K3 nangkring di atas Acom 1000 di hamshack YC0LOW, Maret 2011 |
Ini dia! Sebuah high-end radio: Elecraft K3 (lihat Gbr 1 dan Gbr 2).
Gambar 1. Panel depan Elecraft K3. Transceiver modern buatan AS yang telah diakui banyak pihak sebagai yang terbaik untuk LOW bands |
Gambar 2. Panel belakang K3 |
Kalau kita mengambil referensi dari buku LOW band DXing oleh John ON4UN, edisi 5, maka transceiver buatan Elecraft, AS, inilah yang sedang naik pamornya. Dalam lima tahun belakangan ini- yaitu saat K2 diluncurkan ke pasar- popularitasnya menonjol dan telah menggeser merek-merek lain (terutama buatan Jepang). Seperti Icom IC-7800, K3 adalah transceiver yang punya fitur dual diversity RX. Spesifikasi main-receiver dan sub-receiver-nya adalah identik.
Kegunaannya? Bila Anda beroperasi secara split (frekwensi TX dan RX terpisah), sub-receiver akan memungkinkan Anda mendengarkan dua frekwensi tsb di saat yang sama. Biasanya, mutu penerimaan audio pada sub-receiver sebuah txcvr akan lebih rendah dari pada main-receiver.
Dengan fitur ini, Anda dapat mendengarkan sinyal yang tertangkap oleh dua antena RX yang diarahkan ke dua mata angin pada saat yang bersamaan. Audio output pada headphone stereo bisa disetel dengan memanfaatkan L dan R speakers.
Dalam pesan saya di blog ini, 17 Februari 2011, berjudul "Merek-merek HF Transceiver Favorit untuk LOW Band DXing", lihat: http://topbanddxdiindonesia.blogspot.com/2011/02/merek-merek-hftransceiver-favorit.html jelas tertulis peringkat transceivers yang digunakan oleh para LOW band DXers. Namun, dalam survei yang sama di buku tsb, juga ada Tabel 2-7 "What is the Best Transceiver?" (Chapter 2, hlm 32), sbb:
Transceiver, 160m Total Group (166 respon, dalam prosentase):
- Elecraft K3, 61%
- Ten-Tec Orion, 18%
- Yaesu FT-1000 (D-MP), 10%
- Icom IC-1800, IC-7700, 6%
- Yaesu FT 2000, 3%
- Icom IC756, 3%
Anda juga bisa lihat tabel perbandingannya dengan beberapa merek transceivers pada http://www.elecraft.com/K2_perf.htm#Main%20RX%20Table
atau Laporan uji-coba oleh ARRL pada http://www.elecraft.com/K3/K3%20QST%20prod%20rev%201.pdf
Reviews dari 130 orang penggunanya dapat dilihat pada
http://www.eham.net/reviews/detail/6673
Untuk menghemat pengeluaran, saya memesannya dalam bentuk modular kit. Bukan factory assembled. Selisihnya bisa AS $ 250 sendiri! Untuk merakitnya, tidak diperlukan keahlian menyolder. Di YouTube banyak ditemukan video perakitan K3 yang rata-rata memakan waktu sampai 7-11 jam lamanya. Pedoman perakitannya lengkap dan sangat mudah diikuti oleh saya yang tidak punya latar belakang ilmu elektronika.
Modul-modul apa saja yang dipesan dan telah tiba dengan selamat di Cinere, 21 Maret 2011?
Untuk menghindari kesalahan fatal dalam memesan modul, saya lebih dulu berkorespondensi via email dengan beberapa teman top banders di AS dan Inggris. Saya memilih Bill, W4ZV, Dave W5UN dan Pres, N6SS. Ketiganya operator kawakan dari Amerika Serikat. Dari Inggris, saya pilih Ron, GW3YDX.
Saya anggap mereka dapat memberi saran/petunjuk penting karena mereka adalah pengguna Elecraft K3.
Secara umum, inilah rangkuman saran-saran mereka untuk penggunaan DXing 160m, CW.
- Modul-modul K3 bisa dibeli lengkap tapi akan banyak menghabiskan uang. Sebaiknya, dilengkapi secara bertahap karena instalasinya akan sangat mudah (semacam konsep rumah tumbuh di sini -Jo).
- Komponen dasar pada modul-modul K3 sudah memberikan keunggulan untuk meredam derau pada topband. DSP-nya dual, 32-bit.
- Plot/kurva pada filter-filter RX 250Hz dan 400Hz untuk CW tidak banyak bedanya (lihat http://www.elecraft.com/K3/K3_8_pole_plots.htm Jadi, saya beli hanya modul KFL3A-200Hz dan KFL3A-400Hz untuk CW.
- Modul utama K3/100
- Modul KXV3A untuk RX Antenna, IF Out dan Xverter Interface
- Modul K3SSKT, Hardware kit Stainless Steel (saran dari Pres, N6SS) yang akan membuat casing transceiver tahan karat (siapa tahu QRV di pantai -Jo).
Pemesanan dilakukan secara langsung via internet. Dukungan pelayanan dari bagian penjualan di Elecraft sangat baik. Mereka minta data secara lengkap untuk pencatatan pengguna K3 di seluruh dunia. Dan, selalu menginformasikan proses di pabriknya sampai dengan pengiriman udara via USPS yang insured dan trackable via internet.
Modul-modul untuk operasi moda SSB dan/atau digital, seperti microphone, filters dll, saya coret dari daftar karena sama sekali tidak berminat main di situ. Demikian pula dengan komponen kabel USB-to-Serial dengan FTDI chipset - yang sudah saya miliki, sehingga banyak penghematan yang berarti.
Bukankah peribahasa menyatakan bahwa hemat pangkal kaya?
Lihat juga http://topbanddxdiindonesia.blogspot.com/2013/08/saran-pembelian-modul-modul-transceiver.html
8 komentar:
Wah luar biasa Om Jo, selamat merakit TCVR nya K3 nya.
Pesawat yang lama kalau mau di pensiunkan bisa di kirm ke Bogor ha ha...
A Tjatur R de YD0NYS/1
Tks, OM Catur. Apa masih ada yang mau pake txcvr model lama? 73
Bukan main Om PF dgn trx barunya,kapan ya bisa mampir maklum sama2 sibuuuuk.salam bt kel de YC1TS
OM Benyamin, YC1TS,
Tnx. Kapan ada waktu kita jumpa di Jakarta, ya? Selamat untuk callsign barunya. 73 de Jo
Luar biasa OM Jo..
FT-2000 nya dikemanain nih?? Siap menampung lho... Hehehe...
Yth OM Asyhari, tnx atas tanggapannya. Yang saya miliki adalah FT-1000MP (vintage) buatan 1996.
Masih dieman-eman karena ada 160m, CW,roofing filters-nya. 73 de Jo
Om Jo, kalo K3 nya dilengkapi display spectrum frequency (box terpisah) akan makin mantab tuch. Selamat merakit dan menikmatinya.
de yc1coz
OM Feri, YC1COZ,
Tnnx untuk sarannya. Tapi, harga P3 terlalu mahal kecuali saya main di banyak moda dan band.
K3 ini mau dicoba untuk 160m dan 80m saja, modanya CW
Posting Komentar