL INFO: PO BOX 123, Kebumen 54300


YE2H tercatat sebagai anggota tetap ARLHS (Amateur Radio Lighthouse
Society) nomor 1777, dan telah mendapatkan nomor ID-0001 utk ikut serta dalam ILLW (International Lighthouse Lightship Weekend), sebuah ajang dari Lighthouse station yang akan muncul bersama-sama dari seluruh dunia setiap tahunnya.

Ucapan Terima Kasih kami sampaikan kepada semua pihak di bawah ini
yang telah mendukung YE2H
1. Kementrian Perhubungan, Dirjen Perhubungan Laut
2. Pemda Kabupaten Kebumen
3. Orari Pusat
4. Orari Daerah Jateng
5. Orari Daerah Istimewa Yogyakarta
6. YB2WB Ketua Orda DIY secara pribadi
7. Orari LOkal Kebumen
8. Teman-teman di Yogyakarta CW Club
9. Jim Weidner, K2JXW, President ARLHS, www.arlhs.com
10. Dave Raycroft, VA3RJ, wakil WLOTA (World Lighthouse on The Air)
11. Kevin, VK2CE, dari ILLW.net

Semoga kegiatan ini bermanfaat


Posted by DANI
, YB2TJV





21 Desember 2010, Halim Dani menulis di Orari News:
OM Jo, YCØLOW,
Terima kasih sekali atas masukkannya, pengalaman kami memang sangat minim di low band, kami akan menggunakan antenna Alpha Delta DX Twin Sloper, yang kami dapatkan dari Steve, N2AJ, sewaktu berkunjung ke Kebumen, in antenna sederhana sekali, cuman noise emang agak tinggi.


Moda pada 160 di CW, apalagi kami dibantu oleh YC2WWW dkk dan Yogyakarta CW Club, diharapkan ada sinergi di sini.


Utk software propagasi kami mengunakan VOA Prop yang kami dapatkan dari YB3KM, Tom, software ini sangat mudah penggunaan dan tampilannya, karena GUI (Graphical User Interface).


Dan yang menarik, dari Derjen Perhubungan, memperbolehkan kami memasang antenna pada mercu suar, ini adalah tantangan juga he he he... tetapi kami memang penuh dengan keterbatasan, kami tetap mengharapkan masukkan dari teman-2. Terima kasih sekali


salam
DANI, YB2TJV


3 Januari 2011, Halim Dani menulis di Orari News: 
OM Jo, YC0LOW,
terima kasih atas atensi nya ....kami jujur tidak menyangka bahwa bs komunikasi 2 arah ..... bahkan OM Hari saja kadang-2 teriak "Yas-Yes " di tengah-2 kami yang pada ngantuk he he he he.... ( kami pikir ada obat yang belum diminum ) he he he


Utk station yang berhasil komunikasi: RA3SL, UA4CCB, UA2FW, OH2PM, 9M2AX, UA2US, OZ3WLX, VK3PA, YL2MU, HA9RE, HA9NS, OZ1LXJ, S51V, S52AAM, PA3MFQ, YT5Z, LZ2YNA (INI SUFFIXNYA MASIH BLM FIX, TAPI PREFIX OK, KEBURU say 73), SP2LNW, LA3ANA, YL2GD, G3SYU


Demikian OM Jo, sekali lagi thanks atas support-nya, besok2 OM Hari bisa ikut comment di sini he he he


Dan ada yang istimewa, karena semalam sekitar pukul 20:00 WIB kami kedatangan tamu dari ORDA DIY, Pak Bagus (YB2WB),  Mba Deta/YB2VTO(bhkan sempet jadi operator), Pak Budi YB2UJY, dan Pak Budi (YB2CNH)


terima kasih dan apresiasi kami atas kunjungannya dan oleh-2nya hee he..


salam
dani, YB2TJV




From: Jo, YC0LOW <yc0low@gmail.com>
Subject: Re: [orari-news] YE2H di Top Band
To: orari-news@yahoogroups.com
Date: Monday, January 3, 2011, 5:25 AM


Yth OM Halim Dani dkk,


Selamat atas keberhasilan YE2H muncul di top band (160m) dan membukukan 21 stasiun-stasiun EU hari ini. Istimewa! Apakah boleh tahu stasiun EU yang mana saja yang berhasil dijaring?


Untuk OM Hari, YC2WWW, saya sampaikan juga terima kasih sudah berhasil "meracuni" teman-teman di Kebumen dan Yogyakarta agar berani menekuni gentlemen's band ini. Kalau saya, kangen rasa gudegnya di Yogyakarta :-)


Mengenai saran-saran untuk meningkatkan kinerja YE2H di top band, saya kira beberapa saran bisa dibaca di blog saya http://topbanddxdiindonesia.blogspot.com/




3 Januari 2011, Halim Dani <yc2tjv@yahoo.com> menulis di Orari News:
Untuk bisa muncul di Top Band saja sudah suatu tantangan yang sebelumnya tak terbayang oleh kami, tetapi hari ini, fakta telah membuktikan, bahwa dengan antenna yang sangat sederhana, Alpha Delta DX Twin Sloper yang dikaitkan pada menara mercusuar, baik utk TX dan RX mengunakan 1 antenna, dg TX Kenwood TS 440S barefoot ( only 100w ), mulai pukul 18:23 sd 20.27 UTC bisa mendapatkan 21 station EU


Thanks to OM Hari, YC2WWW yang telah dengan telaten dan sabar meladeni Noise dan QRM ... yang bagi telinga biasa saja udh membuat susah tidur...


Apakah ada pendapat dan saran bagaimana ntuk bisa meningkatkan kinerja, baik antenna dan perangkat lainnya? Terima kasih


-YE2H team


3 Januari 2011, Halim Dani , menulis di Orari News:
OM Jo,
Betul sekali kemungkinan-2 yang OM Jo kemukakan, dan ada satu faktor lagi, krn sloper memerlukan ground yang bagus, maka dalam hal ini yang menjadi ground adalah tower menara suar yang terbuat dari logam ...


Semlm memang YC2WWW sempet mengukur-ukur utk antenna full size utk bentangan RX, untuk lokasinya sangat-sangat memungkinkan. Semalam dia udh bilang seandainya nya OM Jo dan OM Dadang ada di sini, wah akan menjadi dream team dalam CQWW 160m yad.


Untuk menggunakan lokasi tersebut lagi, saya yakin sangat bisa, karena hari kemarin kegiatan ini ditinjau langsung oleh Kepala Navigasi III Cilacap, Dirjen Perhubungan Laut, dan beliau senang dengan kegiatan semacam ini.


Demikian OM Jo, salam dan terima kasih atas atensi, juga buat semua rekan.


mewakili temen2 di YE2H
Dani TJV


From: Jo, YC0LOW <yc0low@gmail.com>
Subject: Re: [orari-news] YE2H di Top Band
To: orari-news@yahoogroups.com
Date: Monday, January 3, 2011, 9:44 AM

Yth OM Halim Dani dkk,
Wah, sekali lagi selamat karena footprint sinyal YE2H di Eropa cukup luas semalam! Padahal cuma dengan antena tx jenis sloper dan power-out 100Watts dari txcvr tua Kenwood TS440. Itu benar-benar DX!


