17 Februari 2008

Mitos-mitos DXing pada LOW Bands, Sabtu, 18 Maret, 2006 1:55 PM

Gerry Hohn, VE6LB, menulis artikel The Myths of Low-Band DXing di majalah CQ, edisi Februari, 1994. Sila klik http://www.telusplanet.net/public/telwest/LBDX.html. Menurut saya, isinya menarik. Berikut adalah terjemahan saya terhadap cuplikan artikelnya, yang saya harapkan akan dapat memberi semangat kepada para LOW bands DXer pemula di Indonesia, sebagai berikut:

Ada beberapa mitos umum mengenai DXing pada LOW bands, yaitu:
 
1. Tidak ada (atau hanya sedikit) amatir stasiun yang bekerja pada LOW bands
 
        2. Anda perlu antena yang besar/panjang dan daya pancar yang kuat untuk bekerja DX pada LOW bands
 
        3. DX di sana sangat langka sehingga Anda perlu lebih banyak waktu (utamanya tengah malam) untuk menemukan stasiun DX pada LOW bands
 
        4. Stasiun DX yang bekerja pada LOW bands hanya menggunakan moda CW

        5. Di musim panas (summer), tidak ada stasiun DX yang bekerja pada LOW bands
 
        6. LOW bands adalah tempatnya derau (noise) untuk ber-DX

Menurut Gerry, mitos-mitos yang tersebut di atas dapat 'dipatahkan' menjadi:

1. Terdapat banyak stasiun DX yang bekerja pada LOW bands. Rahasianya adalah tahu kapan dan dimana mendengarkannya (sesuatu yang juga berlaku untuk bekerja DX pada high bands). Selama masa kegelapan (hours of darkness) propagasi LOW bands lebih sering terbuka ke semua penjuru dunia, tergantung waktu dan musim.
Gbr. 1. Kartu QSL dari OY9JD pada 80m SSB
2. Antena transmisi (dengan kawat atau tubing alumunium) yang berpolarisasi vertikal, dengan ground yang baik, akan memberikan kejutan dan hasil baik. Polarisasi vertikal akan memberi sudut pancar radiasi yang rendah sehingga path-loss ke stasiun DX menjadi lebih sedikit. Tipe antena seperti ini bukanlah pilihan untuk bekerja dalam jarak dekat.

3. Anda tidak perlu menghabiskan waktu hidup Anda berada di depan transceiver untuk DXing pada LOW bands (hal yang juga berlaku pada high bands). Rahasianya adalah secara efektif memanfaatkan waktu dengan cara: berada di depan transceiver hanya ketika terdapat peluang besar untuk bekerja DX. Untuk itu, ketahuilah karakteristik propagasi dan kebiasaan beroperasi dari stasiun sasaran.

4. Ada banyak stasiun DX yang bekerja dalam moda SSB dan CW, namun Anda harus mengetahui pada band apa mereka dapat ditemukan. Frekwensi sub-band DX bisa sangat spesifik di daerah-daerah tertentu yang diatur melalui konvensi, dan pada negara-negara lainnya diatur dalam regulasi.

5. Pada musim panas (di wilayah northern hemisphere -Jo) terdapat banyak stasiun DX yang bekerja pada LOW bands. Walaupun band menjadi lebih berisik karena statik dan badai elektrik, masih sering terjadi pembukaan propagasi yang istimewa terutama pada dini hari (sekitar saat sun rise -Jo). Juga, ada peluang menyeleksi DX sebagai akibat adanya perubahan unik pada grey line serta pola kegelapan global yang berbeda dengan pola propagasi musim dingin di belahan dunia lain. Jangan lupa: musim panas di Amerika utara adalah musim dingin di Australia)
Gbr. 2. Kartu QSL dari VE1ZZ pada 80m SSB
6. Ya, secara umum LOW bands memang lebih berisik dari pada band-band yang lebih tinggi, tetapi kedua jenis derau (noise) itu disebabkan oleh dua sumber. Pertama yang ditimbulkan oleh alam: atmospheric noise, static, badai dan lain-lain (yang disebut sebagai QRN -Jo) sedangkan yang kedua ditimbulkan oleh manusia (disebut sebagai QRM -Jo) yang biasanya bersumber pada lingkungan di dekat rumah kita. Kasus 'man-made noise' yang terjadi pada saya adalah adanya beberapa alat dimmer lampu penerangan yang menyebabkan interferensi hingga S9 pada band 80m.

Mau?

Tidak ada komentar: