25 Desember 2008

Memperpendek Ground Radial oleh Ridwan, YC0PE


Tak banyak orang di sini yang percaya dengan keampuhan sebuah antena tx jenis vertikal pada band HF untuk long haul DX. Setidaknya, di saat awal karir saya di amatir radio, lebih banyak saya dengar rekomendasi/penggunaan jenis-jenis Yagi, three-wire, double bazooka, (rotary) dipole dll.
Bagaimana sebenarnya kinerja antena vertikal pada HF, dan bagaimana membuatnya supaya makin ampuh?

Simak penjelasan dari OM Ridwan, YC0PE tentang antena vertikal dan
ground radial-nya kepada saya di bawah ini yang, hingga kini, jadi referensi utama bagi saya bekerja DX pada top band (160m)

From: Jo,YC0LOW
Subject: Coil untuk Memperpendek GND Radials
To: ridwan_lesmana@yahoo.com
Date: Sunday, November 16, 2008, 5:23 AM

Yth OM Ridwan, YC0PE

Semoga ada dalam keadaan sehat wal afiat sekeluarga dan ada dalam keridhaanNya.

Saya sedang eksperimen dan perlu nasihat/petunjuk dari Anda. Saya sudah baca beberapa artikel Anda dalam Lemlokta (buletin berkala Orari Lokal Tanah Abang, Jakarta -Jo) dan memberanikan diri menulis langsung kepada Anda. Namun,harus saya jelaskan dulu bahwa saya tidak punya latar belakang formil di bidang rekayasa teknik elektro. Hanya seorang amatir radio :-)) 



Musti saya akui dan apresiasikan bahwa penjelasan-penjelasan teknis dalam artikel Anda tsb mudah dimengerti. Biasanya, artikel teknis 'how-to' sering bikin pusing, tapi yang Anda buat sama sekali tidak. Itu sebabnya saya memilih cara untuk menghubungi Anda secara langsung, via email.

Saya perlu informasi/rumus untuk membuat coil yang BUKAN untuk TX melainkan untuk memperpendek kawat ground radials bagi antena vertikal 160m saya.

Teorinya, panjang ground radial yang ideal/resonan adalah sekitar 1/4 lambda juga (pada band 160m bisa sepanjang 39 meter!). Padahal, lahan saya terbatas, hanya ada jarak antara 15-20 meter. 

Nah, bagaimana kita membuat ground radials sepanjang --katakanlah rata-rata 17 meter-- yang resonan dengan 1/4 lambda dengan bantuan coils. Dengan sistem ini, rencananya, saya akan membuat banyak kawat GND radials sehingga ground loss bisa dikurangi.

Apakah OM Ridwan bisa menjelaskannya? Atau, merujuk saya ke alamat tertentu di internet untuk memahaminya dan saya akan dapat membuatnya sendiri?

Mni TIA es 73 de Jo, YC0LOW.

PS: Salam hangat utk Hotang, YC0IEM, kawan lama saya dalam ber-DX



-------------------------Jawaban ada di bawah garis pemisah ini----------------

-->
24 Nopember 2008

Om Jo, YC0LOW
Sesuai dengan janji saya sebelumnya, maka saya sudah mencari dan membaca lagi beberapa artikel tentang vertical antenna dan ground radial-nya.

Saya menemukan sebuah study dari W5ALT tentang shortening ground radial dan summary-nya bisa dilihat pada point 13 dan 14 di bawah ini.

Dari beberapa artikel yang saya baca, dapat disimpulkan beberapa hal sbb tentang vertical antenna yaitu:
  1. Vertical antenna digunakan pada Low Band agar didapatkan take off angle yang rendah (sekitar 20 s/d 30 derajat).
  2. Gain dari sebuah vertical antenna sangat rendah, yaitu 0 dBi atau – 1,8 dBd.
  3. Vertical antena sebaiknya dipasang setinggi mungkin agar ground loss bisa berkurang.
  4. Ideal grounding system untuk sebuah Vertical antena sebaiknya terdiri dari 120 radial yang masing-masing panjangnya paling sedikit ½ λ (setangah lambda), dipasang secara radial dari base antena dan berjarak sama. Referensi: ARRL Antenna Book terbitan 1974 halaman 61 – 63.
  5. Ground radial bisa diletakkan langsung diatas tanah atau ditanam beberapa inch ke dalam tanah. Panjang ground radial biasanya ¼ λ.
  6. Jika jumlah ground radial berkurang, maka efficiency antenna juga akan berkurang. Sebagai contoh, jika jumlah ground radial hanya 15 buah, maka efficiency akan berkurang menjadi sekitar 50 %. Dan jika jumlah radial hanya tingal 2 buah, maka panjang ground radial menjadi kurang penting dan eficiency hanya tinggal 25 %.
  7. Untuk ground radial bisa digunakan kawat ukuran AWG #12 sampai #28.
  8. Jika jumlah ground radial tidak bisa dipenuhi, maka untuk memperbaiki system grounding bisa dilakukan dengan beberapa cara :
    1. Mempergunakan ground rod  (batang -Jo) beberapa buah yang ditanam ke dalam tanah sedalam 8 feet.
    2. Mempergunakan bantuan pipa ledeng sebagai grounding.
    3. Mempergunakan screen seperti kawat kandang burung/ayam, dsb sebagai grounding.
  9. Mengingat panjang lahan yang terbatas untuk memasang ground radial, maka ground radial boleh ditekuk melingkar (seperti pohon kelapa) sepanjang pasangan ground radial di depannya dipasang secara symmetris.
  10. Mengingat terbatasnya lahan untuk memasang ground radial, maka sering digunakan ”simulated ground” atau ”elevated ground” atau disebut juga ”counterpoise”. Dalam hal ini ground radial tidak terhubung dengan tanah, melainkan terletak pada suatu ketinggian sekitar 3 meter dari tanah. Jumlah radial bisa dikurangi hanya menjadi 4 buah dan masing-masing berukuran ¼ λ.
  11. Dalam hal point 6 yang dipakai, maka sudut antara radial dengan bidang horizontal bisa dibuat sekitar 45 derajat sehingga impedansi antenna akan sekitar 50 Ohm.
  12. Dari artikel yang saya baca tentang point 10 diatas, maka jika kita lihat Vertical Radiator ¼ λ dan sebuah ground radial dengan panjang ¼ λ saja, maka bentuknya seperti sebuah DIPOLE dimana salah satu kaki ditekuk. Dengan demikian, menurut saya sangat dimungkinkan ground radial diberi LOADING COIL (huruf tebal dari saya - Jo) seperti halnya memperpendek dipole. Cuma dalam hal ini kita harus melakukan percobaan yang akan sangat melelahkan dan memakan banyak biaya dan tenaga sedangkan hasilnya mungkin tidak memadai, apalagi jika Om Jo baca artikel dari W5ALT seperti saya summary-kan pada point 13 dan 14 berikut ini.
  13. Panjang ground radial tidak harus ¼ λ. Jika lahan tidak mencukupi, maka panjang ground radial masih boleh dikurangi (huruf tebal dari saya - Jo).
  14. Vertical radiator juga bisa dikurangi panjangnya, hanya efek pengurangan vertical radiator jauh lebih buruk dibandingkan efek pengurangan panjang ground radial.