Ini setidaknya membuktikan bahwa:


1. Propagasi lumayan


2. Lokasi tsb, yang notabene pantai, bisa dipatok sebagai tempat yang tepat dan ideal untuk top band DXing. Kalau bisa, usahakan dikontrak aja mercu-suar tsb untuk kontes 160m :-)


3. Di atas itu semua, operator-operatornya berbakat (seasoned operators) untuk 160m.


Top band memang penuh kejutan, sehingga sampai hari ini saya pun masih sering terbengong-bengong terhadap karakternya. Jadi, tidak heran kalau OM Hari YC2WWW dkk suka mendadak berteriak karena kegirangan -walau belum minum obat (?), hehehe.


Senang mengetahui bahwa ada juga OM Bagus, zus Deta, OM Budi (UJY) dan Budi (CNH). Kalian memang radioaktif semuanya..!


Kalau boleh berpesan, balaslah segera kartu QSL 160m dari stasiun lawan yang akan banyak masuk ke YE2H. Seperti kita, mereka pun akan sangat gembira dengan QSO tsb. Lalu, usahakan untuk QRV lebih awal (usai Maghrib, Local Time) untuk mencoba sinyal ke pantai timur dan barat USA. Umumnya mereka sangat hebat dalam hal antena RXnya, sehingga kita berpeluang diterima di sana. Apalagi ini stasiun spesial (prefix dan dari mercu-suar).


Apakah untuk lain waktu lokasi tsb bisa digunakan lagi dan bisakah dipasang antena khusus RX? Berapa noise floor level-nya?


Sekali lagi, selamat! Hati-hati dengan "topband disease". Sekali kepincut, susah untuk pindah ke lain band...
4 Januari 2011, Hari www menulis di Orari News:


Assalam, All.
Well, senang membantu rekan-2 Kebumen (YE2H) Om Dani cs, mengudara dari Mercusuar Klirong sekaligus Ultah Kebumen City,, Dalam perjalanan (numpak spur) menuju Kebumen  belum bisa membayangkan seperti apa format antena untuk 160m atau kondisi Rig yang digunakan.


Yup,, cukup dgn tiket 9rb rupiah menempuh satu jam perjalanan dengan KA Pramex (Prambanan Express), tidak terasa sambil ngobrol dengan penumpang lain, sampai deh, di Kutoarjo City, lima menit kemudian Om Dani cs datang menjemput untuk melanjutkan perjalanan +/- 50km menuju TKP YE2H Lighthouse Sta. dan jalur yg di tempuh eks-jalan Daendels (selatan selatan),, wah,, kebayang nih,,, pasti lewat Desa Ambal,, yo'ii ternyata bener Om Dani sengaja lewat selatan seletan buat nraktir kita makan SATE AMBAL,, woii,, sedap, empuk, anget, seger, gurih. "Pak Bun yb3pxf yg lagi diet pun memberi komentar,, wah enak tenan apa lagi kuahnya maknyusss" hehehe Tks Om Dani.


Back to laptop, Om Jo, Dadang dan yg lainnya tks untuk thread "YE2H di Top Band" pada milis ini, mumpung ada bahan untuk berbagi cerita kegitan YE2H di Top Band. Saya datang Antenna Alpha Delta DX Twin Sloper milik OM Dani sudah terpasang, kalau dilihat secara visual dari bawah tower mirip antenna Inverted-V fullsize 80m,, dalam hati serasa kurang yakin bisa didengar oleh Sta DX dan SWR terendah 1:1,2 pada freq 1.827,,, rank-nya cukup sempit, saya geser 10khz kebawah atau keatas SWR naik 1:1,5.


Ada dua Rig jenis dan tipe yang sama Kenwood Ts440s, sebelum transmit saya harus tahu karakter dan kwalitas pancaran tone, kemudian cek sinkronisasi antara RX terhadap TX utk mencari posisi RIT di kala lg RX,,


Dan,, ternyata ada satu yg prima Ts 440s milik Om Dani, masih standar, panel IF Shif utk Peak Tone RX moda CW oke,,. Namun sayang Power maximal yg dikeluarkan pada Speed 20 wpm (DAT) hanya 70 watt,, Dalam hati oke no problemo saya akan coba transmit pada tengah malam start 18:00 utc apa bisa didengar oleh Sta dx wallahualam,,.


Kondisi sore menjelang magrib tiba-2 hujan turun sangat lebat plus petir, semua coax yg terhubung dicopot semua,, Jadi saya belum bisa menilai kemampuan RX utk noise, static noise lingkungan dll,, dalam kondisi hujan dan petir-2 kecil jelas menggangu RX pada 160m. 

Satu jam kemudian setelah magrib (jam 19wib) hujan reda, saya mencoba daya RX Antenna Alpha Delta DX Twin Sloper, Noise level posisi normal S7, ATT on bisa S2-3, yah,termasuk bening dan level noise ini bertahan sampai tengah malam, mencoba CQ pada freq 1.827.4 langsung direspon oleh Sta Dx.bisa QSO dgn beberapa Sta EU dll. sekitar jam 20 utc istirahat sejenak sambil nyuruput kopi dan evaluasi Qso, sambil tidur-2an menunggu peak propagasi 21:00z, hahaha, saya ketiduran bangun-2 sudah jam 7pagi, lewat deh, peak propagasi 160m.


Akhirnya menjadi tanda tanya,, YE2H dengan format minimalis di 160m kok bisa:QSO pada jam (utc) yg bukan puncak propagasi.


1. Apakah lokasi Suar Klirong cocok utuk 160m
2, Karena sore hari habis diguyur hujan 
3, Lupa makan obat, kata Om Dani


Perlu pembuktian utk hari-2 berikutnya apa tetap sama, atau mungkin saja habis makan Sate Ambal,,,, traktiran Om Dani,, Oke,, PF ya Om Dani dengan YE2H.


Terakhir ketika sedang mengetik tulisan ini saya dapat email dari Om Eli HA9RE .


Hello Hari,
Your operation was really fine in the lighthouse, if you had had some more power, it would have been better. Besides in such a case when you expect many callers, it is wiser to use split frequency. I was listening to you abt for 40 minutes yesterday and in many cases you were CQing and you were called by EU-stations at the same time. I tried to tell them to listen carefully but not too much success - HI! There was a short interval when you came up to 569 but usually you were 449/339. Of course it depends on the RX-antenna, of course there are some guys in Europe with 2-3 wl Beverages, they certainly could copy you much better.,,,(panjang saya pegal di sini)

Salam de yc2www,



4 Januari 2011, Jo, YC0LOW® menulis di Orari News:
Yth OM Hari dkk,
Senang karena pada akhirnya Anda menulis pengalaman mengoperasikan YE2H pada top band di forum ini. Semoga saja makin banyak teman yang akan terjun ke band yang mempesona ini.


Dari beberapa data yang terungkap, termasuk pesan email OM Dani ke japri saya, bisa saya tambahan kesimpulan sbb:


1. Tinggi antena TX yang feedpoint-nya hampir mencapai 40m adalah cukup ideal. Apalagi, kalau bisa lebih tinggi lagi menjadi 45m atau setinggi mercu suar di Klirong.


