13 Mei 2008

Re: T-loaded Antena untuk TX pada 160m

From: wo2k
Sent: Monday, May 12, 2008 10:07 PM

OM Jo,
Melanjutkan diskusi tentang antena, ya. Semoga anda tidak keberatan :-)

Berbicara tentang Top Hat ( atau Capacitive Hat ya???), berapa derajat sudut yang "diijinkan"?. kalo saya lihat di antena anda, terlihat ada cukup space untuk membentang top hat-nya, sehingga sudut yang terbentuk cenderung landai. Saya mengalami kesulitan untuk membentang yang agak lebar, yang membentuk sudut yang landai.

Saya lihat top hat anda simetris kiri dan kanan. Bagaimana kalau saya bikin beberapa top hat, tetapi tidak simetris kiri dan kanan. Kondisi yang memungkinkan di tempat saya adalah menarik top hat ke arah 270 derajat, 210, dan 180 derajat.

Apakah memungkinkan saya melakukan scaling untuk antena Anda tsb?

Salam
Dhismas, YC0NHO
OM Dhismas,

Prinsipnya, makin kecil besaran sudut antara kawat utama radiator dengan kawat top-load maka akan terjadi RF cancellation yang membuat kinerja antena tx menjadi buruk. Sudut yang disarankan adalah >45 derajat. Namun, bila terkendala oleh lahan, maka lakukan apa yang bisa.

Kalau panjang kawat top-loadnya tidak simetris, saya belum pernah coba. Menurut saya, mungkin, pada ujung antena vertikal tidak ada efektifitas capacitive loading-nya.

Untuk scaling down dimensi antena saya (mungkin ke band 3.5 MHz, ya?), saya kira bisa saja. Dalam buku Low Band DXing, Edisi Keempat, ada chart 1/4 panjang gelombang, current fed T-antenna, halaman 9-44, Chapter 9. Kira-kira isinya: tinggi kawat vertikal 13 meter, panjang total kawat horisontal 10 meter, diameter kawat 2 mili meter. Radiation resistance-nya sekitar 25 Ohms.

Maaf bila ada penjelasan saya yang salah.


Re: T-loaded Antena untuk TX pada 160m

From: "Sulwan Dase" <yb8eip@mdcsulsel.web.id>
Sent: Monday, May 12, 2008 9:32 AM


Saya mengerti sekarang. Jadi memang permasalahan kita sama ya, yaitu masalah luas lahan utk mendirikan antena. Kemudian, saya ada satu pertanyaan lagi OM Jo (jangan bosan ya): Manakah yang lebih bagus: antena dgn polarisasi vertikal atau horisontal? Trims sebelumnya. -
Sulwan - YB8EIP

OM Sulwan,
Untuk long haul/DX pada topband (160m), saya kira lebih bagus antena TX vertikal. Asumsinya, rata-rata ketinggian feedpoint maksimal yang dimiliki oleh amatir radio adalah 25 m. Bila antenanya dipole, ketinggian itu hanya nyaris 1/7 panjang gelombang pada 160m. Pada antenna modelling software akan terlihat sudut pancar RF-nya sekitar 45 s/d 50 derajat. Padahal, untuk DX, sudut pancar yang baik dimulai dari <30 derajat. Besaran sudut tsb bisa
dicapai oleh antena vertikal dengan ketinggian yang sama dan jumlah kawat untuk ground radials-nya cukup banyak.

Pengalaman saya membuktikan bahwa kuat sinyal dengan antena TX full-sized dipole terdengar long path di W4ZV (North Carolina, AS) dengan daya pancar 400 Watt (1996). Beberapa tahun kemudian (2007), ketika menggunakan antena inverted-L, stasiun yang sama menerima baik sinyal saya dengan daya100 Watt saja (2007).