Untuk point 13 dan 14 ini, saya summary-kan dari satu artikel yang menarik, yaitu dari W5ALT yang saya cuplik dan sertakan sebagai Lampiran. Untuk lengkapnya Om Jo bisa mendatangi web site-nya.

Saran saya untuk ground radial bagi Vertical Antena Om Jo sebaiknya dilakukan:
  1. Untuk grounding system yang dipasang di atas tanah, maka pasang ground radial seadanya (sesuai luas lahan) dan sebanyak mungkin agar ground loss bisa dikurangi. Jangan terlalu dipikirkan bahwa panjang ground radial harus ¼ λ dan jumlahnya harus 120 buah.
  1. Ground radial bisa digantikan dengan ground rod yang ditanam sedalam 8 feet atau digantikan screen kawat kandang burung atau yang lain.
  1. Jika jumlah ground radial ingin dikurangi, sebaiknya grounding system dipasang sekitar 3 meter di atas tanah dan jumlahnya cukup 4 buah dengan sudut 45 derajat terhadap bidang horizontal. Jika dipasang di atas teras rumah, maka bisa dicoba hanya dipasang 4 buah ground radial saja dengan sudut sekitar 45 derajat terhadap bidang horizontal. Dalam hal ini Anda bisa mencoba menambahkan LOADING COIL seperti pada shortened dipole.
  2.  
Selamat bereksperimen. Semoga sukses!!.

Salam,
Ridwan Lesmana, YC0PE.

21 Desember 2008

Ground Radial oleh Ridwan Lesmana, YC0PE.

Pada 24 Nopember 2008, saya mendapat pesan email dari OM Ridwan Lesmana, YC0PE, berisi artikel untuk ground radials bagi antena vertikal. Beliau adalah anggota Orari Lokal Tanah Abang, Jakarta, yang sering menulis rubrik Teknik dalam Lemlokta, sebuah terbitan berkala Lokal Tanah Abang. Saya banyak mendapat pencerahan dari beliau. Terima kasih, OM Ridwan.

Untuk sekedar berbagi dengan yang lain, saya kutip utuh tulisannya di bawah ini. Selamat membaca!

Om Jo, YC0LOW

Sesuai dengan janji saya sebelumnya, maka saya sudah mencari dan membaca lagi beberapa artikel tentang vertical antenna dan ground radial-nya.


Saya menemukan sebuah study dari W5ALT tentang “ shortening ground radial “ dan summarynya bisa dilihat pada point 13 dan 14 di bawah ini.

Dari beberapa artikel yang saya baca, dapat disimpulkan bbrp hal sbb tentang Vertical antena yaitu :

