04 Februari 2010

Sinergi SWLer dan Topband DXer Indonesia

Belakangan ini, milis diramaikan dengan pembahasan mengenai pentingnya antena RX untuk melengkapi senjata bagi para topband (160m) DXer.

Saya sangat bersukacita dengan bertambahnya minat dan kesadaran tentang perlunya peningkatan kemampuan penerimaan (RX) setelah selama ini para DXer hanya berkutat menemukan SWR terendah untuk antena TX-nya.

Bagi para LOW band DXer (80 dan 40m), sebuah antena RX akan menjadi sangat bermanfaat dalam menaiki tangga DXCC.

Bagi para eksperimenter lain, keahlian merancang/merakit produk rangkaian T/R dengan adjustable Gain akan menambah wawasan. Syukur kalau bisa memproduksi perangkat tsb sehingga ada pendapatan.

Bagi pengguna txcvr yang hanya memiliki satu input antena akan bisa mengamankan front-end sistem RX di perangkatnya karena sudah dipasangi alat baru bikinan teman-teman Orari.

Saya ingin tahu, bagaimana seandainya kita bersinergi dengan SWLer Indonesia yang berfokus pada Medium Wave (MW). Bertukar pengalaman tentang alat apa, bagaimana cara, dll. yang terbaik untuk menerima (receive) sinyal lemah/DX.

Saya yakin ada banyak teman-teman Orari yang berangkat dari hobi SWL. Biasanya mereka lebih sabar dan tekun. Karenanya, kita (mungkin) bisa bersinergi dalam hobi ini.

Noise Auditing pada Topband

Mohon maaf, judul saya ubah supaya para maniak (penggemblung) Topband tidak dikeluhkan sebagai pembuat onar :-)

Yth OM Hari WWW, dkk

Kalau Anda jadi jalan-jalan ke dusun Nawang tsb, maka ada beberapa hal pokok yang patut dilakukan seandainya ingin memanfaatkan lokasi tsb untuk aktivasi transmisi topband (160m), entah untuk event apa, kapan pun.

Yang pokok adalah melakukan NOISE-Auditing (jadi bukan cuma orang-orang di bagian keuangan yang bisa omong tentang audit. Amatir radio juga sah bicara itu. Opo ora hebat kita ini, mas ya?

Caranya relatif mudah, tapi harus dikerjakan dengan teliti dalam pengertian audit diselenggarakan di saat yang sama dengan rencana saat operasi topband, yaitu mulai maghrib (SunSet). Jangan mengaudit noise di sekitar pada siang hari karena kesiangan akibat keenakan tidur malam (musuh dalam selimut? NO way...)

Gunakan radio jinjing (portable) penerima dengan antena teleskopisnya, misal Sony serial ICF-7600 dll. Tune pada band MW, frekwensi sekitar 1700 kHz, mode AM/MW tetapi jangan tune di frekwensi kerja stasiun BC. Ukur tingkat noise di tempat-tempat yang akan digunakan sebagai titik antena - terutama antena RX. Boleh juga di ruang operasi kelak. Ubah terus orientasi antena radio penerima tsb sampai mendapatkan derau (noise) terendah.

Karena radio penerima sejenis jarang dilengkapi dengan jarum indikator level penerimaan sinyal, maka kita pakai kertas dan bolpen untuk mencatatnya.

Pilih lokasi hamshack yang jauh dari peralatan penghasil noise seperti dimmer, tv plasma (karena switching PSU-nya), bantal hangat berlistrik dll. Yang utama, hindari dekat dengan kabel HV PLN dan/atau lampu penerangan jalan umum tipe Natrium (biasanya ini biang keroknya).

Negosiasikan kepada pemilik bangunan bahwa selama Anda menggunakan villa-nya, maka kita akan matikan semua lampu penerangan ruangan jenis TL dan akan memakai bohlam biasa (jelaskan Anda dkk adalah orang-orang romantis yang tidak perlu cahaya, cuma perlu RST dari DX)

Kalau mau pake linear amplifier, hubungi PLN supaya tambah daya dan merubah jadwal giliran pemadaman listrik di lokasi tsb. Minta mereka untuk memadamkan listrik di rumah-rumah para pengantin baru di dusun tsb.

Yang terakhir, sebelum berangkat ke sana, jangan lupa pamit dulu kepada XYL. Pilihlah dalih yang membuat kesan kepadanya bahwa ini adalah kegiatan kerja dan menyelesaikan persoalan hidup-dan-mati. Biasanya perempuan tidak mau ikut menyaksikan carok.