Saya teringat, saya pernah nekad pasang full-sized dipole, home-made, untuk band 160m di menara perusahaan, sehingga feedpoint-nya 55m (DPT).


Hanya itulah kesempatan untuk saya ber-QSO CW dengan Tom, W8JI, di Georgia, AS, pada pasca Maghrib (WIB).


2.Walaupun produknya kompromistis/multi-band, kinerja antena TX Alpha Delta tsb cukup efektif pada 160m. Uraian Anda tentang VSWR dan kaitannya dengan operating bandwith pada top band telah menyatakan karakternya yang terukur. Mohon info, berapa besar kemampuan maksimum handling-power-nya? Apakah bisa sampai legal limit di AS?


3. Saya setuju dengan saran Eli, HA9RE, bahwa keputusan untuk bekerja split adalah lebih baik bila ada pile-up. Ini adalah strategi terbaik pada top band.


4.Bila mungkin, dalam kontes di masa datang, tim YE2H mencoba menggunakan antena khusus untuk RX agar bisa lebih banyak mencetak skor.


Saya menduga bahwa derau di lokasi tsb masih tergolong high (QRN dan QRM) pada top band. Mungkin belum bisa mengalahkan level noise yang amat rendah yang pernah saya dapat ketika mengoperasikan YE1ZI pada 160m di Ujung Kulon (1997). Tapi, kendala itu bisa disiasati dengan antena khusus RX.


Saya kira, tidaklah menjadi soal bila tim YE2H harus membuat alat tambahan untuk sistem T/R (Transmit/Relay).


Semoga bermanfaat.


4 Januari 2011, Imam, YB4IR menulis di Orari News.
Saya jadi minat juga dgn antena itu. Saya lihat harganya USD100  Hemmm. Lumayan reasonable.. Harganya


Ngorder. Ah.... Biar kayak teman2 di YE2H tapi cuma antenanya aja, aku gak pake mercusuarnya.. Ha ha ha


73 de YB4IR

17 Desember 2010

Kabel USB-to-RS232 dengan Chipset FTDI untuk Mengoperasikan CW dengan N1MM

"...tidak semua USB to Serial Converter Cable bisa dipake untuk keying dan PTT di N1MM. USB to Serial Converter dgn chipset Prolific itulah yang bisa."

Sengaja saya nukil pernyataan di atas dari OM Rivai, YB3TD, tentang kabel converter USB-to-Serial untuk CW keying di N1MM agar teman-teman yang punya notebook baru dan mau mencobanya bisa terhindar dari kegagalan. Terutama bila OS-nya adalah Windows 7.

Beberapa bulan silam, saya juga mengalami hal yang serupa bahkan sampai membeli merek lain di sebuah pusat penjualan komputer dan asesoris di Jakarta Selatan. Setidaknya ada dua merek yang saya beli, yaitu "A***" dan "B***" (untuk menghindari masalah, saya tidak menuliskan lengkap mereknya). Khusus untuk merek A, bahkan saya sudah download driver untuk Windows7 di website-nya dan meng-install di notebook saya.

Setelah hampir putus harapan, saya dipaksa untuk melihat dengan seksama website N1MM dan menemukan informasi berisi evaluasi pengguna (User Evaluation) kabel converter USB-to-Serial (lihat:
http://n1mm.hamdocs.com/tiki-index.php?page=USB+Interface+Devices). Penjelasan dan catatan-catatan rinci  dari para pengguna di halaman tsb membuat habis gelap menjadi terang benderang.

Pada awalnya saya memilih  USB-COM-CBL dari Byte Runner. Saya pernah menulisi agen produknya di Jakarta, namun tidak berbalas sampai hari ini. Kalau dilihat pada tabel, tipe kabel ini adalah yang paling lengkap fungsi-fungsinya untuk digunakan dengan contest software N1MM.

                  Kabel converter USB to RS232 with FTDI Chipset (foto: Jo, YC0LOW)

Akhirnya, saya pesan kabel converter USB to RS232 with FTDI* Chipset dari www.usbnow.co.uk. Harganya cukup GBP 9,89. Paket terdiri dari kabel converter, mini disk driver, dan adaptor konektor dari DB9 ke DB25 (lihat gambar di atas).

Kebetulan, saya bisa terhindar dari biaya ongkos kirim. karena adik saya yang tinggal di London, 'mudik' ke Jakarta untuk merayakan Idul Fitri 2010.

Dengan kabel tsb, proses instalasi  dan setting memang jadi mudah dan cepat. Saya hanya mengikuti perintah instalasi dan semua berdamai. Hingga hari ini, saya tidak menemukan kesulitan apapun dalam mengoperasikan N1MM dengan notebook baru.

Kabar bagus lainnya yang saya baca minggu lalu adalah bahwa OM Rivai, YB3TD telah lebih dulu membuktikan ada merek lain yang oke dan tersedia di Jakarta.

Lagi, untuk tabel referensi yang lumayan lengkap, terutama bagi pengguna N1MM, silakan klik 
http://n1mm.hamdocs.com/tiki-index.php?page=USB+Interface+Devices

* FTDI= Future Technology Devices Internationals Ltd. Sebuah perusahaan di Glasgow, Inggris.

14 Desember 2010

Setting Cable USB to Serial pada N1MM Logger

Saya telah diizinkan oleh OM Rivai untuk memasukkan artikelnya secara utuh ke dalam blog ini. Semoga bermanfaat. Tnx OM!

Setting Cable USB to Serial pada N1MM Logger 

Posted by: Rivai, YB3TD,| 20 Maret, 2010
http://yb3td.wordpress.com/2010/03/20/setting-cable-usb-to-serial-n1mm-logger/

Sebenernya saya sudah lama sekali pernah posting tentang hal ini di blog saya yb3td.com tetapi dalam bahasa inggris.  Sehingga kalo di googling pake google Indonesia, ya ngga ketemu. Tapi kalo pake google.com barulah anda bisa nemu posting saya itu.

Saya akan cerita mengenai problem setting USB to Serial Converter Cable untuk digunakan di N1MM. Soal cara setting dan apa-apa yang kudu dicentang-centang, silahkan anda baca sendiri manual nya ya (RTFM). Kalo masih bingung, silahkan anda tulis pertanyaannya di bagian bawah posting ini. N1MM sudah dilengkapi dengan build in help file. Bahkan kalo anda install N1MM logger sekaligus nyambung internet, N1MM installer akan connect automatically download help file nya.