  1. Vertical antenna digunakan pada Low Band agar didapatkan take off angle yang rendah ( sekitar 20 s/d 30 derajat ).
  2. Gain dari Vertical antenna sangat rendah, yaitu 0 dBi atau – 1,8 dBd.
  3. Vertical antena sebaiknya dipasang setinggi mungkin agar ground loss bisa berkurang.
  4. Ideal grounding system untuk sebuah Vertical antena sebaiknya terdiri dari 120 radial yang masing-masing panjangnya paling sedikit ½ λ ( setangah lambda ), dipasang secara radial dari base antena dan berjarak sama. Referensi : ARRL Antenna Book terbitan 1974 halaman 61 – 63.
  5. Ground radial bisa diletakkan langsung diatas tanah atau ditanam beberapa inch kedalam tanah. Panjang ground radial biasanya ¼ λ.
  6. Jika jumlah ground radial berkurang, maka efficiency antenna juga akan berkurang. Sebagai contoh, jika jumlah ground radial hanya 15 buah, maka efficiency akan berkurang menjadi sekitar 50 %. Dan jika jumlah radial hanya tingal 2 buah, maka panjang ground radial menjadi kurang penting dan eficiency hanya tinggal 25 %.
  7. Untuk ground radial bisa digunakan kawat ukuran # 12 sampai # 28.
  8. Jika jumlah ground radial tidak bisa dipenuhi, maka untuk memperbaiki system grounding bisa dilakukan dengan beberapa cara :
    1. Mempergunakan ground rod beberapa buah yang ditanam kedalam tanah sedalam 8 feet.
    2. Mempergunakan bantuan pipa ledeng sebagai grounding.
    3. Mempergunakan screen seperti kawat kandang burung , dsb sebagai grounding.
  9. Mengingat panjang lahan yang terbatas untuk memasang ground radial, maka ground radial boleh ditekuk melingkar ( seperti pohon kelapa ) sepanjang pasangan ground radial didepannya dipasang secara symmetris.
  10. Mengingat terbatasnya lahan untuk memasang ground radial, maka sering digunakan ” simulated ground ” atau ” elevated ground ” atau disebut juga ” counterpoise ”. Dalam hal ini ground radial tidak terhubung dengan tanah, melainkan terletak pada suatu ketinggian sekitar 3 meter dari tanah. Jumlah radial bisa dikurangi hanya menjadi 4 buah dan masing-masing berukuran ¼ λ.
  11. Dalam hal point 6 yang dipakai, maka sudut antara radial dengan bidang horizontal bisa dibuat sekitar 45 derajat sehingga impedansi antenna akan sekitar 50 Ohm.
  12. Dari artikel yang saya baca tentang point 10 diatas, maka jika kita lihat Vertical Radiator ¼ λ dan sebuah Ground Radial dengan panjang ¼ λ saja, maka bentuknya seperti sebuah DIPOLE dimana salah satu kaki ditekuk. Dengan demikian, menurut saya sangat dimungkinkan ground radial diberi LOADING COIL seperti halnya memperpendek DIPOLE. Cuma dalam hal ini kita harus melakukan percobaan yang sangat melelahkan dan memakan banyak biaya dan tenaga sedangkan hasilnya mungkin tidak memadai, apalagi jika Om Jo baca artikel dari W5ALT seperti saya summarykan pada point 13 dan 14 berikut ini.
  13. Panjang ground radial tidak harus ¼ λ. Jika lahan tidak mencukupi, maka panjang Ground Radial masih boleh dikurangi.
  14. Vertical radiator juga bisa dikurangi panjangnya, hanya effek pengurangan Vertical Radiator jauh lebih buruk dibandingkan effek pengurangan panjang Ground Radial.

Untuk point 13 dan 14 ini, saya summarykan dari satu artikel yang menarik, yaitu dari W5ALT yang saya cuplik dan sertakan sebagai Lampiran.

Untuk lengkapnya Om Jo bisa mendatangi web sitenya.

Saran saya untuk Ground Radial bagi Vertical Antena Om Jo sebaiknya dilakukan :

  1. Untuk grounding system yang dipasang diatas tanah, maka pasang Ground Radial seadanya ( sesuai luas lahan ) dan sebanyak mungkin agar ground loss bisa dikurangi. Jangan terlalu dipikirkan bahwa panjang Ground Radial harus ¼ λ dan jumlahnya harus 120 buah.

  1. Ground Radial bisa digantikan dengan Ground Rod yang ditanam sedalam 8 feet atau digantikan screen kandang burung atau yang lain.

  1. Jika jumlah Ground Radial ingin dikurangi, sebaiknya grounding system dipasang sekitar 3 meter diatas tanah dan jumlahnya cukup 4 buah dengan sudut 45 derajat terhadap bidang horizontal. Jika dipasang diatas teras rumah, maka bisa dicoba hanya dipasang 4 buah Ground radial saja dengan sudut sekitar 45 derajat terhadap bidang horizontal. Dalam hal ini Anda bisa mencoba menambahkan LOADING COIL seperti pada Shortened Dipole.

Selamat bereksperimen. Semoga sukses !

Salam,

Ridwan Lesmana, YC0PE.

24 Nopember 2008


20 Desember 2008

Re: Topband 18 dan 20 Desember 2008

From: dadang darwis
To: orari-news@yahoogroups.com
Sent: Saturday, December 20, 2008 10:20 AM
Subject: Bls: [orari-news] Topband 18 dan 20 Desember 2008

OM Jo,
jadi, radial gak harus terpasang lurus atau dengan jarak dan sudut tertentu? mohon pencerahannya....

tadi pagi di temanggung beberapa stasiun terdengar lagi Test....cuma sebentar...eh sudah nutup lagi..wess ewess banter angine..

dadang / yc2euz



Yth OM Dadang, YC2EUZ,
Idealnya, kawat radial harus 'straight-and-level'. Bahkan, beberapa amatir radio yang tergolong 'purist' menyarankan saya untuk membagi bidang 360 derajat di sekeliling antena dengan meratakan posisi titik terjauh kawat radial sehingga sudutnya rapi bak jari-jari ban kereta angin/sepeda. Tapi, ini hanya mungkin dilakukan di atas kertas. Saya mengambil saran-saran yang praktis, yaitu "tembaga yang dekat dengan feedpoint sebuah antena vertikal, akan lebih penting dari pada yang letaknya jauh". Karena kita selalu berada pada kondisi obyektif (bukan kondisi ideal), arah kawat radial tidak terlalu dipersoalkan. Yang penting, makin banyak makin baik untuk mewujudkan return currents sehingga terhindar dari ground-loss!


Sekedar berbagi cerita: pada antena top-loaded ini, ketika radial saya hanya berjumlah 2 utas kawat panjang 1/4 lambda, feedpoint impedance polos menunjukkan 30 Ohm. Sekarang, setelah ada sekitar 15 utas kawat radial, nilai tsb turun menjadi 20 Ohm (diukur dengan MFJ-259B) - nilai yang, konon, lumayan baik. Target saya akan memasang radial hingga berjumlah 60 helai. Inilah hitungan jumlah teoritis yang saya dapatkan dari teman-teman teknisi radio siaran AM. Kalau panjang radial tidak mungkin mencapai 1/4 lambda, maka saya akan gunakan loading coil pada radial tsb sehingga panjang elektrisnya tetap resonan. 

Terima kasih untuk OM Ridwan Lesmana, YC0PE, yang telah membagi ilmunya kepada saya untuk menghitung dan membuat loading coil sendiri.


