04 November 2013

Ringkasan Survai Top Band (160m) di Indonesia (s/d Desember 1999)

    Pada Juli 1998, saya melakukan survai kecil tentang top band DX (sejarah, apa dan siapa serta bagaimana kegiatannya) di Indonesia. 

    Pengumuman dan/atau kuesionernya saya kirim melalui beberapa mail-lists seperti: Topband Reflector, DX-List, YBNET-L dan lain-lain. Namun, disayangkan respons yang diperoleh sangat rendah. Mungkin penyebabnya adalah karena sedikitnya jumlah DX top bander YB/YC (banyak yang 'mainnya' HANYA di 2-Mangkok, sih... Jo.).

    Yang menggembirakan, saya mendapat respons dari Amerika Serikat, Australia dan Bulgaria, via e-mail. Untuk itu saya sampaikan terima kasih. 

    Selain pernah bermukim di Indonesia dan mengoperasikan stasiun pada top band DX, juga ada di antara mereka yang menerima kartu QSL 160m dari Indonesia. Catatan terlengkap saya peroleh dari Mike, VK6HD (sk), kemudian Bob, W7TSQ dan Val, LZ2CJ. 

    Beberapa teman di Amerika Serikat, bahkan, membantu saya untuk membongkar arsip packet cluster mereka sejak 1980! Mereka sependapat bahwa aktivasi band 160m di Indonesia masih tergolong rendah (lihat pesan-pesan e-mail di bawah)).
    Survai membuktikan:
  • Dari 13 kuesioner yang saya kirimkan ke operator YB/YC, saya hanya menerima balasan dari Anton, YB5QZ di Pekanbaru. Terima kasih.
  • Sejak 1981, hanya tercatat 19 stasiun YB yang pernah ada pada 160m DX
  • Hanya ada 7 operator Warga Negara Indonesia (s/d Des 98). 12 lainnya adalah WNA (11 Amerika, 1 Jerman: YB1AQS, Bandung).
  • Stasiun pertama yang dicatat oleh Mike, VK6HD, adalah: YB7AAU 28 JAN 1978
  • Stasiun WNI pertama yang tercatat adalah YB0JH op. Adrian (12 Juli 1986).
  • Sejak 1981, call area di Indonesia yang tak pernah tercatat muncul pada 160m adalah: 4 (Lampung, SumSel, Jambi).
  • Yuswirman, YD8QYM, di Manado menyatakan minatnya bekerja DX 160m kepada Bob, VE7BS, melalui korespondensi surat (1986). Tak ada kabar lanjutan.
  • Dari Buletin ORARI diperoleh keterangan bahwa mendiang Adrian, YB0JH adalah operator WNI pertama yang berhasil claim 100 DXCC Countries pada 160m.
  •  
  • Di luar hasil survai di atas, saya mencatat sejak 1997 cukup banyak stasiun YB/YC yang memiliki potensi untuk beroperasi di top band. Mereka telah mengudara dan tercatat di log saya. Saya percaya bahwa mereka bukanlah cloud warmers walaupun tidak semuanya top band DXer. Terima kasih kepada mereka yang telah memberikan saya kesenangan tersendiri dalam ber-QSO dan bertukar kartu QSL. Bersamaan dengan itu, saya berharap agar jumlah peminat band yang langka ini akan bertambah dan menyebar ke daerah lain di Indonesia.

    Keduapuluh lima stasiun itu adalah: YB0ARA/9 (Timika); YB0AI (PHO); YB0BAQ; YB0DO (PHO);YB0HD (PHO); YB0JAX; YB0RX (PHO);YB0UNC; YB0ZDC; YC0DJH; YC0FFC; YC0TOT; YE0AX; YB1AQS (Bandung); YB1JX (PHO, Bogor); YB2BRW (Semarang); YB2PBX (Solo); YB2UDH (Magelang); YB2UU (Semarang); YB5QZ, (Pekanbaru); YB8ZY (Pulau Tukang Besi); YC0BYT/1 (PHO,Cirebon); YE2B (PHO, Baturaden); YF1OO (Bogor); YE1ZI (Ujung Kulon).

    Bila masih ada data tambahan yang ada pada Anda, silakan dikirim kepada saya untuk pemuatan (update) di blog ini. Semoga survai ini bermanfaat bagi para peminat top band (160m) di Indonesia. Saya masih setia menunggu teman-teman lainnya, tiap hari, di 1828 kHz +/- Terima kasih.

    73 de Jo, YC0LOW, Desember 1999.
Pesan-pesan e-mail tentang Survai Top Band di Indonesia, 1998.

