Setelah mengamati dalam beberapa hari terakhir, Senin pagi ini (23/8), saya melakukan pemeriksaan dan beberapa penambahan pada sistem antena rx K9AY.
Pemeriksaan meliputi:
a. Penyetelan nilai R-termination dari 500 Ohm menjadi 390 Ohm. Sebuah nilai yang disarankan oleh penciptanya: Gary, K9AY, untuk memperoleh rasio ideal front-to-back (F/B) pada topband (160m). Lihat: hlm. 4, http://www.hard-core-dx.com/nordicdx/antenna/loop/k9ay/k9ay_orig.pdf
Pekerjaan bisa cepat dilakukan karena saya menggunakan potensio sebagai variable resistor (lihat gambar VR, dilingkari garis kuning, pada gambar Kotak Relay di bawah ini).
Penggunaan potensiometer hanya sementara sampai nilai tetapnya diperoleh melalui serangkaian uji-coba. Setelah itu, bila saya anggap perlu, akan digunakan fixed carbon resistor, 1 atau 2 Watt.
b. Memastikan koneksi tiap kawat loop di terminal pada Kotak Relay. Caranya:
1. Melepas koneksi kawat dari kutub-kutub di terminal antena loop untuk mengecek tidak adanya sinyal broadcast yang hinggap di outer-shield feederline RG-6U yang mengalir ke receiver pada hamshack.
2. Dengan Ohm meter, cek nilai impedansi pada kutub terminal NE yang dialiri tegangan 12V DC. Nilainya seharusnya 'nol' Ohm. Sedangkan nilai impedansi pada kutub lawannya, SW, akan berkisar 400 Ohm (tergantung pada nilai resistor yang digunakan untuk termination).
3. Langkah pemeriksaan yang sama harus dilakukan terhadap kutub NW dan SE. Nilai impedansinya harus sama sehingga antena rx ini benar-benar seimbang (balanced).
Setelah pemeriksaan, saya melakukan penambahan berupa:
a. 4 utas kawat tembaga, panjang masing-masing 7 meter, sebagai ground radials. Kawat tembaga ini diletakkan di tanah dan segaris lurus dengan kedua kawat alas antena.
b. Pemasangan tambahan 10 buah snap-on ferrite beads pada feederline di dekat feedpoint sehingga jumlahnya menjadi 17 buah. Konon, ini akan menghindarkan gejala common-mode noise sehingga perambatan sinyal dari antena ke receiver bisa bersih.
Bagaimana hasilnya?
Usai buka puasa, hari ini, saya memantau 1594 kHz, AM. Terdengar siaran RRI (tidak jelas dari kota mana). Arah antena ke Utara
Ternyata, pada frekwensi yang sama, ada stasiun radio siaran AM dari Kamboja (?) yang bahasa pengantarnya tidak dapat saya pahami. Arah antena ke Barat. Keduanya bisa terdengar baik dengan mengganti arah yang berbeda. Penerimaan tanpa ada sedikitpun splatter & intermodulation. Luar biasa!
Salah satu petunjuk bahwa kinerja antena tsb sudah memadai sebagai 'telinga' pada topband adalah adanya rasio F/B dan directivity pada AM broadcast band (MW) yang baik.
Semua uji-coba penerimaan ini dilakukan tanpa pre-amp RX baik yang eksternal maupun yang ada pada transceiver
Menurut Hal, N4GG, yang presentasi K9AY-nya saya jadikan acuan dalam proyek ini (lihat http://www.sedxc.org/), bila K9AY ditujukan untuk optimasi rx pada topband, maka rasio F/B pada band 80m dan 40m akan makin nihil.
Bila memang demikian, malam ini, saya boleh berlega hati. Eksperimentasi telah memberi hasil yang mulus setengah jalan. Sisanya masih harus dijalani di saat musim topband dimulai pada September 2010.
Kenapa juga enggak bikin antena ini dari duluuuuuu, ya...?
Lihat juga:
Kronik adalah laporan kronologis tentang kegiatan/peristiwa tertentu. Simak ihwal Top Band (160m) yang sejak 1977 muncul di milis: YBNet-L s/d Orari-News. Karena geografi Indonesia, bekerja DX pada band ini tak semudah pada band-band lain. Namun, akan elok bila ada yang masih mau mencoba karena ada peluang - dan alokasi Medium Frequency dari pemerintah Indonesia tak sia-sia! Saya tunggu Anda pada band 160m. Jangan ragu untuk memberi komentar. Tnx es 73 de Jo, YC0LOW
Tidak ada komentar:
Posting Komentar