Selamat bereksperimen. 73 de Jo, YC0LOW

Topband 18 dan 20 Desember 2008

Hari kerja pada minggu ini adalah sepekan yang berkesan dan disyukuri. Selain tugas-tugas pekerjaan rutin yang selesai baik, yang lebih penting lagi adalah efektifitas antena topband (160m) yang meningkat.

Sertifikat juara #1 di Indonesia, Oceania dan #12 di dunia untuk YC0LOW
Saya menambahkan dua kawat tembaga, diameter 2.5mm, yang resonan (panjang fisik masing-masing sekitar 40 m) untuk radial. Memang, instalasinya tidak bisa lurus melainkan harus belok-belok di teras, turun ke halaman rumput dan harus dikamuflase supaya tidak terlihat oleh XYL. Malam harinya (18 Desember 2008, UTC), saya berhasil berQSO dengan AH2L pada 1815 KHz (1953Z). 

Belum pernah saya mendengar sinyal dari Guam pada topband yang sekuat ini. Kemudian, saya QSY ke 1824.5 KHz untuk buka warung

Stasiun-stasiun yang masuk ke dalam log adalah SM6DOI (2051Z), SV8JE (2056Z), HB5BIN (2100Z), OH5TS (2108Z), SV3RF (2112Z) dan UA2FW (2223Z). Dua stasiun dari SV-land adalah teman lama pada topband sejak QSO delapan tahun yang lalu!

Sebetulnya masih banyak lagi peluang saya untuk melayani stasiun EU karena saat itu, propagasi terbuka. Namun, saya kesulitan menerima pancaran DX dengan antena tx yang vertikal. Jadi, rencana berikutnya adalah mendirikan lagi antena RX. Mungkin di saat libur akhir tahun 2008.

PS: Malam ini (20/12/08, 2215Z), saya mendengar YC1COZ dan YC2EUZ bertukar laporan di 1819 KHz. Sinyal keduanya sangat kuat di Cinere.

18 Desember 2008

Vertical Helical Antenna on 160m

Yth OM Feri,
Tnx e-mail dan QSOnya. Menurut saya kuat sinyal Anda berkurang jauh dibandingkan dengan antena sebelumnya. Memang masih 599 tapi kalau berasal dari Bogor, seharusnya lebih 'kencang' dari itu. Menurut saya, isu terbesar dari antena vertikal yang (sangat) pendek untuk memancar pada topband adalah masalah ground-loss. 73 de Jo, YC0LOW


From: "Feri Yusivar" <yusivar@yahoo.com>
To: <yc0low@gmail.com>
Sent: Wednesday, December 17, 2008 11:24 AM
Subject: vertical helical antenna on 160m


Selamat pagi Om Jo,
Terima kasih atas QSO pagi ini di 160m. Saya sedang mencoba antena vertical helical, resonant di 1,800 MHz. Panjang Helical radiator antena kurang lebih 4 meter (total panjang kawat belum diukur, saya lilit aja sampai dapet resonant, untuk ngukur, helical harus dilepas lagi, males saya), dililit pada tegek (joran pancing). Counterpoise (radial) cuma 1 helai saja. Panjang counterpoise 20 meter (10 meter dijadikan coil, sisa 10 meter dibentang). Ketinggian feedpoint 4 meter diatas tanah (joran pancing dipasang di dak rumah).

Dibandingkan dengan menggunakan antena saya sebelumnya (magnetic loop), bagaimana penerimaan sinyal saya dengan antena helical ini? Rencananya saya ingin meletakkan antenna helical ini di tower.

wassalam,
de yc1co
z

14 Desember 2008

YC0LOW Audio Recording from OZ1LXJ, 13 Desember 2008.

Hari ini, saya mendapat kiriman pesan e-mail dan audio file dari John, OZ1LXJ. Perhatikan kuat sinyal CW dalam rekaman ini


 http://www.4shared.com/mp3/OVn4s20u/yc0low_cq_13dec2008_2030utc_fr.html

Ini menambah lagi rasa yakin bahwa antena tx T-Loaded vertical bekerja baik. Saya telah beberapa kali berQSO dengannya tapi, untuk kali ini tidak. Dia rupanya hanya mendengarkan, merekam dan mengirim audio file tsb kepada saya.

Terima kasih, John.


From: Jo,YC0LOW
To: OZ1LXJ John Wittrock
Sent: Sunday, December 14, 2008 4:10 AM
Subject: Re: YC0LOW Audio Recording.


Hello John,
Many thanks indeed. That's very thoughtful of you!
I wish you all the best. Merry X-Mas and a HNY 2009, John.
May God bless you and yours always.
73 de Jo, YC0LOW



----- Original Message -----
Sent: Sunday, December 14, 2008 3:48 AM
Subject: YC0LOW Audio Recording.

Hi Jo,
Hope all is well your side.
That new SM0MDG inspired Vertical you got up, sure is working.
Try listen to attached .mp3 file - A recording of a few of your CQ's today on 1818.3 around 2030utc.
Seasons Greetings
John OZ1LXJ

08 Desember 2008

160m Band Station Kaliurang, DI Yogyakarta


Yth OM Firman, YC2YTH, dkk,
Terima kasih atas tambahan informasinya. Saya senang bisa tahu bahwa ada kegiatan - kolektif dan kolaboratif - untuk melakukan QSO - pada band 160 meter. Kalau saya dimintai pendapat/saran maka tentu saja saya harapkan hal itu bisa diteruskan dan bahkan ditingkatkan.

Saya jadi teringat pemunculan pertama stasiun kontes Orari Lokal Bekasi, Jawa Barat: YE1ZAT, pada top band (160m) beberapa tahun lalu. Pada tahun kedua partisipasinya di kontes CQWW yang sama, skornya meroket. Dalam waktu singkat, terdapat banyak DXer di Bekasi yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup intensif pada top band. Kalau dikerjakan secara sendiri-sendiri, mungkin hanya satu-dua orang operator saja yang mengalaminya.