From: Michael Bazley, VK6HD bazley@fullcomp.com.au; Date: Sun, 26 Jul 1998 10:09:45 +0800
Hi Jo, I have not been QRV on topband as 10 weeks ago I moved to a new QTH. Hope to have the antennas up soon. From my computer records I have worked the following YB stations and perhaps this may be of use to you.
YB7AAU 28 JAN 78 YB7AAA 29 JAN 78 YB9ADE 19 SEPT 81 YB5AES 4 DEC 82
YB5ASO 9 NOV 83 YB0ARA 4 FEB 84 YB2ARH 10 FEB 84 YB0JH 12 JULY 86
YB0TK 31 JULY 86 YB8AX 24 SEPT 88 YE8IT 24 SEPT 88 YB8AX/0 26 NOV 88
YE0AX 25 NOV 89 YB6AVE 8 NOV 92 YB1AQS 13 JULY 96 YF1OO 17 JAN 97
YC0LOW 19 JAN 97 YB0ARA/9 6 DEC 97 73 es dx de Mike VK6HD
*****
From: W7TSQ@aol.com; Date: Sun, 26 Jul 1998 13:21:59 EDT
Well Jo, I did some little 160 work back in about 1987-90 using a quarter wave sloper from my 20 meter tower in Surabaya. Not very successful due to a noisy band I managed to work 9M2, VS6 and YB0. On one ocassion, I tried for VK8 and I was heard there 59 + but I could not even hear the VK8 - we checked on 75. Bob, W7TSQ (ex-YB3ASQ)
*****
From: "Valeri Stefanov" lz2cjvis@mbox.digsys.bg; Date: Sun, 26 Jul 1998 20:06:47 +0300
Dear Jo ,I am sorry for giving you a wrong info. The callsign of the station worked was YB5ASO and operator was John Sharpe. He now lives in Houston ,TX , USA. His former address was c/o AMOSEAS ( DELTA RUMBAI) ,Killney Rd. P.O.Box 237 ,Singapore 9123. QSL was received from W4BBP , equipment was an IC-720 A and PA - FL-2100.Ant - Colinear. John's USA call is W5AB. He has been also holding the call:YB5AES. Hope I have been helpful Jo.73's & DX. Wally LZ2CJ.
*****
From: "Anton Iriawan" ; Date: Wed, 22 Jul 1998 18:32:03 +0700
Hi OM Jo, Pada tahun 1982 s/d 1986 John Sharpe menggunakan YB5AES, Tahun 1986 s/d 1990 callsignnya diganti menjadi YB5ASO, jadi orangnya sama. home callnya kalau tdk salah W5AU, John kembali ke America pd tahun 1990 dan terakhir saya ketemu John di 40M CW QTH di San Fransisco, CA, namun terakhir saya dengar sdh pindah lagi, namun saya akan coba minta informasi kalau bisa dapat alamatnya.John ini Amatir maniak, sejak umur 20 tahun dia sdh jadi HAM, dan terakhir dia pindah umurnya sdh 61 tahun, dan hobbynya di CW saja dan DXCC 160m di Rumbai , Pekanbaru, sekitar 150 countries lebih. Just fer ur referenc. 73 de Anton YB5QZ
 *****
From: eldridge@direct.ca (Bob Eldridge); Date: Fri, 24 Jul 1998 11:35:36 -0700
 Jo, in 1986 Yuswirman YD8QYM was interested in 160. At that time he was in North Sulawesi. He would have some local information on activity around that time. Except for YB0ARA, there is a remarkable absence of Indonesia 'spots' before you became active. I don't know how long Lance (Low Band Monitor) keeps his 160 'spots' on file, but if he does keep them he could maybe do a quick search. I started checking through 1996 manually but gave up after not finding one! Good luck with your project. Bob VE7BS
*****
From: eldridge@direct.ca (Bob Eldridge); Date: Sat, 25 Jul 1998 05:37:10 -0700
 Jo: I had some correspondence with Yuswirman, and know about the YD8 regulations. I forgot to mention YB8AX. I have his card from 1988. John was QRV on Bunaken Island and often had a good signal with 100W. 73, Bob VE7BS
 *****
Date: Sat, 25 Jul 1998 05:49:29 -0700; From: lance
You and YB0ARA/9 have basically been the key players in the recent past. I do not recall hearing anyone from INDONESIA except you two fellows. My friend W0YG runs a Packet node and when we ran a search for YB and YC a few months ago YC0LOW and YB0ARA/9 were the only calls heard for five years on top band from Colorado. You are RARE in Colorado. If I come up with any additional call data I will contact you. 73, Lance, K0CS
 *****
Date: Mon, 27 Jul 1998 17:17:26 -0700; From: Dave Mueller n2nl@netpci.com
Jo , I'm sure you probably know him, but YB9ARA/0 was very active last winter on 160. Hope I'll see you this winter on 160! 73, Dave, N2NL/KH2
*****
Date: Tue, 28 Jul 1998 23:19:13 -0400; From: Art & Linda Hubert n2au@lightlink.com
Hi Jo: I checked QRZ-DX for 1994 and 1995 and DX=MB (German DX Bulletin) for 1994 and 1995, there was no listing for an active YB stations on topband. When I get a chance, will check other bulletins and old CQ magazines listing 160 meter DX contest. Looks like YB was very rare on 160 meters. Art, N2AU
*****
 





31 Agustus 2013

Antena-antena untuk DXpedisi Tim Orari pada LOW Bands

Banyak dari kegiatan DXpedisi di Indonesia sudah bekerja oke -dan berhasil baik- pada high bands moda SSB dan digital. Namun, kegiatan mereka, dengan sedikit pengecualian, tak banyak yang menghasilkan QSO pada 160m. Kenapa?

Belum pernah terbaca pada rilis dari tim DXpedisi dari YB-land adanya fokus pada band-band yang lebih rendah (LOW bands) - yang khusus pergi ke tujuan dengan membawa antena-antena untuk 160m, antena-antena RX, pre-amplifier  dll. Apakah mereka yang kurang sabar --karena tidak toleran dengan QSO-rate yang rendah -- dan siap berjam-jam menderita pendengarannya karena derau pada LOW bands? Atau karena modanya CW? Wallahu a'lam. 

Seperti pidato Martin Luther King Jr "I have a dream", saya juga punya sebuah mimpi, satu saat akan ada tim anggota Orari yang melayani sebanyak mungkin QSO DX pada band-band 160, 80 dan 40 - dalam urutan prioritas seperti tertulis di atas. 

Apa saja syarat-syarat praktis yang bisa dipakai untuk berhasil memenuhi khayalan itu?

