Kami seperti kanak-kanak yang bermain di rumah bola. Lokasi yang sejuk dan luas untuk mewujudkan impian bereksperimen mendirikan antena penerima berukuran besar. Suatu hal yang lama kami idamkan sejak kena penyakit topband yang akut.
Sejak Jumat hingga Minggu sorenya, hujan tak turun sehingga kami bisa menyelesaikan semua pekerjaan membangun sembilan buah antena RX dengan sempurna. Bila pada tahun 2010 hanya membuat 1 antena RX jenis Beverage, maka tahun ini, YE1C, stasiun kontes Orari Daerah Jawa Barat, melompat lebih jauh dalam hal persiapannya. Ini detilnya:
Antena TX adalah biksen (bikin sendiri) dipole, full-sized, feedpoint 45 meter DPT di antara dua menara besi, self support setinggi 75 meter (lihat Gambar #1)
Gambar #1. Dari kiri ke kanan: Agus (asisten), Yayan (YC1BTV), Jo (YC0LOW), Enjang (asisten), Danu (YD1GCL) di hadapan kotak pengendali 4-sq RX array Hi-Z. Tampak dua menara di latar belakang. |
Rincian antena RX untuk kontes CQWW 160m CW 2011, adalah:
1. Sistem Reversible Beverage, buatan KD9SV, (330 derajat ke Utara, 150 derajat ke Selatan), dengan kawat twisted WD1-A (insulated), panjang masing-masing 234 meter. Tinggi rentang kawat berkisar 1 s/d 1,5m DPT. Feed point terletak 147 meter dari antena TX (lihat Gambar #2, Gambar #3 dan Gambar #4)
Gambar #2. Kotak X-former. Dua utas coax RG6-U menuju hamshack |
Gambar #3. Kotak X-former terpasang di batang kayu, dilihat lebih dekat. Ujung jauh kawat WD1-A ada di lereng bukit seberang. |
Gambar #4. Kami habiskan 750 meter coax RG6-U sebagai feedline ke semua antena RX. Idealnya, dikubur. |
2. Single wire Beverage (30 derajat), biksen, panjang 176 meter, feedpoint terletak 70 meter dari antena TX. Tinggi rentang kawat jenis NYAF (insulated), diameter 2mm, berkisar 1 s/d 1,5m DPT.
3. Sistem 4-square RX array, buatan Hi-Z. Kotak kendali antena ke empat mata angin (U-S dan B-T) terletak sekitar 135 meter jauhnya dari antena TX. Untuk mengantisipasi adanya pembelokan sinyal terhadap kedua arah Beverage (0 dan 330 derajat), Kami merancang arah keempat elemen vertikalnya menjadi (dalam derajat):
a. utara = 0
b. selatan = 180
c. timur = 90
d. barat = 270
Dengan demikian, elemen timur dan barat akan menjadi senjata utama kami dalam menerima sinyal dari Pasifik dan Afrika.
Gambar #5. Elemen arah Barat dan dua petani Gunung Malang, Jawa Barat |
Gambar #6. Kotak pengendali elemen dan preamp utama (kotak kecil). Diletakkan di tengah bidang keempat elemen antena vertikal. Dua gulungan coax adalah short and long phasing delay lines semacam coax stub. Diukur dan dipotongkan secara presisi untuk saya oleh Lee, K7TJR. |
4. Coaxial loop ala N6RK, tipe 80/160m, biksen, tinggi 1 meter DPT, terletak di halaman QTH, 45 meter jauhnya dari antena TX.
Kami beruntung karena lahan pertanian di sekitar kami sudah bebas dari pohon tomat dewasa. Usai panen, pohon dicabuti oleh petaninya (lihat Gambar #5). Sebagian dari lahan sudah ditanami bibit pohon cabe.
"Rumah bola" kami kian terbuka luas sehingga memungkinkan kami lebih bersimaharajalela. Melalui beberapa perhitungan di atas kertas serta ujicoba di lapangan pada Sabtu dan Minggu siangnya, akhirnya rancangan tata letak di atas diputuskan pada Minggu sore, menjelang waktu Sun Set (WIB).