Jadi begini, tidak semua USB to Serial Converter Cable bisa dipake untuk keying dan PTT di N1MM. USB to Serial Converter dgn chipset prolific itulah yang bisa. Saya sendiri pertama kali dapet justru yang chipset Semi-Tech. Warna kabel USB to Serial nya bening-silver dan kepala konektornya hijau. Gambarnya anda bisa liat di blog saya itu. Itu jan edan lah, buang duit 50 rb tanpa hasil. Driver sudah ditanam dan kabel sudah dicolok. Jangankan dipake keying di N1MM, dicoba loopback test pake Hyperterminal juga ngga bisa. Jengkel rasanya. Lalu akhirnya baca-baca artikel, disimpulkan ada chipset lain bernama prolific yang kemungkinan bisa dipake. Dengan berpura-pura hendak eksperimen, saya minjem sementahun kabel USB to Serial Converter punyae YD0NGA. Eeeeh ternyata maknyoss. Langsung bekerja dengan sempurna. Baik itu dicoba dgn loopback test via Hyperterminal maupun langsung dgn N1MM.
Dan jangan lupa bahwa N1MM hanya bisa mengutilisasi COM1-COM8. Hal ini disebabkan N1MM memang diprogram hanya menggunakan Root COM saja untuk memberikan kepastian kesempurnaan saat keying/PTT. Jika anda mendapatkan COM port selain root, segera ubah secara manual. Kalo tidak, N1MM dipastikan tidak akan menggunakan kabel USB to Serial Converter anda.

Selain itu satu hal kecil lagi yaitu jangan lupa untuk men disable feature Windows yang akan mematikan COM port saat idle. Feature ini niatnya kan untuk menghemat energi, terutama kalo anda menggunakan notebook + battery. Jadi Windows akan memantau hardware mana saja yang tidak aktif lalu dimatikan. Nah anda harus disable feature ini khusus di USB Root dimana kabel USB to Serial Converter anda dicolokkan.

Selamat berkontes. Contesting is the greatest thing of ham radio. It will give us maximum fun. Tak iye Lik Paidjo?

11 Desember 2010

Kondisi Topband (11/12/2010)

2010/12/11 Dadang Darwis menulis pada OrariNews:

Temangggung, temp. 20.5C humidity 92.Noise S7-S9 hampir di semua band frequency, terdengar suara chopper....seperti biasanya

21.30 utc YC2WWW 1.818 KHz 599 dan YC1COZ 1.823,5 KHz 579 sedang cq dx juga di 80M DJ0MDR pada 3.511 KHz 447

Imut2 terdengar signal stasiun lain pada frequency yang sama dengan YC1COZ (1.823,5KHz ), tetapi signal tersebut tidak dapat diterima dengan jelas

Dingin euy...ujung jari mulai terasa agak membeku nih..

Ddg YB2EUZ

pada 11 Desember 2010, Jo, YC0LOW menanggapinya:

Yth OM Dadang, dkk
Saya tidak pernah melihat foto Candi Borobudur seperti in
Tnx rprt. Saya juga mengalami penerimaan yang buruk, dengan adanya suara 'helikopter' yang berkepanjangan dan berganti-ganti QRG-nya.

Di Cinere, hampir setiap malam/dinihari turun hujan sehingga strategi harus saya ubah menjadi lebih aktif setelah saat Sun Set di Cinere. Lumayan. kemarin dapat laporan penerimaan di ON4KST Chatline, seperti salinan di bawah ini, 10/12/2010, UTC.

13:03:14   WE7K Tommy Jo - weak hr but hoping for QSO some day Hi HI
 

13:06:33       K7SO Doc     GM Jo Vy Vy weak hr also. My SR is 1403 so still early

WE7K ada di Arizona, sedangkan K7SO (cfm di TB) di New Mexico. Jadi, penyebaran pembukaan semalam (WIB) cukup luas di Amrik. Namun, ya itu, di sini tidak terdengar apa-apa.

Info dari Luis, N4IS, awal Desember 2010, dia dua kali berhasil QSO 160m dengan Ross, 9M2AX, secara long path (Sun Rise di QTH-nya). Menurut Luis, sulit dimengerti adanya fenomena seperti yang baru-baru dialaminya karena pola di tahun-tahun sebelumnya amat beda


Ayo, kita coba lagi nanti sore WIB.


73 de Jo, YC0LOW

06 Desember 2010

Winkey USB di Cinere

Pertengahan 2010, saya mengganti notebook lama (Toshiba) dengan yang baru. 

Sebagai seorang amatir radio, tentu saja sebuah notebook yang digunakan untuk bekerja harian harus pula berfungsi sebagai alat bantu untuk mengoperasikan peralatan radio dan perangkat lunak pendukungnya.


Salah satu ciri fisik dari notebook keluaran mutakhir adalah tidak lagi ada LPT port. Semua sudah menjadi USB port. Operating system pun sudah berversi paling baru. Sehingga, beberapa softwares harus ditingkatkan agar sesuai dengan perubahan-perubahan - dan itu berarti tambahan biaya! Namanya juga hobi, sih...


Berhubung saya bukan ahli komputer/teknologi informasi, segera saja saya alami kesulitan mengoperasikan fitur CW Keying. Banyak ketidakcocokan  mulai dari operating system, perangkat keras dan perangkat lunak antara notebook lama dan baru. Padahal main di top band (160m) kita bisa memanggil CQ DX selama berjam-jam tanpa lawan :-)


Ada beberapa pilihan yang tersedia. Salah satunya yang saya pilih adalah kit Winkey USB dari K1EL System  (www.k1el.tripod.com). Kit tiba dengan selamat sekitar 10 hari setelah dipesan melalui internet (Agustus 2010). 

Perakitannya baru dimulai dua minggu lalu karena kesibukan pekerjaan. Hingga pesan ini ditulis, belum dicoba mengudara.
     Gbr1. Kit Lengkap. Kotak di depannya adalah wadah untuk tiga batere AAA 


Saya menyempatkan untuk memotret hasil perakitan (lihat Gbr 1 dan Gbr 2). Terima kasih kepada Leo, YD0NWU yang telah membantu saya merakit barang itu
                                Gb2. Panel belakang Winkey USB





04 Desember 2010

Apakah Condx 160M Sudah Ikutan Normal?

4/12/2010 di OrariNews, Dadang Darwis menulis:
   

Temanggung, 3 Des. 2010, 23.00UTC, temperatur normal : 20.4C. Apakah condx 160M sudah ikutan normal?


Noise s5-7 pada antenna vertical, so lebih baik untuk receive kembali mempergunakan Dipole


21.08UTC 1.817,5 KHz menyapa OM Hari YC2WWW 599
1.824 UR0MC terdengar 57p signalnya bagus tapi dipanggil gak jawab

1.815 KHz, HL5IVL terdengar sedang cq dan di-pile up oleh  JA6BZI, JA3EMU, JA4CMW, JA4UDP
Ikutan memanggil ternyata gak bisa masuk...yo wis...


21.44UTC 1.828 KHz BU2AQ 559 worked dan bertambah lagi 1 dxcc pagi ini
1.825.5 UX2X cq test dipanggil gak jawab...acian deh 3 x manggil gak ada yang jawab..
22.20 UTC ...noise bertambah kuat dan tidak terdengar lagi signal dx. Keberuntungan belum berpaling padaku...Ohhh...


Selain OM Hari YC2WWW, pagi ini juga terdengar signal dari Jember OM Sugi YB3XM dan dari Bogor OM Feri YC1COZ semua 599.


4/12/2010 Jo, YC0LOW menanggapinya:
Yth OM Dadang,

Terima kasih atas laporannya. Menurut hemat saya, penerimaan yang lebih baik pada antena dipole Anda bisa jadi membuktikan dalil yang selama ini dikenal, yaitu: sudut datang sinyal pada spektrum MF di equatorial zone selalu cenderung tinggi (sudutnya) (high angle). Tapi, jangan buru-buru menjadikannya sebuah patokan karena bisa jadi tinggi antena vertical Anda tidak ideal untuk menangkap sinyal yang sudut datangnya lebih rendah (low angle).