Kalau membaca data dari Anda, saya kira, ketinggian antena dari real-ground masih kurang karena hanya 15 meter (kurang dari 1/8 panjang gelombang pada band 160m). 

Akibatnya, sudut pancar menjadi besar. Agak sulit bagi sinyal untuk memancar lebih jauh (DX) karena banyak RF yang hilang ditelan bumi. Mudah-mudahan bisa disempurnakan untuk kontes internasional mendatang.

Bila ada pertanyaan, silakan disampaikan. Saya akan berusaha menjawabnya. Salam untuk yang lain. 

73 de Jo, YC0LOW

PS: Apakah Anda berhasil mendapatkan DX pada malam itu?

From: Firman S
To:
yc0low@gmail.com
Sent:
Monday, December 08, 2008 12:16 PM
Subject:
160 m band station Kaliurang


Dear Oom Jo
Tambahan informasi.
Motivasi : Keinginan untuk melakukan QSO di 160 m band.
Kegiatan jangka pendek : contest participant on ARRL 160 m CW contest Dec 5-7th 2008, CQWW 160 m CW contest next month.
Kegiatan jangka panjang : mohon advise dari oom JO
Kontributor stasiun :
YB2VY
YB2UTX
YC2WWW
YC2BG
YC2YTH
YC2YTC (dapur umum)
YD2UJU (station property owner)
Peralatan :
Antenna Dipole 1/2 L 15m AGL
Transceiver: TS680,TS450, FT80C, FT897D, FT817ND (160m band QRP tested on Dec 6th 2008), DX701
Amplifier : masih cita-cita

de YC2YTH 73 TU

07 Desember 2008

Sejumlah Stasiun Indonesia pada Topband (160m), 1 Des 2008, UTC



Walaupun tidak ada special call atau DXpedition skala nasional yang mencakup topband (160m) yang sedang dilangsungkan, dini hari ini (WIB) saya mendapati sejumlah --malah lebih banyak dari pada kontes CQWW CW, Nopember 2008-- stasiun-stasiun Indonesia yang muncul pada band tsb. Beberapa di antaranya adalah stasiun yang, saya kira, baru pertama kali terdengar di sana. Semuanya memiliki kuat sinyal yang istimewa alias RST 599 di Cinere. Mereka adalah:

-YC1RAT
-YC2BG
-YC2EUZ
-YC2WWW
-YB2UTX

Pada waktu kemunculan mereka, sedang berlangsung kontes ARRL 160m, CW, 2008. Apakah memang mereka mengejar states side? Wallahu a'lam.

02 Desember 2008

Re: Pengamatan Antena T-Load pada 160m (1 Desember 2008)

Yth OM Feri, YC1COZ di Bogor, kota hujan,
Terima kasih atas laporannya. Sinyal YC1COZ saya terima sama kuat dengan sinyal dari YE1ZAT. Atau, sedikit di bawah sinyal YD0NWO op. Chandra, karena QTH kami berdekatan di Cinere. Semuanya RST 5NN yang sejati.


Yang saya perhatikan adalah T (tone) Anda sedikit bergetar. Tidak mengurangi readibility-nya. Entah apa penyebabnya tapi gangguan pada bunyinya terdengar karena sinyal kuat Anda (seperti istilah iklan Indosat!)


Bila Anda menggunakan antena jenis loop, saya duga kemampuan RX Anda lebih baik ketimbang saya yang gunakan vertikal.


Terima kasih untuk multiplier dan point-nya. GL in the contest. 73 de Jo, YC0LOW



From: Feri Yusivar

To: orari-news@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, December 02, 2008 9:44 AM
Subject: Re: [orari-news] Pengamatan Antena T-Load pada 160m (1 Desember 2008)



Om Jo, sinyal pancarannya saya terima 40 dB di tempat saya di Bogor, meskipun resonannya masih di 1750 KHz. Setara dengan sinyal pancaran dari yd0nwo. Sinyal yang paling kuat saya terima di 160m adalah sinyal dari ye1zat, mentok gitu.

Saya menggunakan antena magnetic loop, dengan perimeter 40 meter (10 x 10 m). Saya tx dan rx dengan antenna yang sama, tapi performance nya masih belon ok. Antena didirikan mendadak, feed point pada ketinggian 6 meter.

Bagaimana sinyal pancaran saya diterima di cinere? de YC1COZ


Pengamatan Antena T-Load pada 160m (1 Desember 2008)


Terlalu banyak komitmen sosial yang harus saya penuhi pada Sabtu petang yang lalu sehingga tidak bisa mengikuti kontes CQWW CW Nopember 2008. 

Ketika kontes dimulai, top-load wire antena TX belum juga sempat dipangkas sehingga resonansinya masih pada 1750 KHz (diukur dengan MFJ-259B). Hingga, kontes usai, tidak banyak yang bisa diperbuat karena propagasi pada hari kedua sangat jelek.
Pemangkasan kawat sekitar 2,65 meter terlaksana pada Senin pagi 1 Desember 2008. Saya mendapatkan SWR 1:1,3 pada 1820 KHz. Bandwith hanya berkisar 10 KHz (konon itu bisa menjadi indikasi tingkat efisiensinya). Nilai SWR itu nyaris sempurna untuk sebuah antena vertikal yang pendek (kurang dari 1/4 lambda)dan didirikan dalam kondisi yang serba terbatas, misal, ground radialsnya hanya 9 utas kawat tembaga saja. Tapi, DXer tidak pernah tiba pada kondisi yang ideal di radioland. Umumnya, dia cuma bisa mengoptimalisasi sistemnya (baik TX maupun RX) menjadi lebih efisien dan efektif. DX never sleeps..