Gambar #7. Sebuah long shot lahan "surga" topbander. Tampak elemen-elemen antena vertikal ke arah (kiri ke kanan): Utara, Selatan dan Timur. |
Gambar #8. Kotak pengendali sementara dibungkus plastik dan elemen Utara |
Setelah SS, kami memanggil CQDX, terutama bagi stasiun-stasiun di NA. Ini sengaja dilakukan karena kami ingin mencoba kinerja semua antena RX -bukan antena TX- kami. Hasilnya sangat memuaskan. Joz, YD1JZ dan Danu, YD1GCL adalah dukun-dukun penguji yang andal. Directivity, rasio front-to-back (F/B) dan signal-to-ratio (S/N) diperoleh sesuai harapan.
Sebuah rapat kecil diadakan oleh Yoyon, YB1CCF, yang pada siang harinya bertugas menjadi penguji ujian kode Morse kenaikan tingkat Penggalang ke Penebak di Orari Daerah Jawa Barat di Bandung. Rapat apa? Udah mau pulang ke Jakarta, nih...
Rapat itu sama pentingnya dengan rapat perencanaan tata-letak semua antena (TX dan RX). Menyadari bahwa tak satu pun anggota tim -termasuk saya- yang pernah mengoperasikan sistem antena RX sebanyak jumlah yang dimiliki sekarang, maka dirancanglah sistem pengoperasian dan petunjuk penggunaan alat distribusi antena RX bagi operator YE1C.
Koneksinya rumit karena sistem input RX pada transceiver utama Icom IC7800 ada 4 buah. Melalui tombol dual watch, seorang operator bisa mendengar sinyal dari dua arah mata angin yang beda di masing-masing speaker headphone. Kalau swicth on antena Beverage ke utara, maka penerimaan pada speaker headphone sisi kanan. Speaker kiri bisa digunakan untuk mendengar arah lain. Demikianlah ide untuk YE1C. Keputusan tsb lalu dieksekusi dengan baik oleh Joz, YD1JZ dan Danu, YD1GCL
Inilah manfaat feature yang ada pada Icom IC-7800. Ada juga kotak distributor antena RX buatan KD9SV yang dilengkapi dengan fitur adjustable gain (lihat Gambar #9). Kotak pengendali 4sq di hamshack juga bisa digunakan ke empat arah mata angin (Gambar #10).
Gambar #9. KD9SV, Switch Box dengan Adjustable Gain (photo courtesy of Radioware) Gambar #10. Kotak Kendali Utama 4-sq RX Array (photo courtesy of Hi-Z Antenna. Indikator menggunakan lampu LED |
Minggu (23/01)malam, YC0LOW/1 sempat mencoba memanggil stasiun-stasiun dari AS. Mungkin aneh, bila Anda memantau, maka sering kali terdengar bahwa kami berhenti lama untuk menjawab, atau bahkan mengirim ketukan QRZ AGN? Sebetulnya, pada saat itu kami sedang mencoba berbagai antena RX ke beberapa arah untuk memperoleh petunjuk kinerjanya.
Saya TX pada 1822.5 kHz secara free split. Hanya menyatakan "QSX UP" tanpa menyebut frekwensi RX. Tujuannya adalah supaya pile up dari NA bisa menyebar. Beberapa stasiunAS masuk log. Salah satunya adalah KA7T dari Idaho, stasiun dari negara bagian yang langka terdengar pada Topband di sini. Untuk beberapa lama, kami mengabaikan stasiun dari EU.
Yang mengejutkan adalah laporan dan kiriman audiofile dari John, OZ1LXJ berisi rekaman CW QSO dengan Robert, W7LR di Montana, AS. John mendengar dengan Q5 panggilan DX saya pada 1,5 jam sebelum waktu SS di sana.
Pukul 2300 WIB kami meninggalkan lokasi menuju arah Jakarta. Kalau kami umbar nafsu bisa terlalu horny, konon bisa masuk golongan yang merugi karena tidak seimbang.