1. Vertikal antena TX yang didirikan di laut, bukan di pantai yang dekat laut, karena:
  • a. Tidak ada ground-loss
  • b. Kinerjanya lebih baik dari pada antena Yagi terbaik
Sebagai gambaran, sebuah sinyal yang dipancarkan oleh antena Yagi dari kawasan OC (Oceania) ke benua Eropa (EU) perlukan 3 atau 5 lompatan (hops) propagasi. Apa itu propagasi atau hops? Silakan belajar lagi, lihat:
http://hfradio.org.uk/hfprop.pdf 
atau
http://www.arrl.org/files/file/Technology/tis/info/pdf/8312011.pdf

Bandingkan dengan kinerja dari antena jenis vertikal yang didirikan di atas air laut. Untuk menempuh jarak yang sama, diperlukan 'hanya' 2 atau 3 kali lompatan. Padahal, untuk sebuah lompatan kita akan kehilangan 15 - 20 dB 

Hindari resiko-resiko pada antena yang didirikan di atas air laut karena:
  1. Korosi akibat kadar garam yang tinggi
  2. Dampak de-tuning karena kondisi pasang-surut  

Klik http://topbanddxdiindonesia.blogspot.com/2013/08/catatan-tentang-antena-vertikal-multi.html

Sistem antena RX bagi tim DXpedisi Orari
  1. Antena penerima (RX) diperlukan untuk menghindari tembok sinyal JA. Ketika stasiun-stasiun dari Amerika utara dan Jepang memanggil Anda secara bersamaan, perbedaan sinyal mereka sekitar 20 - 40 dB! Begitu pula dengan sinyal dari benua Eropa (EU). Namun, ada beda sekitar 20° dalam hal sudut arah datangnya sinyal dari EU dan JA ke Oceania (OC). Jadi masih bisa 'dipisahkan' oleh antena RX yang diorientasikan secara khusus. Bagaimana bila transceiver untuk DXpedisi tidak memiliki input khusus untuk RX? Klik http://topbanddxdiindonesia.blogspot.com/2011/09/trm-1-switch-antena-txrx-terpisah.html  
  2. Pada umumnya, stasiun DXpedisi akan berada jauh dari keramaian kota, lokasinya tak dekat dengan peralatan elektis/elektronik, maka seringkali kondisi terisolasi itu justru membantu mutu penerimaan/RX
  3. Power supply, generator dan peralatan tambahan lainnya juga harus bersih dari derau
  4. Diperlukan rangkaian RF chokes
  5. LOW bands adalah night-time bands 
Agar tim DXpedisi bisa berhasil dalam membukukan sebanyak-banyaknya QSO pada LOW bands, perlu disusun strategi pengelolaan waktu yang memanfaatkan mekanisme propagasi greyline yang bisa dilakukan rutin harian, di waktu setempat/lokal, sebagai berikut:

  • 19:00 mulai pada 160m (NA/JA)
  • Propagasi biasanya lemah antara 12:00 - 15:00, bisa istirahat
  • 80/40m pada malam hari
  • Kembali ke 160m untuk EU sampai waktu 05:00 
  • Sampai kira-kira 17:00 kerja pada high bands.
  • 40m atau high bands sampai 19:00, di saat QSY ke 160m
Lihat statistik QSO YB8Y selama enam hari (Maret 2012), di bawah. Polanya operasionalnya mirip dengan uraian mekanisme waktu di atas.

Selengkapnya, klik
http://topbanddxdiindonesia.blogspot.com/2012/03/statistik-umum-perolehan-qso-yb8y.html


* disusun dari berbagai sumber di internet

28 Agustus 2013

Catatan tentang Antena Vertikal Multi-band dari George AA7JV

Di rumah dan di semua kegiatan DXpedisi, saya gunakan Spiderbeam Pole tiang vertikal setinggi 18 meter untuk TX pada 80m dan 160m (juga pada band-band lainnya). Ada  pilihan-pilihan jenis antena yang lumayan bervariasi. Kebanyakan, bergantung pada berapa keras upaya yang mau ditempuh untuk membuatnya dan berapa banyak efisiensi yang hendak didapat dari sistem antena tsb


VERTIKAL

Desain yang paling sederhana adalah menggunakan kumparan (coil) yang low-loss  (sekitar 60 uH) di titik tengah kawat antena untuk meresonansi antena TX pada 1,9 MHz. Gunakan kawat tembaga yang berinsulasi,  diameter 1,6 mm, untuk radiator antena. Tekuk 30cm di ujung atasnya untuk menciptakan diameter loop (1 feet) yang akan berfungsi untuk kurangi tegangan (voltage) pada ujung kawat tsb dan untuk tambahkan efek top-loading.  Tambahkan induktor senilai sekitar 8 uH di bagian bawah antena - antara dasar (base) antena dan koneksi GND. Anda akan temukan titik ‘tap’ 50 Ohm pada induktor di sekitar tengah-tengahnya. Untuk  induktor tsb, gunakan ¼ inci pipa tembaga (atau pipa AC mobil) atau kawat/pipa tembaga berdiameter besar. Untuk band 80m gunakan relay untuk switch L-matching network yang sesuai.


INVERTED-L

Pilihan alternatif adalah desain konfigurasi jenis  inverted-L. Pilih kawat tembaga enamelled yang tipis (kira-kira diameter 0,5mm) untuk bagian horisontal kawat antena transmisi ini agar berat beban pada tiang vertikal SpiderPole - yang sangat luwes - berkurang. Mungkin, Anda  akan peroleh nilai SWR yang baik dengan menghubungkan langsung coax 50 Ohm ke feed-point tapi  itu merupakan indikasi bahwa sistem ground-nya berimpedansi tinggi dan itu mengakibatkan kerugian (=loss)  yang besar.


Cara lain adalah gunakan L-network untuk menyesuaikan kabel  coax ke feedpoint.


Yang musti diingat adalah: sebuah antena tipe  inverted-L yang resonan pada band 160m akan punya feedpoint reaktif yang amat tinggi pada 80m dan juga akan punya sudut pancaran radiasi yang tinggi. Anda boleh gunakan kawat horisontal yang pendek (sekitar 8 meter) dan dua buah rangkaian penyesuai impedansi yang bisa diubah (switchable): satu untuk band 80m dan yang lainnya untuk band 160m.