Walau QTH kita berjauhan, saya hanya ingin menambahkan bahwa dalam dua minggu terakhir ini, penerimaan di Cinere juga buruk. Bahkan untuk sinyal-sinyal dari stasiun yang relatif dekat seperti: VQ9, BU2, 9M2. Sinyal dari EU apalagi NA tak satu pun yang terdengar. 



Apakah ada kaitannya dengan debu vulkanik dari gunung-gunung yang sedang resah dan meletus di Indonesia?

03 Desember 2010

Preferensi TXCVR pada Topband (2010)

Frank, VO1HP, baru-baru ini membuat survei kecil pada maillist Topband Reflector mengenai merk/tipe transceiver yang disukai untuk digunakan pada gentlemen's band (160m), CW.


Walau bukan merupakan sebuah survei besar, namun, data yang dikumpulkannya ini dapat dipakai sebagai referensi mutakhir. 

K3 adalah yang paling banyak dipilih. Yang mengejutkan, merek/tipe baru dari Yaesu, Icom TIDAK tercatat pada daftar transceivers yang disukai.


Datanya sbb (jumlah pengguna txcvr, tipe/model):


14 - K3, dengan atau tanpa 2nd rx
3 - Orion I
2 - TS850
2 - TS590
1 - FT1000MP (vintage)
1 - FT2000
1 - FT1000D
1 - Omni VI
1 - Omni VII


Saya merasa beruntung masih memelihara YAESU FT1000MP (vintage) buatan 1997 yang dilengkapi dengan Inrad filters untuk CW. 160m di Cinere. Kondisinya masih baik walaupun sudah tergolong veteran.


Semoga bermanfaat.

01 Desember 2010

Bencana di Cinere. Tiang Spiderbeam Patah.

Cinere, Senin, 29 Nopember 2010. Sekitar pukul 1130 WIB, mendapat pesan singkat via telepon dari asisten di rumah bahwa baru saja terjadi hujan dan angin ribut di Cinere. Kondisi tersebut sangat singkat, hanya tujuh menit saja. Isinya: "Pak, tiang antena patah karena angin puting beliung yang kencang." Gambar 1. Tom, asisten rumah bergaya di teras lantai dua, di depan tiang patah


Pesan telepon diterima ketika saya dalam perjalanan di sekitar Pondok Indah Mal menuju kantor saya di kawasan Cirendeu, Tangerang. Di atas mobil tua, saya memang melihat awan gelap di selatan dan hujan gerimis di jalan raya.


Menyadari bahwa pada hari itu acara saya cukup padat, maka pertanyaan utama saya kepada sang asisten di rumah adalah "Apakah ada yang celaka?". Jawabannya: "tak ada". Saya juga bersyukur bahwa sistem matching pada feedpoint tetap utuh. Tali nilon dan tembaga, tidak ada yang putus


Setelah didirikan sejak Mei 2008, tiang fiber glass Spiderbeam, panjang 18m, gugur dalam tugas - setidaknya berhenti berfungsi untuk sementara waktu untuk menyangga kawat antena TX vertical loaded untuk 160m band. Selasa keesokan harinya saya sempat melihat sendiri kerusakannya (lihat gambar-gambar di bawah ini).                Gambar 2. Patahan terjadi di elemen ke-6, sekitar 7,5 meter dari bawah



            Gambar 3. Patahan terjadi bukan pada titik sambung melainkan pada badan elemen


Terus terang, saya sedih karena saya akan luput mencegat ZL8X di top band. Tapi, masih bersyukur karena cuma tiang antena yang patah tidak memakan korban jiwa. Bayangkan, korban bencana alam lain yang terjadi di Indonesia baru-baru ini. Banyak dari mereka yang kehilangan harta-benda dan bahkan nyawa.


Untuk sementara ini, saya akan berusaha untuk memperbaikinya dengan jalan membuat sambungan baru dengan bahan pipa PVC lokal yang bisa didapat di Cinere. Ini akan membuat instalasi tiang fiberglass yang teleskopis dan retactable menjadi tiang permanen.

28 November 2010

Topband 20 Nop 2010 (d/h monitor 160M)

Dalam maillist Orarinews, 28 Nop 2010, Dadang Darwis, YB2EUZ, menulis

Pagi ini 21.00 utc noise (s9) terdengar cukup kuat pada vertical antenna di semua band frequency1.814 KHz VQ9LA terdengar imut sedang cq test jam 22.15 UTC mengganti RX antenna dengan Dipole (40/80M) up 11m...ternyata noise cukup teredam dan terdengar D4C sedang cq kemudian scanning dari bawah keatas sampai 1.846 KHZ....beberapa station cukup jelas 448 - 559 terdengar YL0Y, YL2PN, DK7AN, OG4N, OH5A, OH3BH, LN8W

Untuk lokal seperti biasa 9M2AX dan YC1COZ tetapi YC2WWW dan YB1ALL belum terdengar lagi signalnya...?

WX Temanggung, temp 20,1 C, humidity 90

YB2EUZ si Dadang yang lagi meriang melaporkan condx 160M



2010/11/28 Jo, YC0LOW® menanggapinya:


Yth OM Dadang, dkk.


Terima kasih atas laporan pemantauan pada 160m. Saya menghentikan pemantauan serupa pada 20:00 UTC karena 'putus asa' setelah duduk selama lebih dari enam jam lamanya di depan TXCVR. Tentu saja disertai dengan harapan besar bisa mendengar dua stasiun dari Pasifik: ZL8 dan ZK2. Namun, hasilnya nihil.


Topband (160m) tidak berubah dalam memberi kekecewaan.


Sore harinya, saya sempat mendirikan satu tambahan antena RX tipe coax loop ala N6RK yang lama saya andalkan. Ketinggian sekitar 1m di atas tanah. Jaraknya sekitar 75 meter dari hamshack.


Jadi, semalam saya 'mendengar' dengan dua jenis antena yaitu K9AY dan coax loop. Tapi, hanya beberapa stasiun saja yang terdengar, beberapa jam setelah SR di lokasi mereka yaitu (hanya): VQ9LA dan HS0ZEE.


Perbedaan kemampuan penerimaan kedua jenis antena RX tsb adalah sangat drastis! Saya mengujinya dengan cara tes A/B. K9AY tidak dapat menerima apapun.


Semoga Anda cepat sembuh, OM Dadang.


Tnx es 73 de Jo, YC0LOW

25 November 2010

KH2/N2NL Kena Jaring pada Topband, 24 Nopember 2010

ZL8X terdengar pada 1826.5 kHz, QSX down 3, usai saya makan malam di rumah sekitar 1930 WIB. Pada antena penerima RX tipe K9AY sinyalnya sangat lemah (RST 339) sedangkan pada antena TX vertikal saya, penerimaannya makin buruk karena malam itu hujan ringan namun diselingi petir. Padahal, menurut DX Spot, pada topband ada pula stasiun ZK2 dari Niue Island


Saya putuskan untuk tidak ikut-ikutan memanggil karena dengar dia membalas kirim signal report dengan banyak stasiun dari Amrik. Alasan lain adalah, penerimaan saya sangat terbatas. Sebagai gantinya, saya melakukan CQDX di 1818.3.