Di hari yang sama, sekitar saat sun rise di Cinere (WIB) saya mendengar RA3AGF memanggil Jepang (2209Z). Sinyalnya lumayan RST 569 tapi dia tidak menerima panggilan saya (kami pernah ber-QSO pada topband di awal 2008). Kemudian, saya memanggil CQDX pada 1818.8 KHz, daya 100 Watt. Dua puluh menit sebelum puncak sun rise di Cinere (2229Z), saya menerima ketukan sinyal lemah dari G3SYM. Saya minta diulang dua-tiga kali dan saya akhirnya memberi kepadanya RST 449. Dia kirim 559. Stasiun ini belum pernah terpantau oleh saya bekerja di topband (160m). Konon, dia mamancar dari EU-005. Jarak antar kami 11.787 kilo meter. Dia mengirim kabar melalui DXcluster, sbb:
2214 g3sym 1879.0 YC0LOW tks for qso
2217 yc0low 1818.8 G3SYM vy QSB but in the log
2223 g3sym 1818.8 YC0LOW correction finger trouble
Pagi ini (WIB) saya juga mendengar YC2EUZ memancar di top band. Sejak OM Dadamg di Temanggung, mengubah panjang antenanya menjadi 21 meter, sinyalnya menguat dan sempurna. Selamat! Tnx es 73 de Jo, YC0LOW

27 November 2008

Hairpin Coil untuk Antena TX Top-Load Vertical 160m

Gbr.1. Hairpin coil.
Hampir dua bulan lamanya saya tidak mengudara di top band (160m). Penyebabnya adalah karena saya kurang yakin dengan sistem antena top-load vertikal yang saya gunakan untuk TX. 

Untuk DX jarak dekat (Oceania, JA, Asia), okelah. Namun, untuk long-haul, di atas 5000 kilometer, kinerjanya masih di bawah antena inverted-L yang pernah saya gunakan. Jadi, saya harus memeriksa ulang seluruh sistem topload vertikal! Apalagi, panjang radiator vertikalnya HANYA 1/8 lambda (saya menggunakan tiang telescopic fiberglass, panjang 18 meter, dari Spiderbeam, Jerman). Lihat: http://topbanddxdiindonesia.blogspot.com/


Tanya sana-sini, singkat cerita, saya putuskan untuk mempercayai bahwa pola radiasi yang lebih 'murni' vertikal akan lebih baik untuk DXing di top band. Kedua, memilih sistem penyesuai impedansi yang lebih memungkinkan saya mendapat rasio VSWR ideal sehingga lebih kecil loss-nya ketimbang sistem UNUN ala W2FMI yang bekerja baik pada inverted-L saya. (Gbr.1, atas.  Home-made hairpin coil buatan Jo, YC0LOW)


Eksperimen dimulai sebulan yang lalu dengan membuat hairpin coil (kalau tidak salah, padanannya adalah: Beta match) yang akan berfungsi sebagai step-up impedance transformer pada feedpoint

Saya tertarik untuk membuatnya karena mudah dan konon bisa mendapatkan SWR yang terendah dengan mengubah jarak antar lilitan kawat pada kumparan tsb. Konsultan asing saya adalah Ken, K2KW, seorang ham yang sering dipercaya memimpin tim antena vertikal untuk LOW bands dalam kegiatan-kegiatan DXpedition (http://www.k2kw.com/). Kami berkorespondensi melalui email.


Pagi ini, saya mencoba antena baru saya pada 1818.3 KHz dengan daya pancar 100 Watt. Sengaja saya pilih buka warung pada saat Sun Rise karena itu lebih nyaman dalam siklus hidup DXing saya, sekaligus berharap bisa mendapat fenomena sun rise enhancement. Saya sengaja tidak melakukan self-spotting karena memang berniat ingin menguji kinerja sistem antena TX.


Hasilnya sangat membesarkan hati. Pada puncak saat sun rise di Cinere, saya berhasil melakukan QSO dua-arah dengan beberapa stasiun di Eropa barat seperti OZ, RA/RU dan memperoleh RST tidak kurang dari 559 (bahkan RST 579 dari OZ). Artinya, jarak yang ditempuh oleh sinyal dari Cinere adalah lebih dari 9000 kilometer. Padahal, kondisi antena tx masih darurat (SWR dip/resonansi masih pada 1750 KHz, jumlah ground radials masih terbatas dll). Stasiun RA dan RU menulis email kepada saya bahwa mereka pertama kali ber-QSO dengan YC pada top band.


Kalau sudah begini, racun top band DX makin merasuk ke dalam diri. Lagipula, di akhir pekan ini ada kontes akbar, CQWW CW. Pede aja lagi...

31 Oktober 2008

UNUN Dual Impedance

Gbr. 1. Diagram skema UNUN

Yth OM Dhismas,
Ya, saya membuat sendiri UNUNnya. Outputnya adalah dual-impedance (28 Ohms dan 12,5 Ohms). Skemanya, lihat Gbr.1 (kanan). Mudah-mudahan toroid-nya sama, yaitu FT-150K atau FT-150J
Selamat bereksperimen. 73

From: "wo2k" <dhismas_w@yahoo.com.sg>
To: <yc0low@gmail.com>
Sent: Thursday, October 30, 2008 3:07 PM
Subject: UNUN dual impedance

Sore OM Jo,

OM, dalam email di bawah dikisahkan anda menggunakan unun. Pertanyaan saya adalah apakah anda membuat sendiri unun tsb? Kebetulan saya juga butuh unun dengan impedansi 25 ohm untuk antenna vertikal saya. Saya -kebetulan- sudah ada toroid yang juga baru datang dari Amidon. Kalau anda membuat sendiri, mohon informasi skemanya. Terima kasih

de ycØnho


Jo, YC0LOW wrote:
OM Hendro,
Per Minggu (25/5) sekitar maghrib (WIB) antena TX top-loaded vertical untuk topband (160m) siap dioperasikan. 