Pertimbangan lainnya: jangan gunakan dua seksi/bagian paling atas dari tiang Spider Pole untuk memberikan kekuatan yang lebih sehingga tiang itu akan kuat menopang beban tarikan kawat antena ke arah samping (side-load). Kawat horisontal sebaiknya dibuat lebih panjang namun perubahan agar membuat tiang penopang menjadi lebih kuat secara mekanis, lebih layak dipertimbangkan walau efisiensi antena akan berkurang.


Untuk detil  dan deskripsi antenna TX yang bisa mencakup semua band seperti yang digunakan oleh VK9GMW, silakan lihat http://vk9gmw.com/documents/VK9GMW_ANTENNA.pdf  
Antena tsb bekerja baik karena ada air laut di bawahnya, namun dengan jumlah radials yang cukup, Anda akan dapatkan kinerja yang juga baik di atas tanah.


Untuk instalasi permanen, saya sarankan Anda untuk mengecat tiang antena bila sudah baik kerjanya. Gunakan cat dari urethane yang luwes. Itu akan membuat antena Anda lima kali lebih tahan cuaca. Buatlah setidaknya 3 buah tali skur pada tengah-tengah tiang penopang antena. Silakan lihat gambarnya pada halaman saya di QRZ.com. – George AA7JV


Klik juga
http://topbanddxdiindonesia.blogspot.com/2009/03/vk9gmw-mellish-reef-tabah-sampai-akhir.html

22 Agustus 2013

Saran Pembelian Modul-modul Transceiver Elecraft K3

Transceiver Elecraft K3 bisa dipesan dengan optional module(s) yang sesuai dengan yang Anda kehendaki (lihat http://www.elecraft.com/).

Harga satu unit K3/100 bisa meningkat dari harga unit dasar US$ 2.200 menjadi tidak terhingga - bila Anda mau keluar uang sebanyak-banyaknya. Tapi, itu bisa jadi sesuatu yang mubazir.  Apalagi, biaya tersebut masih belum termasuk ongkos kirim dan pajak-pajak masuk/impor ke tanah air. Juga, pada saat menulis ini, kurs 1 dollar AS = Rp 11.282.-

High Performance Elecraft K3

Pada Juli 2012, saya menerima usul pembelian modul-modul K3 dari seorang teman amatir radio di Amerika Serikat seperti di bawah ini (tulisan merah). Karena anggaran saya amat terbatas, maka saya coba untuk menyaring saran-sarannya dengan membuat catatan pribadi (tulisan biru, setelah tanda panah) yang akhirnya menjadi dasar keputusan pembelian saya:

K3/100 (kit) -> OK
 
KRX3 (kit)-> OK  

KTCX03-1 TCXO-> buat apa?
 
KBPF3-> Apakah akan SWL-ing (di luar spektrum)? 

KUSB-> OK (lihat catatan #4, di bawah)
 
KFL3A-500-> 500 Hz terlalu lebar utk CW.  Saran: KFL3A-400 atau KFL3A-200 (pilih salah satu). Atau, KFL3A-2.1K  (untuk optimum SSB, dan gunakanlah WIDTH control untuk CW)

KFL3A-6K (ESSB) -> Apakah mau main dengan moda AM?  

KFL3A-2.8_2.7sw-> Standard/default basic K3 adalah 2.7 kHz 

KFLMATCH-> kalau beli ini, pilih filters Anda yang 5-pole (kaki)

Txcvr Elecraft K3 dan Acom 1000 di hamshack YC0LOW (Agustus 2012)
Saya coba merangkum saran-saran tsb menjadi catatan seperti di bawah ini. Maaf, saya cuma pakai transceiver K3 untuk band 160m, CW. Sejak 'kehilangan mikrofon',  saya juga kehilangan selera untuk mode dan band lain. Hampir 99% saya menjadi CW-man. Pasti preferensi Anda berbeda dengan saya 

1. Belilah versi kit karena bisa hemat sebesar:          
         *K3/100 - $250  
    *KRX3 - $60
          Jumlah penghematan: US$ 310


      2. Tak perlu beli filters 400 Hz dan 250 Hz karena kurva bandwith-nya adalah 435 Hz vs 370 Hz (lihat link, bawah). Karakternya tidak banyak beda. Saya pilih 400 Hz karena terbiasa dengan nilai filter sebesar itu pada Icom IC-746Pro yang saya gunakan sejak 2006 pada top band, CW.  
http://www.elecraft.com/K3/K3_8_pole_plots.htm


       3. Untuk KRX3 harus beli filter yang identik sehingga bisa melakukan penerimaan sinyal secara stereo. Ini adalah fitur unggulan Elecraft K3.


       4. Saya tidak beli KUSB karena punya kabel RS-323 dengan FTDI chipset dari www.usbnow.uk. Lagi pula, produk KUSB adalah merk Sabrent SBT-USC6K seharga US$7.50 dari sumber lain 
    
    Dari butir #1 dan #4, bisa dihemat $340. Dana tsb bisa dipakai untuk beli asesories lain.

    5. Saya tidak beli ATU sepanjang antena TX baik kondisi SWR-nya. Saya gunakan linear amplifier Acom 1000 yang punya fitur True Resistance Indicator (TRI) pada plate load-nya

    6. VFO A/B nya cukup adekuat utk operasi split, CW. Namun bila Anda bermaksud memakai fitur diversity rx, maka modul 2nd RX harus dibeli. 

     7.  Saya senang gunakan diversity rx pada K3. Hasil penerimaan sinyal menjadi stereo karena dua receiver yang identik bila dilengkapi dengan opsi KRX3. Misal, antena Beverage utk Main RX dan antena 4-square pada Sub RX.  Amat berguna utk copy sinyal lemah dari arah yang sama, atau pada saat kontes - Anda bisa copy sinyal dari dua jenis antena dan dua arah yang berbeda (audio output dikirim ke speaker headphone kiri dan kanan/L-R) secara simultan. Berdasarkan bunyi -mana yang terdengar lebih jelas - pada speaker, dengan cepat Anda bisa mengidentifikasi sinyal yang berasal dari arah VK atau yang dari arah VQ9.