Pada 1254Z, KH2/N2NL dari Guam (OC-026) menjawab panggilan saya. Saya mengirim RST 339 sedangkan Dave, operatornya, memberi RST 559. Menurut Dave, dia baru pertama menjalin QSO CW dua- arah pada topband (160m) dengan stasiun Indonesia. Saya meragukan hal tsb, tapi sempat menyatakan: "Glad to be a new one on TB" di DX Cluster.


Setelah saya periksa log, ternyata kami pernah bertemu di band-band 10m dan 15m saat sama-sama ikut kontes IARU 1999.Saya mengirim kartu kepadanya via manajer W2YC tapi tidak berbalas sampai saat saya menulis pesan ini.


Stasiun dari Guam yang pertama masuk ke log 160m, CW saya adalah KH2/K4KST op Gus. QSO terjadi pada 1998.


ZL8X? sampai saat Sun Rise di sana, sinyalnya tak terdengar lagi di Cinere

21 September 2010

Elevated Feedline untuk Antena RX

Dari: Orari-news@yahoogroups.com, 21 September 2010


Saya sedang dalam persiapan mendirikan antena 4-square array buatan Hi-Z Antenna, AS, untuk RX pada topband (160m) dan 80m. Izin untuk menggunakan lahan luas yang kosong dan terbuka lebar, setidaknya 2500 m2, telah diperoleh.


Cukuplah untuk footprint antena tsb tanpa adanya faktor penghalang di sekitarnya, seperti rumah dan/atau bahan konduktif (pagar besi, rumah dengan atap yang diberi lembaran alumunium foil, dll. Namun, lahan tsb terletak sekitar 450 meter dari hamshack saya. Pengelola hanya mengizinkan instalasi feedline secara elevated, tidak boleh dikubur di tanah!


Saya tidak punya pengalaman apapun dalam instalasi elevated feedline sepanjang itu, kecuali hanya sepanjang beberapa meter ketika coax harus menyeberangi jalan umum di depan rumah. 

Beberapa isu penting muncul dalam benak, seperti: tarikan feedline yang tidak lurus, ketinggiannya di atas tanah, daya/tegangan DC voltage yang akan berkurang di ujung jauh dari hamshack, isolasi feedline tsb untuk mengatasi common-mode noise dll yang akan mempengaruhi kinerja sistem antena RX tsb.


Mohon petunjuk, apakah ada yang punya pengalaman tsb dan bersedia membaginya dengan saya? Saya akan gunakan coax Belden tipe RG6-U dengan konektor F. Tnx es 73 de Jo, YC0LOW.

Laporan dari K7SO. New Mexico, AS

Senin, 20 September 2010, saya memanggil CQ di 1818.3 kHz. Berhasil kontak dengan OM Tono, YB2CPO (11:10Z) di Salatiga dengan sinyalnya yang kuat, mirip dengan sinyal dari OM Feri, YC1COZ dari Bogor.


Pada 12:39Z, Doc, K7SO, melaporkan dia mendengar sinyal saya pertama kali di musim ini dengan RST 229. Lokasi Doc adalah New Mexico, grid DM65XX (QRB 15.323 km, QTF 41°). Daya pancar saya cukup 100W.


Saya tidak dapat mendengar sinyalnya. Pasti antena RX dia yang hebat! Kami sudah bertukar kartu QSL karena pernah jumpa perdana pada 160m, CW pada Februari 2010.


Apakah ini janji musim? Kalau di negeri kita memang sedang musim janji...




2010/9/20 hendro s.joedho
OM Jo, yang pasti sebentar lagi Musim Haji, bukan musim janji. Siap2 motong hewan qurban.

Mau tanya juga nih, kalo misalnya kita menggunakan antenna terpisah utk RX; TX apakah ada hitungan jarak tertentu yang harus digunakan utk kedua antenna itu.

73 hen-yc0qr



2010/9/21 Jo, YC0LOW
Yth OM Hendro,
Menurut yang saya pahami, antena RX harus berada pada lokasi yang relatif aman/jauh dari sumber derau (noise) dari bahan-bahan induktif di sekitarnya. Pemisahannya lebih diutamakan bila kita menggunakan antena TX yang jenis vertikal untuk menghindari re-radiasi RF. Jarak teoritis yang di sarankan adalah minimal 1/4 panjang gelombang (lebih besar lebih baik) dari band yang digunakan. Bisa juga digunakan rangkaian relay untuk detuning antena TX tsb pada saat kita RX.


Pada spektrum MF, kehilangan (loss) sampai 1dB akibat panjang feederline tidak akan berpengaruh banyak pada mutu penerimaan apalagi, sistem RX dilengkapi dengan low-noise preamp.


Tnx es 73 de Jo, YC0LOW




2010/9/20 Partono Partokardi
Terima kasih OM Jo, untuk QSO yang ke dua di 160m. Yang pertama terjadi pada 29 Agustus 2010 (21:47Z) di 1825kHz.


Masih tetap dengan 100w dan antenna longwire, feedpoint 30cm dari ground sisi vertical 12m, sisi horisontal 36m dan counterpoise 4 lembar kawat (1,5m; 5m; 7m; dan 20m).


Antenna tersebut dapat bekerja dari 10 - 160 m dengan bantuan coupler/tuner, khusus di 160m baru beberapa station yang terdengar dari Salatiga dan berhasil QSO sedang di band lain cukup lumayan dapat QSO baik dengan station Oceania, Amerika, Asia, Afrika maupun Eropa.


Berkat dorongan semangat dari OM Jo, YC0LOW saya masih bertahan untuk memperoleh bukti dari janji-janji kondisi propagasi yang bakal membaik, sambil mencoba memperbaiki kinerja antenna untuk dapat lebih baik menerima signal yang imut-imut.


73 de Tono YB2CPO

10 September 2010

OH3XR Stasiun EU Pertama pada Topband di Musim Ini (8/9/10)

DU1IST terdengar memanggil DX sejak 20:00 UTC. Banyak stasiun JA yang berhasil menjalin QSO 2-arah dengannya. Transmisi sinyalnya selalu kuat pada topband (160m) namun penerimaannya kerap dicela karena banyak operator dari EU yang bisa copy dan 'naksir' dengannya.


Rupanya, sinyalnya terdengar bagus di Eropa. Alan, VK3PA juga tiada henti memanggilnya namun selalu gagal seperti saya. Saya perkirakan bahwa DU1IST tidak punya antena RX di Philipina, sebuah negeri yang juga banyak QRN-nya.


Marko, OH3XR akhirnya bertemu di udara dengan Alan. Saya ikuti pertukaran mereka dengan baik melalui antena rx K9AY. Saya yakin bahwa pagi ini (WIB) path propagasi 160m ke Eropa utara juga akan mengantarkan sinyal dari Cinere ke OH-land. Terdengar juga stasiun UA4.