Gbr.2. Sampul buku W2FMI
Dibantu oleh Leo, YD0NWU, proses penalaannya cukup cepat sehingga saya mendapatkan nilai SWR 1,6:1 pada 1825 kHz. SWR terendah (unity) jatuh pada 1800 kHz. Matching system pada feedpointnya menggunakan UNUN dual impedance (12.5 Ohm dan 24 Ohm) ala W2FMI (lihat Gbr 2, kiri). Secara teoritis, tipikal impedansi feedpoint akan berkisar sekitar 25 Ohm. Kabel coax yang digunakan adalah Andrew 7/8 inch hardline sepanjang 21 meter.

29 Oktober 2008

VU7SJ dan VU4RG

Lagi-lagi National Institute of Amateur Radio (NIAR), di Hyderabad, organisasi utama Amatir Radio di India melakukan kegiatan DXpedition dalam rangka merayakan silver jubilee-nya. Caranya, amatir radio dari seluruh dunia diundang untuk mengaktifkan stasiun di sana, sambil liburan dari 24 Oktober 2008 sampai dengan 3 November 2008. Beberapa pihak di India menyediakan akses internet untuk kegiatan ini. Stasiun-stasiun yang diaktifkan telah meramaikan kontes CQWW SSB, sejak pekan lalu.


Saya pernah menulis tentang kegiatan NIAR ini pada 2006. Silakan lihat "Bukan dari India, VU4AN/VU3RYC, Sabtu,, April 22, 2006 11:57 AM" pada Kronik Topband di Indonesia
http://topbanddxdiindonesia.blogspot.com/2008_02_01_archive.html


VU7SJ (dari pulau Agati, Lakshadweep) dan VU4RG (dari pulau Andaman) sudah mengudara. Semalam terdengar di Cinere pada topband (160m) dan 80m, mode CW. Keduanya dioperasikan oleh amatir radio asal Jerman.


Bagi mereka di Indonesia yang belum memperolehnya, silakan diburu. Sinyal dari kedua pulau ini tergolong semi-langka terdengar pada LOW bands. Lokasinya yang dekat dengan Indonesia (hanya sekitar 4170 kilometer dari Cinere, 295 derajat) bisa menjadi jaminan keberhasilan QSO lebih dari 90%.

17 Oktober 2008

VK9DWX dan VK9CNC pada Topband (160m), Oktober 2008.

Sejak hari pertama operasinya di pulau Willis, 9 Oktober 2008, sinyal dari VK9DWX hanya terdengar lemah dan QSB di Cinere. 

Penyebabnya bukan karena operator stasiun DXpedition ini kurang canggih (lihat http://www.vk9dwx.de/index.php) melainkan memang kondisi propagasi di QTH saya yang buruk. Sejak Ramadhan 2008, noise level tidak pernah di bawah S9 dan selalu dipenuhi dengan static crash. Entah apa yang terjadi...


Karena alasan-alasan tsb di atas, saya malas mendengar top band. Padahal di internet, terjadi eforia dan pertukaran informasi antar-topbander di Amerika Serikat dan JA, VK/ZL dan Pacific, yang menyatakan bahwa kondisi band sangat baik untuk komunikasi dua-arah. Saya mencurigai kinerja antena T-loaded vertical saya yang saya gunakan untuk RX. Untunglah, semalam VK9DWX terdengar bekerja secara konsisten pada 1826.5 KHz, QSX 2 KHz, up/down, sejak sunset tiba di Cinere: 1148Z. Ini membuktikan bahwa propagasi-lah yang menjadi masalah.


Pada website-nya ada semacam prediksi kondisi propagasi terbaik per band. Informasinya sangat gamblang di sana. Saya coba ikuti hasilnya dan ternyata semalam banyak benarnya. Sinyal VK9DWX menguat pada 1400Z. Dan saya masuk ke dalam log mereka pada 1451Z. Informasi tentang waktu terbaik untuk top band juga saya dapatkan via SMS dari YB3MM op OM Adi yang sudah lebih dulu 'memborong' QSO dengan stasiun ini (selamat utk OM Adi).


Saya mendapat konfirmasi QSO pada top band dan 80m dari VK9WI, di 2006. Yang juga saya cari adalah VK9CNC dari pulau Norfolk. Sayang, stasiun yang disebut terakhir ini sudah lebih dulu QRT. Masa operasinya (oleh VK2CCC) terlalu singkat untuk sebuah entitas DX yang langka.

27 September 2008

Dua September yang Berbeda

Kondisi propagasi topband (160m) pada dua September (2007 dan 2008) memang jauh berbeda. Tahun ini, sangat buruk karena tidak banyak stasiun DX yang bisa dijaring di Cinere. Padahal, tiap equinox biasanya memberi peluang yang lebih besar untuk berkomunikasi jarak jauh. Berikut statistik dalam log saya:


*September 2007: 9M2, UA4, ZS1, ZS6, JA6, LA9, G0, 3B7, OM3, 9V1, JA1, UA3,
SM3, G3, RX0, G4, VK9,JA3, JL8. Total= 11 negara DXCC


*September 2008: BT1, YC2, VK6, 9M2. Total= 4 negara DXCC. Pada bulan ini, terdapat beberapa stasiun 'langka' pada topband seperti OJ0, H44. namun tak satu pun terdengar


Ini membuktikan bahwa siklus kondisi propagasi pada topband tidak dapat diasumsikan akan sama dan berulang tiap tahun - setidaknya demikianlah di Cinere. Semuanya tergantung pada sunspots. Bagi yang berminat DXing pada band ini, tak ada jalan lain kecuali berada di sana, memantau setiap saat...


Apakah pada Oktober 2008 akan membaik? Wallauhu a'lam.