    8. Saya tidak beli filter SSB. Namun, saran saya, belilah filter 1,8k bila Anda penyuka kontes/moda SSB. Width control pada K3 sudah bisa mereduksi SSB RX audio dgn baik. Filters lainnya, menurut saya, tidak perlu.

    9. Mikrofon Kenwood MC-60 bisa dicolok langsung. K3 punya fitur TX EQ untuk atur respon frekuensinya.

   10.  Saran, belilah KXV3A (rx ant module).  Penting untuk 160m, CW.

   11. Saran saya: "keep it simple".  Opsi-opsi untuk fitur yang terlalu banyak akan membuat banyak muatan pada kotak K3 yang kecil menjadi penuh. Itu bisa membuat “bola liar” 

    Lagi, preferensi Anda pasti tidak sama dengan saya. Semoga bermanfaat.
    
    Lihat juga 
    http://topbanddxdiindonesia.blogspot.com/2011/03/transceiver-baru-di-cinere-maret-2011.html

09 Agustus 2013

Tambahan Informasi untuk Operasi YB9Y pada Top Band (160m)

Informasi berikut ini adalah tambahan dari saya untuk tulisan terdahulu, lihat http://topbanddxdiindonesia.blogspot.com/2013/08/konsep-dasar-tentang-antena-antena-tx.html.

Karakter top band (160m) yang kondisi propagasinya sulit dirumuskan membuat band ini tidak populer di kalangan amatir radio di muka bumi. Bahkan, Lance Johnson (alias Steve P Gesewicz, K0CS) editor dan penerbit LOW Band Monitor (http://www.lowbandmonitor.com/) sebuah jurnal berita berkala tentang low bands (40m, 80m dan 160m) yang terbit di Colorado, Amerika Serikat menyatakan bahwa jumlah astronot yang sudah pernah mendarat di bulan, ternyata lebih banyak dari pada DXer pada top band!

Karena kondisi kesehatan yang belum pulih, saya tidak bisa ikut dalam tim DXpedisi YB9Y di Kepulauan Mapia, Papua Barat (2013), saya hanya bisa menulis saran dengan sandaran kriteria umum dan mekanisme propagasi yang lazim terjadi pada band itu.

Gbr. 1. Wisnu YB0AZ, Jo, YC0LOW, Dervin PD9DX dan Heri YB1KAR  (kiri - kanan) di PIM, Jakarta, Oktober 2013

Beruntung ada internet! Selain mengamati hasil tim survei pendahuluan pada Mei 2013, saya juga lebih mudah memperoleh referensi berupa catatan-catatan dari tim-tim lain yang pernah ber-DXpedisi di Palau, sebuah republik kecil di samudera Pasifik yang berdekatan dengan pulau Brasi di Mapia. Menurut situs web YB9Y, lokasinya kelak hanya berjarak sekitar 627 kilo meter dari Palau - atau Belau, ini sedikit lebih jauh dari pada jarak antara Jakarta ke Magelang, Jawa Tengah.

Setidaknya ada tiga stasiun DXpedisi ke T88 (sekarang T8) yang patut dicatat dalam kaitannya dengan operasi pada top band (160m), yaitu T88II (1998), T88AA (2009) dan T8CW (2011).

T88II bukanlah stasiun DXpedisi yang khusus bekerja hanya pada top band. Dioperasikan oleh David Schmocker KJ9I, DXer dari Wisconsin AS (Desember 1998). Antena transmisinya adalah full-sized dipole yang terbentang menjadi inverted-V  pada ketinggian 35 meter di atap Hotel Koror.  Daya pancar 1.5 kW!

Ringkasan hasilnya: 13,500 QSO pada semua modes/bands dengan 455 QSO pada 160m CW (hanya sedikit yang duplikasi). Stasiun ini tidak memancar dari lokasi yang terpencil melainkan dari area hotel. Menurut David, walau dia memancar setiap hari di saat senja hingga sun rise di Palau, kondisi propagasi umumnya 'spotty' (tidak merata ke segala arah -Jo). Namun, T88II berhasil menjaring WA4TT di Georgia dan W4ZV di North Carolina pada waktu sun rise terjadi di dua stasiun di pantai timur AS tsb. Ini adalah long haul DX dari Palau!

Waktu terbaik untuk Eropa adalah beberapa jam sebelum sun rise di Palau. "Kondisi ke JA selalu bagus", demikian laporan David Schmocker KJ9I / T88II pada Topband Reflector.

Di bawah ini adalah 25 buah spot dari stasiun-stasiun DX yang melaporkan T88II (1998) pada top band. Dengan dasar data ini, maka saya harap tim YB9Y bisa mengelola waktu-waktu terbaiknya untuk melayani stasiun-stasiun peminat (perhatikan penetrasi sinyalnya ke VE1ZZ).
 
(Spotter, QRG, T88II, Keterangan, UTC, Tanggal-Bulan, Diambil dari DX Summit) 
JA2KSP          1827.2 T88II        up 7                               2104 17 Dec 
G3SED           1827.3 T88II        Loud now ! up 7            2103 17 Dec  
JH3CYZ          1827.4 T88II        up 7                               2050 17 Dec 
JE2EHP          1827.4 T88II        UP7                              1127 17 Dec 
G3SED           1827.3 T88II        qsx 1834                       2048 16 Dec 
JA2KSP          1827.1 T88II        cq up 7                          2023 16 Dec 
JA3CSZ          1827.0 T88II        CQ UP-7                       1229 16 Dec 
JA0DAI          1827.4 T88II        cq..up7                           2116 15 Dec  
JH2FXK          1827.3 T88II                                             2110 15 Dec  
G3SED           1827.4 T88II        just wkd 1834.4            2002 15 Dec  
JA1JRK          1827.4 T88II        cq up7                           1948 15 Dec  
VE1ZZ           1827.0 T88II        up 7 449 qsb at sun rise1138 15 Dec  
JH2FXK         1827.3 T88II        up 7                               1119 15 Dec  
DJ7MI           1827.2 T88II                                                2036 14 Dec  
JE6IBJ-@        1827.2 T88II        up7                               1959 14 Dec  
JA2KSP          1827.1 T88II        CQ up 7                        1427 14 Dec  
JM1PJJ          1827.1 T88II        UP 07                            1403 14 Dec  
JF1OVM          1827.2 T88II        UP8                              1401 14 Dec 