QSO kami terjadi pada 20:21 z. OH3XR menjadi stasiun EU pertama pada topband di musim ini (September 2010). Ini adalah kali yang kedua kami jumpa pada 160m, CW. Daya pancar cukup 100 Watt saja. Cukup untuk jarak sekitar 10.000 km dari Cinere.

08 September 2010

Progres #2 Antena K9AY (8/9/2010) di YC0LOW

Walau hanya di saat-saat menjelang bedug Maghrib, dalam dua minggu terakhir ini, waktu saya disita oleh kegiatan pengamatan terhadap antena biksen rx K9AY.


Pengamatan terhadap sinyal radio siaran pada AM, menurut hemat saya, sudah cukup memberikan banyak bukti bahwa kinerja antena tsb sudah bekerja baik - walaupun belum bisa disebut sebagai sempurna. Namun, kinerja pada topband CW sangat buruk. Noise level sangat lemah sehingga diperlukan sebuah pre-amp rx.


Kendala yang ditemui adalah bahwa keluaran tingkat derau (noise level output) yang lebih kuat bila antena diarahkan ke utara. Berulang-ulang saya periksa rangkaian kotak relay dalam hubungannya dengan empat buah terminal untuk kawat loop. Resistor Termination sudah dicoba diganti nilainya.


Dalam sebuah kesempatan, saya juga sempat mengganti transformer 9:1 (terbuat dari ferrite Amidon BN73-202 tipe binocular) dan membuat empat counterpoise yang segaris dengan empat kawat alas antena.


Koneksi kutub kawat antena juga sudah saya gonta-ganti posisinya tetapi dominasi sinyal dari utara tidak kunjung berubah. Ini menunjukkan bahwa kesalahan bukanlah pada rangkaian melainkan ada pada faktor eksternal.


Saya mencurigai penyebabnya karena ada sebuah antena TV parabola di sisi utara antena yang hanya berjarak sekitar 5 meter dari ujung utara kawat loop. Belakangan, saya temukan bahwa atap rumah tetangga yang berdekatan dengan antena K9AY saya dilapisi dengan alumunium foil di bawah gentengnya.


Hingga tulisan ini dibuat, persoalan tsb belum ditemukan solusinya. Ini bisa menjadi sebuah eksperimen yang gagal.


Usai Idul Fitri 1413H, saya berencana untuk menjauhi pusat gangguan dengan mengubah antena tsb menjadi hanya satu kawat loop saja yang mengarah ke barat dan timur. Juga, akan memeriksa batang ground sebab, K9AY tergolong sebagai antena yang dipengaruhi oleh kondisi tanah (ground-dependant).


Batang ground yang saya gunakan sekarang terbuat dari besi untuk kerangka beton, bukan berbahan tembaga. Bisa jadi, koneksi pentanahannya tidak optimal karena korosi dll.


Please, stay tuned!

Lihat juga http://topbanddxdiindonesia.blogspot.com/2012/01/gbr.html

23 Agustus 2010

Progres #1 Antena K9AY (23/8/2010) di YC0LOW

Setelah mengamati dalam beberapa hari terakhir, Senin pagi ini (23/8), saya melakukan pemeriksaan dan beberapa penambahan pada sistem antena rx K9AY.


Pemeriksaan meliputi:


a. Penyetelan nilai R-termination dari 500 Ohm menjadi 390 Ohm. Sebuah nilai yang disarankan oleh penciptanya: Gary, K9AY, untuk memperoleh rasio ideal front-to-back (F/B) pada topband (160m). Lihat: hlm. 4, http://www.hard-core-dx.com/nordicdx/antenna/loop/k9ay/k9ay_orig.pdf


Pekerjaan bisa cepat dilakukan karena saya menggunakan potensio sebagai variable resistor (lihat gambar VR, dilingkari garis kuning, pada gambar Kotak Relay di bawah ini).





Penggunaan potensiometer hanya sementara sampai nilai tetapnya diperoleh melalui serangkaian uji-coba. Setelah itu, bila saya anggap perlu, akan digunakan fixed carbon resistor, 1 atau 2 Watt.


b. Memastikan koneksi tiap kawat loop di terminal pada Kotak Relay. Caranya:


1. Melepas koneksi kawat dari kutub-kutub di terminal antena loop untuk mengecek tidak adanya sinyal broadcast yang hinggap di outer-shield feederline RG-6U yang mengalir ke receiver pada hamshack.


2. Dengan Ohm meter, cek nilai impedansi pada kutub terminal NE yang dialiri tegangan 12V DC. Nilainya seharusnya 'nol' Ohm. Sedangkan nilai impedansi pada kutub lawannya, SW, akan berkisar 400 Ohm (tergantung pada nilai resistor yang digunakan untuk termination).


3. Langkah pemeriksaan yang sama harus dilakukan terhadap kutub NW dan SE. Nilai impedansinya harus sama sehingga antena rx ini benar-benar seimbang (balanced).


Setelah pemeriksaan, saya melakukan penambahan berupa:


a. 4 utas kawat tembaga, panjang masing-masing 7 meter, sebagai ground radials. Kawat tembaga ini diletakkan di tanah dan segaris lurus dengan kedua kawat alas antena.


b. Pemasangan tambahan 10 buah snap-on ferrite beads pada feederline di dekat feedpoint sehingga jumlahnya menjadi 17 buah. Konon, ini akan menghindarkan gejala common-mode noise sehingga perambatan sinyal dari antena ke receiver bisa bersih.


Bagaimana hasilnya?


Usai buka puasa, hari ini, saya memantau 1594 kHz, AM. Terdengar siaran RRI (tidak jelas dari kota mana). Arah antena ke Utara


Ternyata, pada frekwensi yang sama, ada stasiun radio siaran AM dari Kamboja (?) yang bahasa pengantarnya tidak dapat saya pahami. Arah antena ke Barat. Keduanya bisa terdengar baik dengan mengganti arah yang berbeda. Penerimaan tanpa ada sedikitpun splatter & intermodulation. Luar biasa!


Salah satu petunjuk bahwa kinerja antena tsb sudah memadai sebagai 'telinga' pada topband adalah adanya rasio F/B dan directivity pada AM broadcast band (MW) yang baik.



Semua uji-coba penerimaan ini dilakukan tanpa pre-amp RX baik yang eksternal maupun yang ada pada transceiver


Menurut Hal, N4GG, yang presentasi K9AY-nya saya jadikan acuan dalam proyek ini (lihat http://www.sedxc.org/), bila K9AY ditujukan untuk optimasi rx pada topband, maka rasio F/B pada band 80m dan 40m akan makin nihil.


Bila memang demikian, malam ini, saya boleh berlega hati. Eksperimentasi telah memberi hasil yang mulus setengah jalan. Sisanya masih harus dijalani di saat musim topband dimulai pada September 2010.


Kenapa juga enggak bikin antena ini dari duluuuuuu, ya...?

Lihat juga:

15 Agustus 2010

Antena RX Loop K9AY di Cinere (2010)

Gbr.1 (bawah). Loop K9AY di YC0LOW, Cinere (2010)


Sudah lama saya tertarik untuk mencoba double loop K9AY sebagai antena penerima (RX) pada top band (160m), tapi saya baru sempat merakit dan memasangnya pada Juli 2010.