Lihat artikel "Terdengar di W4ZV, North Carolina, AS, Selasa, November 20, 2007 7:39 AM" pada blog saya http://topbanddxdiindonesia.blogspot.com/

Re: T-loaded Antena untuk TX pada 160m

From: Sulwan Dase
Sent: Monday, May 12, 2008 7:52 AM

OM Jo, apakah penggunaan antena TX dan RX di 160m selalu dibuat berbeda? Trims

Sulwan, YB8EIP

OM Sulwan,
Pada topband (160m) antena TX dan RX tidak selalu dibuat berbeda. Tergantung kondisi luasnya lahan. Pada awal DXing di sana (1997), saya hanya mengandalkan antena TX jenis dipole untuk RX. Makanya, kemajuan DXCC-nya sangat lambat karena saya lebih sering tidak dapat meng-copy sinyal lemah dari stasiun baru di sana. Maklumlah, Indonesia sangat kaya sumber daya -termasuk deraunya (noise) dan saya tinggal di kawasan perumahan yang padat.

Pembuatan antena RX untuk topband menjadi lebih mungkin dengan munculnya beberapa jenis yang berdimensi wajar (bila dibandingkan Beverage) seperti K9AY, Flag/Pennant dan EWE. Beverage dan dua jenis antena RX yang disebut terakhir sudah pernah saya coba dan hasilnya cukup bagus untuk mereduksi noise dan sekaligus memiliki directivity.

11 Mei 2008

Re: Top-Loaded Antena untuk TX pada 160m

From: wo2k
Sent: Saturday, May 10, 2008 8:22 PM

Proficiat OM Jo,

sekedar pengin tahu saja, kenapa anda berganti dari inverted-L ke
T-loaded antenna? (Tentu saja alasan yg terkait dgn kegiatan di top band bukan alasan bambu patah :-) hehehe..

Kemudian mohon diceritakan sedikit dongeng terkait dengan antenna yang baru ini, terutama di bagian take off angle sama prediksi/pengalaman temen lain terkait performanya di top band.

Oh ya, yang anda tuning itu elevated radialnya atau top loadednya?

Dhismas, YC0NHO

OM Dhismas,

Terima kasih untuk tanggapan dan pertanyaannya. Saya coba jawab sesuai pemahaman sederhana saya yang notabene bukan seorang engineer.

Saya berganti dari antena TX tipe inverted-L ke top-loaded vertikal karena ingin mencoba sesuatu yang baru. Walau saya puas dengan kinerja antena inverted-L lama, namun berdasarkan referensi, pola radiasi inverted-L tidaklah murni 'vertikal' karena ada bagian kawat radiatornya yang terentang secara horisontal - betapapun pendeknya. Secara teori, sudut take-off antena tx vertikal akan lebih rendah dari pada jenis antena lain, bila diasumsikan ketinggiannya rata-rata.

Juga, di lokasi lama, sudah tidak mungkin didirikan tiang pada pohon karena sebagian batang pohonnya patah. Karenanya, lokasi tiang penyangga harus saya geser sekitar 15 meter dari pinggir pagar rumah ke bagian tengah lahan. Ruang di lokasi baru hanya ada di dak beton terbuka pada teras lantai dua. Ketinggian dak sekitar 3,5 meter DPT akan memberi keuntungan untuk tiang fiberglass sepanjang 18 meter. Ini merupakan upaya 'in search of exellence'.

Hal lain adalah: dengan feedpoint yang 'mengapung' (elevated) tsb saya bisa eksperimen untuk menggunakan 1/4 panjang gelombang elevated radials (sesuatu yang belum pernah saya coba). Menurut Dick, K5IU, dalam buku Low Band DXing, yang diinginkan dari sistem radial adalah agar supaya radiasi dari kawat radial horisontal tsb tertahan sehingga tidak akan ada pola distorsi sekaligus akan mengurangi pola radiasi high-angle

Jadi, yang di-tune adalah kawat elevated radial-nya. Menurut Bjorn, SM0MDG, dalam setahun, dia memperoleh 100 DXCC-nya dengan set-up antena yang konstruksi dan instalasinya saya tiru sepenuhnya ini.

Hingga pesan ini ditulis, saya belum memancar dengan antena baru ini. Masih mengerjakan sistem grounding (DC dan RF), dll. Rencananya, akan dicoba ketika mengoperasikan stasiun special call YE100K (memperingati Hari Kebangkitan Nasional) pada top band (160m), 31 Mei 2008.