24 September 2008

A New Sunspot Emerges


Re: [orari-news] Fw: A New Sunspot Emerges


Yth OM Bam, YB0KO/1
Secara teoritis, periode equinox akan membuat kondisi istimewa yg sama antara northern/southern hemispheres. Memang, pengaruh pembukaannya sudah terbukti dalam 3 minggu ini. QSO Topband (160m) antara stasiun di pantai barat AS --dan Eropa-- dengan VK/ZL terus-menerus terjadi dengan baik. DX Cluster dipenuhi dengan data spot seperti tsb. Stasiun-stasiun VK/ZL bisa 'berpesta' dengan stasiun dari HP, OA, LU lands pada 160m.


Tapi, sayangnya, kondisi itu TIDAK berlaku di musim ini bagi stasiun saya di Cinere. Bila dibandingkan dengan bulan-bulan yang sama di tahun-tahun sebelumnya, periode kali ini adalah lebih buruk. 

DX yang terdengar adalah hanya dari VK, JA dan 9M2. Pada 13 Agustus 2008, saya sempat mendengar sinyal N6TR saat usai Maghrib, WIB. Kuatnya QRN di equatorial zone menjadi penghalang untuk mendengar sinyal dari jauh lainnya.


To call or not to call. That's what (topband) DX is...


Tnx es 73 de Jo, YC0LOW


----- Original Message -----
From: unclebam@gmail.com
To: orari-news@yahoogroups.com ; i-ares@yahoogroups.com
Cc: Buldan Muslim ; Imam YB4IR ; Sardjana@ptphapros ; Pri Handoyo ; Jo,YC0LOW ; dudy ; Soekardi Kardi ; dhismas ; Taufan Prioutomo
Sent: Tuesday, September 23, 2008 8:40 AM
Subject: [orari-news] Fw: A New Sunspot Emerges


1 - good news fr DXers:
WELCOME Sunspot Cycle # 24, walopun quote: ....."is an encouraging sign that the 11-year solar cycle is indeed progressing, albeit slowly" ....
unquote

2 - btw, mas jo -- EQUINOX ini ada pengaruh significant pd "bukaan" top band nggak, terutama buat qt yg di southern hemisphere dan "ngarepin" bukaan to the northern one?

73
[bam]

----- Original Message -----
From: "SpaceWeather.com"
To: "SpaceWeather.com"
Sent: Monday, September 22, 2008 10:53 PM
Subject: A New Sunspot Emerges

Space Weather News for Sept. 22, 2008
http://spaceweather.com

NEW SUNSPOT: For the first time in months, a significant sunspot is emerging on the sun. It is a fast-growing active region with two dark cores, each larger than Earth. The magnetic polarity of the sunspot identifies it as a member of new Sunspot Cycle 24. Because the year 2008 has brought so many blank suns, some observers have wondered if we are ever going to climb out of the ongoing deep solar minimum. Today's new sunspot is an encouraging sign that the 11-year solar cycle is indeed progressing, albeit slowly. Visit http://spaceweather.com for sunspot photos and updates.

SEPTEMBER EQUINOX: Seasons on Earth change much faster than they do on the sun. Today, autumn begins in the northern hemisphere and spring in the southern hemisphere when the sun crosses the celestial equator. The crossing, called the "equinox," takes place at 1544 UT (11:44 EDT) on Monday, Sept. 22nd. Happy equinox!

13 September 2008

YC2EUZ Muncul pada Topband (160m)

Pagi ini (WIB) atau , 12 September 2008, UTC, sked kami terlaksana dengan baik. YC2EUZ op Dadang di Temanggung, Jawa Tengah, muncul menjawab panggilan CQ saya pada 1824 kHz, moda CW, dengan sinyal yang kuat. Pada 2212Z, kami bertukar laporan RST. Saya mengirim 579 baginya dan mendapat 599.


Kondisi propagasi tidak bagus, namun untuk jarak antara Cinere - Temanggung, kualitas sinyal seperti yang kami alami pagi ini sudah lebih dari cukup -sebuah armchair copy . Terakhir sekali saya menjalin QSO pada 160m, CW, dengan stasiun dari Jawa Tengah adalah dengan YB2UU di Semarang (Agustus 2006).


Terima kasih untuk OM Dadang, YC2EUZ. Selamat datang di 160m, kerajaan derau tak bertuan. CUAGN es 73 de Jo, YC0LOW.

05 September 2008

Kartu QSL VP6DX, Ducie Island

Saya yakin bahwa kawan-kawan yang berhasil kontak dengan VP6DX sudah mendapat balasan kartu QSLnya. Saya sendiri menerimanya pada awal minggu ini.


Kalau tidak salah, manajer kartu QSLnya mensyaratkan US$ 2.00 untuk mendapatkan balasannya. Tadinya, saya pikir mereka hanya kekurangan arus kas, namun setelah menerima kartu QSLnya maka mengertilah saya mengapa harus senilai US$ 2.00.


Kartunya setebal 32 halaman, berwarna penuh, seperti layaknya sebuah booklet! Foto-fotonya sangat baik berkwalitas profesional. Seleksi fotonya telah mengungkapkan tahap-tahap kegiatan para amatir radio di atol tak berpenghuni itu. Dan, yang terpenting, 'pesan sponsor' dari beberapa pabrik peralatan amatir radio yang digunakan pada DXpedisi ini (tiang fiberglass, band-pass filter, dummy load, transceiver, RX antenna, micro keyer, telepon iridium) disajikan dalam cara yang soft-sell dan indah.


Dalam catatan saya, inilah kartu QSL dari sebuah DXpedisi yang berbentuk buku, paling tebal halamannya, paling lengkap isinya dan paling bagus untuk dikoleksi! Bila Anda belum mengirim karena biaya 'mahar'-nya sebesar US$ 2.00, maka kirimlah sesegera mungkin. 73 de Jo, YC0LOW