Referensi dan petunjuk pembuatannya bisa dengan mudah didapat di internet dengan bantuan
Google Search.

Komponen elektronik yang dibutuhkan oleh sistem antena ini pun tersedia melimpah di Jakarta dengan harga yang relatif murah.

Pada Gbr.1 kawat loop membentang ke empat penjuru angin: utara (kiri), selatan (kanan) dan timur (jauh), barat (dekat). Kawat loop adalah kabel tipe NYA berinsulasi, diameter 2,0mm, Untuk kejelasan visualisasi, saya buat garis tipis. Semua tekukan kawat loop ditopang oleh empat pasak dari bambu.

Antena RX ini berada di lahan kosong, 50 meter dari antena TX jenis vertikal saya.


Gbr. 2 Kotak Kendali
Gbr.2 (kanan) adalah Kotak Kendali (control box) yang akan ditempatkan pada hamshack. Pada panel depan terdapat sakelar daya ON/OFF (sisi kanan) dan switch kendali arah (U-S, B-T pada sisi kiri), masing-masing dengan lampu LED sebagai indikator.

Pada panel atas, dibuat terminal 12 Volt DC yang akan mengendalikan relay di kotak transformer/relay pada feedpoint. Kabel daya V DC bisa berupa kabel telepon dan/atau kabel ethernet/LAN.

Gbr. 3, Kotak Relay


Gbr. 3 (atas) adalah Kotak Relay yang akan dipasang pada feedpoint antena RX. Sisi kanan kotak adalah tempat dua buah konektor (kabel daya V DC dan coax feedline) sedangkan sisi kirinya adalah tempat empat buah kutub untuk empat kawat antena RX.

Gbr. 4, Isi Kotak Relay

Bagaimana kinerjanya? Petunjuk awal berupa indikasi rasio Signal-to-Noise dan Front-to-Back dari siaran radio AM pada band MW telah membuktikan adanya pelemahan (attenuation) dan pengarahan (directivity) ke empat penjuru mata angin. Namun, detilnya akan saya tuliskan dalam judul terpisah.



Masih diperlukan pengamatan dan uji-coba dalam membuat sistem pentanahan (ground) agar kinerjanya optimal. 

 Lihat:  





http://topbanddxdiindonesia.blogspot.com/2011/11/kotak-kotaktransformer-dan-controller.html

dan



http://topbanddxdiindonesia.blogspot.com/2011/12/rasio-lilitan-kawat-pada-transformer.html

09 Mei 2010

Contesting on 160m from Indonesia

Contesting on 160m from Indonesia by Jo, YC0LOW (taken from CQ Contest Magazine, March 1999, p. 31-32)
 
Since 1997 I have always been in front of my radio listening 160 meters when the CQ WW Contest is on. When the band is open, then I make a lot of calls.

I am 45 years old, married and have two children (a 17-year-old boy and a 5-year-old girl). My formal education background is in Film and TV Studies. I graduated in England in 1980. Until 1993 I worked as a documentary filmmaker in Indonesia. Since 1994, however, I have been manager several FM radio stations in Jakarta. I am lucky, because all I do is radio (at work and at home, hi!).
No one in my house is a ham but me. I have been a ham since 1993. In January 1997, when I upgraded to Technician, I fell in love with Topband (160 meters). I have worked 69 countries and confirmed 57 on 160. Being in the equatorial zone, I must say it's very difficult to be an Indonesian Topbander due to the high noise all year! Based on info from Mike, VK6HD, there are only 15 YB/YC stations he has logged on 160 since 1984! This past August (1998) I participated in the YE1ZI special station as a 160 meter specialist. I am now in the process of taking a small survey about 160meter activities from YB/YC land.
Basically, my homemade antenna is a G5RV design. The length of the radiator wire is 88 meters (enameled, diameter 2.5 mm). The feed line is 100 feet of ladder-line (450 Ohm-type, made by RadioWorks). The antenna is connected to an FT-1000MP via the balance output of an MFJ 989-C tuner. In my shack there is also a linear amplifier - a Tokyo Hy-Power HL-2K that uses a pair of 3-500Z's. Usually, I use only 400 to 500 watts of power.
The antenna installation is far from perfect. The height of the feedpoint is 24 meters. One end is about 15 meters high and the other is only 7 meters. The apex angle is around 125 degrees. Sometimes I also call it "the inverted-Vee fed with ladder-line." Elevation of my QTH is 60 meters above sea level. The coordinates are S 6 degrees 20'/E 106 degrees 46' (measured with GPS Taiyo TGN-200). Locator: OI33JQ. Fig. 1 shows the antenna setup (note that the installation is not flattop as in the drawing).
Fig. 1
--------------------o--------------------- 44 m. length of wire at each end
|| 100ft, ladder-line, 450 Ohms
||
The 160 meter longest path ever made by me (with 'only' 300 watts) was on April 8, 1997 with Jack, VE1ZZ (2250Z). I gave him 569 and he gave 559. Also, another QSO happened almost a week later with Ron, PY1BVY, on April 13, 1997 (2257Z). I gave him 449 and he gave 589.



I finished my QSO for 160 Worked All Continents in April 1997. There were three SSB QSOs on 160 that I made in 1997 --i.e., VK6APZ (100 watts) and OH3ES and OH3TI (300 watts). During this season (1997-1998) I worked many US and VE (West Coast) stations on 160 only with 100 watts. NI6T was my first US station on Topband!

        Fig. 2
-----------------------------public street--------------------------------------
------------Post #1-------------------------------------Post #2--------------
        -----my QTH-----
        (X) Post #3 (feed point, 24m high, triangle with guy wires)
        ------------------
I've tried the shortened sloper from my 24 meter high tower. It works, but when using high power (300-500 watts) the MFJ gets hot quickly and it sometimes arcs. Also, due to the space limitations, the receiving direction (also transmitting?) favors VK/ZL rather than EU. Heat and arcing in the tuner, although a high power phenomenon, are happens when using a shortened (133 ft.) Carolina Windom 160 even though the horizontal wire radiator was hung flattop, 22 meters above ground (approximately). Now I have my full- size (256-ft.) Carolina Windom at hand, but I haven't had time to put it up yet.
With my existing antenna (dipole fed with ladder-line) I feel more comfortable. Maybe it's because I have no other experience with other antennas. I know it's not easy to put a decent signal out on 160meters. I believe there must be a better antenna for me, but I'll take my time. At least I've already kept the existing antenna for this season with only minor maintenance. The other antenna I have at hand is a KLM 160-V, but I can't find the space for its ground radials. If I put it up, maybe I'll use elevated radials.
My QTH lot is only 250 meter square. Fortunately, I can hang all the wire above the public street in front of my house. Of course, I have permission from my neighbors and/or the housing company. Fig. 2 is the sketch of my setup. When I experimented with a sloper, I used Post #2 to my house because it is taller than Post #1. Cinere (my QTH) is in a hilly and urban area. I am lucky because my QTH is on the highest terrain. The rest of the location tends to be lower to the west (Europe direction). I hope to see more friends on 160!
73 de Jo, YC0LOW
e-mail: yc0low@qsl.net