JH2FXK          1827.3 T88II        up 7                                1113 14 Dec 
JE1PNX          1827.4 T88II        CQ CQ UP 7.                1157 13 Dec 
JA1JRK          1826.9 T88II        cq up 7                            2036 11 Dec  
JA0BNX          1827.3 T88II        08                                   1156 11 Dec  
ON4MA           1827.5 T88II        up 7                               2030 10 Dec  
VE1ZZ           1827.0 T88II        no cpy just 4x4nj clg t88. 1930 10 Dec 
DJ8QP           1827.5 T88II        up7 nice sigs                    1919 10 Dec  


  
Antena jenis dipole juga digunakan untuk transmisi pada top band oleh T88AA op. Jun JJ1BMB di 2009. Aktivitas top band di Palau ini disambut baik oleh Bernie, W3UR, editor The Daily DX, karena menurut dia sejak 1988 tidak ada upaya yang serius untuk menjaring stasiun-stasiun dari pantai timur AS. Dia menyarankan supaya Jun memberi peluang kepada dia dan kawan-kawan di antara pukul 08:40 dan 12:00Z.

Pada akhir Desember 2011, ada stasiun T8CW op. Ryosei JH0IXE. Namun, hanya sedikit data tentang aktivitas stasiun ini pada top band kecuali kabar bahwa dia mengalami blackout karena listrik padam di Palau.

Gbr. 2. Jo, YC0LOW dan Dervin PD9DX di PIM, Jakarta 2013

Saya menyarankan YB9Y untuk memilih 1827 kHz sebagai frekuensi kerjanya. Frekuensi ini 'clear' bahkan sampai W/VE.  Operator-operator di Amerika, Kanada, Eropa dan Asia/Oceania  bisa mudah menala txcvr- nya walaupun YB9Y QSX-up 7 hingga 1834 kHz. 

Perhatian khusus diberikan kepada stasiun-stasiun dari JA yang batas frekuensi tertinggi bagi mereka adalah: 1825 kHz. Bila YB9Y ingin melayani JA, maka operatornya bisa QSX-down 2 di 1825 kHz atau lebih ke bawah. Dengan taktik dan strategi seperti ini, maka pile-up bisa lebih menyebar dan resiko cross-interference dapat diperkecil. 

Di bagian yang lebih awal telah saya tulis analogi tentang jumlah astronot dan top band DXer. Apa betul demikian? 

Saya kutip pendapat Thor, TF4M tentang band ini: 160 meters is a serious band, it should be treated with respect; Terjemahan bebasnya: 160 meter adalah band serius, sebaiknya itu [band ini] diperlakukan dengan respek/penghargaan.  

Kalau Anda setuju, klik: http://topbanddxdiindonesia.blogspot.com/2011/12/korespondensi-dengan-thor-tf4m.html

03 Agustus 2013

Konsep Dasar tentang Antena-antena (TX & RX) pada LOW Bands untuk YB9Y


Pulau Bras (juga disebut: Brasi), terletak sekitar 300 kilo meter di utara Manokwari, Papua Barat dengan koordinat 0.75N - 1.00N  /  134.17E - 134.42E. Lokasinya di utara gugusan kepulauan Mapia berbatasan dengan wilayah Republik Belau aka Palau (T8) di Samudera Pasifik. 
Situs web resmi http://yb9y.com/

Pulau ini belum pernah diaktifkan oleh amatir radio manapun! Nomor referensi IOTA-nya: OC-276.
  
Walau Bras ada di atas garis katulistiwa, secara teoretis, letak pulau berpenduduk itu masih tidak jauh dari kawasan ekuator sehingga tim YB9Y belum boleh berharap untuk bisa terhindar dari  derau (noise) atau thunderstorms (static crashes) pada top band (160m). Lihat: titik lokasi OC-276 pada peta azimuth di bawah ini.

Saya coba membuat saran-saran operasional dan konsep teknik dasar tentang antenna-antena untuk YB9Y dan/atau tim lain.  Antena yang dimaksud adalah untuk transmisi (TX) dan untuk penerimaan (RX). 

Semua berdasarkan pengalaman pribadi (hanya) pada band-band 40m, 80m dan 160m. Antena-antena untuk band lainnya tidak diuraikan karena pengalaman saya pada high bands amat sedikit. Semoga bermanfaat!

1. Antena untuk TX  

Hingga saat menulis ini,  saya dan beberapa teman dari Orari Lokal Bekasi, Jawa Barat, yang menjadi anggota tim YB9Y, sering menggunakan antena full-sized dipole untuk operasi high power (legal limit) pada bands 80m dan 160m, terutama pada saat kontes-kontes akbar internasional dari Radioland di Gunung Malang, Subang, Jawa Barat (grid loc OI33tb).  Sementara di QTH Cinere (grid loc OI33jp), saya lebih mengandalkan antena TX jenis vertikal untuk top band.

Secara empiris, kami tak punya keluhan terhadap kinerja dipole karena di Radioland, elevasi feedpoint-nya mencapai tinggi 45 meter DPT dan bentangan kawatnya berbentuk flat-top karena ada dua menara kokoh sebagai penunjang.

Antena kawat jenis full-sized dipole untuk transmisi (TX) pada 160m juga pernah dicoba oleh YB8Y di pulau Ohoiew OC-221 (2012), dan YE0M di pulau Kaliage Besar OC-177 (2012) dengan hasil yang baik pada low bands. Lihat statistik perolehan kedua stasiun pada Club Log (klik gambar untuk memperbesar, bawah).  

 Jumlah QSO pada tiga LOW bands di statistik di atas, diperoleh dengan antena dipole dan didominasi oleh moda CW. 

Lihat juga  http://topbanddxdiindonesia.blogspot.com/2013/08/tambahan-saran-saran-untuk-operasi-yb9y.html

Inilah bukti bahwa sebuah antena TX - dalam hal ini sebuah dipole - yang pembuatannya memenuhi syarat-syarat desain dan teknis, apalagi bila digunakan di dekat pantai/air laut, akan berhasil memuaskan – walaupun ketinggian feedpoint-nya relatif rendah. 

1a. Mengingat bahwa YB9Y akan dioperasikan dari provinsi Papua, dan juga merupakan aktivasi perdana IOTA (OC-276), maka saya sarankan kepada timnya agar mencoba antena TX jenis vertikal untuk band 160m. Tujuannya tetap: memberi peluang sebesar-besarnya kepada tiap stasiun (DXer, IOTA chasers, QRP-er dll) untuk ber-QSO dengan stasiun langka dari Indonesia. 

Di Indonesia, popularitas antena vertikal untuk TX pada LOW band DXing sangatlah rendah. "Tak kenal maka tak sayang," kata pepatah. Terlalu sedikit yang kita ketahui tentangnya. Pemahaman hanya terbatas pada kesimpulan “tidak punya gain” atau “penerimaannya yang jauh lebih buruk ketimbang dipole”. 

Namun, bila dipertimbangkan beberapa hal yang ditulis di atas, utamanya keuntungan berlokasi di pinggir pulau di kawasan dekat laut Pasifik, maka antena TX vertikal patut dicoba oleh tim YB9Y. Antena vertikal akan memberikan take-off angle yang rendah untuk long-haul DX - terutama pada band 160m. 
Dengan begitu, bertambahlah pengalaman baru untuk lebih mengenal karakter antena TX. 

1b. Sebagai referensi, jarak QTH saya di Cinere (grid loc: OI33jp) ke Bras, PJ70dv, adalah 3.160 km. Tampaknya, peluang bagi YB9Y di Bras untuk ber-QSO dengan top banders (W/VE) di benua Amerika Utara di pantai barat dan pantai timur dan di JA-land, akan paling terbuka lebar karena jarak yang lebih dekat ke Amerika Serikat dan Kanada bila dibandingkan dengan lokasi YC0LOW di Cinere dan/atau YC0LOW/1 di Radioland, Subang, Jawa Barat, atau bila dibandingkan oleh stasiun YB/YC manapun yang beroperasi pada topband dari Jawa

Pemilihan masa operasi YB9Y pada Oktober 2013 adalah tepat karena musim low band sudah dimulai. Semua penggilanya sudah siap bertempur sejak September. 

Di musim gugur tsb, perambatan sinyal secara long path dari YB-land ke pantai timur Amerika dan Kanada adalah proses alamiah yang terpanjang yang mungkin terjadi karena bertambahnya waktu gelap (common darkness). Selain kondisi propagasi, greyline dan musim, masih diperlukan banyak faktor lain untuk mewujudkannya. Bagi saya kesempatan ini amat sexy dan menantang! 

Bagaimana peluang bagi stasiun-stasiun dari kawasan Amerika Selatan (SA)? 

Setelah mengulas pemilihan musim dan lokasi pengoperasian, kampanye YB9Y yang lebih dini dan lebih gencar di internet   membuat saya yakin bahwa akan terjadi lebih banyak top band QSO dengan mereka - setidaknya dengan stasiun-stasiun dari PY-land yang populasinya lebih banyak bermukim di kawasan pantai timur Brasil.

Operator top band pada YB9Y harus seorang yang jeli dan berwatak tenang. Dia fokus dalam tugas mencetak sejarah. Pemahamannya tentang mekanisme propagasi dan waktu sun-rise dan sun-set di Bras dengan kawasan sasaran dari YB9Y akan berpotensi besar untuk merealisasikan peluang langka seperti ini pada LOW bands. Sesekali, dia harus cek kondisi band pada 80m juga.

Saya berharap akan terjadi lagi fenomena sun-rise enhancement seperti qso CW pada 160 m saya dengan Ron, PY1BVY (1997). Saat itu, saya  menggunakan antena TX full-sized dipole di Cinere. Cerita lengkap ada pada http://topbanddxdiindonesia.blogspot.com/2010/05/contesting-on-160m-from-indonesia.html

Untuk itu, jangan buru-buru tutup warung pada top band bila waktu sun-rise sudah lewat di Bras. Cobalah dari sekarang membuat peta propagasi greyline dari Bras ke beberapa lokasi di planet ini. 

1c. Dari Bras, qso 2-arah antara YB9Y dengan stasiun-stasiun di Eropa – terutama di kawasan bagian barat- bukanlah mudah  

Kawasan Pasifik adalah dead-spot (titik mati) bagi operator-operator di EU, jaraknya yang jauh membuat sulit tapi sekaligus most wanted. Dugaan saya, sinyal YB9Y akan baik ke sana namun justru di kawasan EU akan terjadi anarki karena operator saling berebut. YB9Y akan sangat diminati oleh DXer pemburu negara DXCC dan -sekaligus- IOTA baru. Pasti ramai! 

 
Tim YB9Y di PIM, Jakarta, Oktober 2013


Tim YB9Y di Cengkareng, Banten, 20 Oktober 2013
Operator 160m  pada YB9Y dipastikan akan terjebak di tengah 'EU-zoo', sebuah istilah yang menggambarkan kondisi yang tak terkendali dalam heavy pile-up. Karenanya, beberapa jenis antena penerima, misal: coax-loop atau DHDL, sebaiknya juga disiapkan agar bisa atasi kondisi penerimaan (RX) yang sulit.

Selain antena RX sebagai tambahan perangkat keras (hardware), untuk mengatasi potensi 'kegilaan' seperti itu, YB9Y bisa menggunakan brainware. 

Operator 160m di YB9Y harus berwibawa dan taat asas untuk memanggil kawasan tertentu secara spesifik dengan mengirim tanda 'EU', 'JA' atau -bahkan- 'SA' dalam panggilannya (misal: CQ CQ EU EU DE YB9Y K. Bila kondisi propagasi tidak baik ke EU melainkan kinclong ke JA, maka operator YB9Y bisa beralih, memanggil dan melayani stasiun JA. Lid atau alligator harus dihukum secara tegas! Dalam pile-up yang tebal, jangan melayani panggilan bergaya tail ending karena kita bisa rempong sendiri...

Operasi QSX UP-2 atau bahkan free-split adalah baik untuk mencairkan kentalnya antrian stasiun yang chaos. Pokoknya, jaga ritme dan kendali QSO harus ada di operator YB9Y - bukan lainnya!   

2. Antena untuk RX: 
Apa tujuan penggunaannya? Secara garis besar, antara lain:

Dapatkan signal-to-ratio (S/N) terbaik.

Antena yang memiliki sudut penerimaan (RX) yang sempit pada main-lobe-nya ke arah yang diinginkan akan mengeliminasi derau alam berupa static  yang tidak diinginkan (unwanted noise). Antena RX seperti itu, pada gilirannya, akan memperbaiki S/N ratio terutama pada LOW bands (40m, 80m dan 160m)

Reduksi QRM (man-made noise)

Antisipasinya adalah heavy pile-up pada LOW bands. Karena geografi lokasinya maka –setidaknya- perlu 2 (dua) buah antena RX yang diarahkan ke:

a. Timur Laut= 40° ( ke arah Amerika Utara-W/VE)
b. Barat Laut= 310° (ke arah Eropa Barat)

Dari besaran derajat sudutnya, sudah  terbayang  arah yang dituju.

Diasumsikan penerimaan YB9Y ke arah Jepang akan baik karena lokasinya relatif dekat dan terbuka. Dalam pile-up, disiplin para operator dari JA selalu mengagumkan saya.

Dapat pula dicoba antenna RX loop ala N6RK yang diarahkan khusus ke JA. Antena ini akan menjadi 'senjata' yang ampuh untuk menjaring stasiun-stasiun dari negeri matahari terbit itu - tanpa terganggu dengan sinyal-sinyal penelisik yang berasal dari "kebun binatang" di EU

Untuk moda phone/SSB, saya berharap  operator–operator YB9Y pada 160m, 80m dan 75m (SSB) dapat menggunakan antena RX yang khusus. 

Kami tidak menyarankan pemakaian antena RX yang khusus untuk 40m karena pada band tsb tingkat derau/static yang lebih rendah,  level sinyal yang lebih kuat (dari pada 80/75m, 160m). Ingat: bagi seorang top band DXer, band 40m adalah seperti band 15m-nya hi-band DXer. Amat mudah.

Optimalisasi/maksimalisasi Konstruksi dan SDM

Membaca bahwa masa operasi YB9Y amat singkat (20-28 Oktober 2013) yaitu hanya mengudara selama delapan hari  (lihat jadwalnya di http://yb9y.com/) maka ini bisa menjadi kendala tersendiri. Diperlukan optimalisasi dan maksimalisasi.

Untuk menghindari intereferensi silang, disarankan agar stasiun 80m CW dan 75m SSB beroperasi dari dua tempat yang cukup jauh terpisah. Namun, belum tentu cukup waktu untuk mewujudkannya. Sehingga, sangat mungkin, tim YB9Y hanya berpeluang untuk mendirikan satu stasiun yang akan bekerja pada band yang sama namun mode yang beda. Diperlukan transmatch.

Saran saya:

Solusi untuk RX:

    a. Bawa kawat antena dan transformator 9:1z untuk antena Beverage atau reversible Beverage (tergantung kebutuhan, sambil mencoba apakah benar Beverage tidak bekerja baik di kawasan pantai *).

    Dengan sistem reversible Beverage untuk RX maka YB9Y bisa memperoleh penerimaan dari dua arah melalui satu bentangan kawat twin-wire WD-1A. Walau perlu sebuah switch yang noiseless, operator YB9Y bisa memilih dua output pada hamshack misal sinyal-sinyal dari arah 310° dan sekaligus dari arah 45°

·   * menurut Eric Scace K3NA (k3na@arrl.net), Manajer Teknik VP6DX: "produk antena Beverage (RX) yang dibuat dengan benar akan bekerja baik di atas tanah kering, berbatu bahkan di pinggir pantai. Hanya saja hasilnya tidak baik bila dipasang di atas bebatuan yang dikelilingi oleh air laut. Itu terbukti pada Mellish Reef  VK9ML (2002), Rodrigues Island 3B9C (2004) dan  St Brandon’s ÃŽle du Sud  3B7C (2007)"


    “It proved that Beverage antennas work as designed when mounted  over dry, stony earth – even when adjacent to salt water. Beverage antennas work poorly when  installed over stony earth impregnated with salt water, as was the case at Mellish Reef” katanya (huruf tebal/bold dari saya Jo).

    b. Perlu antena RX tipe homebrewed K9AY untuk menjaring stasiun lawan dari kawasan yang dekat (VK/ZL, AS, OC dll), kalau kopor masih muat.

Penggunaan Pre-Amp Eksternal untuk Antena RX

Sistem pre-amp adalah baik untuk mengkompensasi rugi-rugi (losses) yang diakibatkan oleh, antara lain: feedline/coax yang panjang. Fitur built in pre-amp terdapat pada txcvr modern.

Semoga sukses dan selamat kembali ke rumah!

Klik juga
http://topbanddxdiindonesia.blogspot.com/2013/07/yb9y-stasiun-dxpedition-orari-daerah.html