Gud DX es 73 de Jo, YC0LOW



Dari Orari-news@yahoogroups.com
Re: pasca hingar-bingar CQWW 160m-nya para GEMBLUNGers
Bam, YB0KO/1, menulis



Hi ALL !!!
sudah hampir 2 week-ends ini sy cuma bisa "menyimak" segala hingar-bingar, hiruk-pikuk dan kegaduhan (semua dlm artian dan konotasi POSITIP) berkaitan dg CQWW 160m ini, tanpa bisa urun-rembug ato sumbang-saran dlm bentuk apapun --- krn "personal" sikon yg ke"malang"an lagi non-kondusip adanya.

betapapun demikian, ada bbrp hal yg bisa sy "tarik kesimpulan"- kan dr penyimakan tsb., a.l. :

1. PERSIAPAN yg matang -- jasmani dan rokhani, materiil dan moril -- yg tlh disiapkan dlm waktu relatip panjang (2 bln, misalnya -- seperti tim YE1C bekasi dan TRIO paiton yg memanfaatkan Lazy Quad ex kontes yll), atopun relatip pendek (sekedar 2-3 hari, misalnya --- seperti OM Jo dg DL-nya, OM Imam dg berbagai RX antennanya, OM Ddg serta rekans Tmg, Sltg dan Yogya dg "*make shift*" antennas pd umumnya -- dg motto: tak ada bambu (utk tiang)cabang pohon mangga tetangga-pun jadi)

2. PERSISTENSI -- gigih, keukeuh, tabah smp *the last minutes -- *terutama dlm menghadapi cuaca dan propagasi (termasuk "bukaan" SR/SS) yg kurang mendukung (bagi mereka yg ber-pikir-cekak) ato justru challenging/ menantang (bagi mereka kaum "positive thinkers") .....

[mis.: jam 23:00 wib masih menyiangi kebon tomat utk mbentang beverage di Gng Malang;di bwh hjn lebat plus petir ngebut Bndws-Jmbr utk cepet-cepet naikin Double L (quote: .... dalam remang2 kegelapan, capek yg tdk drsakan cmpur batuk kering meski masih jga nrus bikin hangat bibir dng rokok + kopi.. haa3x.. trus dikebut sampai antena mau matching ..." unquote) dan contoh-contoh lain yg di-posting selama sepekan belakangan ini

3. ENJOY -- lepas dari butir 1 dan 2 di atas, apapun hasil yg diperoleh, begitu gawe usai lengkap dg ritual "gulung kabel"-nya SEMUANYA enjoy dan heppi-heppi ajah, es sgr *mentally *MENATAP kedepan: bikin post-event evaluation spt yg dilakukan OM heri 1kar a/n YE1C; usulan ttg top banders dinner-lah, jelang CQWW SSB-lah, dan seabreg WHAT NEXT yg lain-lain nya.

= = = = = = = = = = = = = = =

di sela-sela seabreg WHAT NEXT inilah kaya'nya sy baru bisa *check-in* lagi ke "forum" ini, yg sy awali dg posting ini ....

hari senin 01/02/2010 jam 15-an gitu ... sy sempat nonton TV-one (nama programnya lupa, tp pembawanya Farhan .... yg lagi jalan-jalan ke daerah PACITAN, a.l. berkunjung ke rumah keluarga SBY dan bersilaturahmi dg kakak serta buDe bliao).

Farhan mengajak pemirsa ke Pantai SERAU, yg cuma sekitar 1/2 jam dr pusat kota Pacitan. Wow ... (paling tidak di mata sy) pantai ini ideal sekali buat bikin Field
Day ato semacamnya, krn (sepintas, itupun cuma liat di layar) memenuhi bbrp pra-syarat:

1. daerah pantai (kan pinginnya mau nerusin uji coba antena yg dinaikin di daerah pantai) dg hamparan pasir putih yg menawan.

2. cukup dekat dg pusat kota (*logistic wise*, sapa tau mesti mendadak harus beli kabel monster, tambang plastik, pop-mie ...), tp lumayan jauh dr areal industri ( = sedikit man-made noise);

3. TIDAK ato belum seramai ancol, carita, kuta, senggigi, parangtritis dsb (= sedikit man-made QRM/QRN ;) -- kegiatan rekreasi yg sempat di"tangkap" Farhan adalah SURFING (rupanya pantai ini sudah termasuk dlm daftar salah satu tujuan wisata bg peselancar kls dunia). Farhan sempat ketemu (dan ngobrol-ngobrol) dg Selini -- gadis cilik (11 thn) asli pacitan yg thn kemarin jd juara III kompetisi selancar internasional kelompok < 17 thn -- yg lagi berbasah-basah di situ (dia bilang tiap hari paling tidak 3 jam dia berlatih utk menghadapi kompetisi lain di bali, bln maret nanti)

4. kemudahan akses: lewat jalur selatan, sepanjang pegunungan karst yg membentang di selatan yogya, wonogiri, solo ... (bwt OM Imam dan OM Ika kan ada route penerbangan Palembang - Yogya ato Solo);

5. adanya bentangan pegunungan karst (dg gua-gua yg "patut diduga" adalah tempat hunian manusia jawa purba) ini JUSTRU membawa tantangan tersndr utk di-selidik-sidik- telisik-i pengaruhnya sama pancaran dan penerimaan RF tentunya sy tidak (ato belum) mengharapkan kita utk rame-rame ke sono utk bikin persiapan buat CQWW SSB bulan depan, tp paling nggak bisa dr sekarang di-wacana-kan utk bikin Field Day (ato semacam Low Band QSO Party di pantai Carita, thn 2005 doeloe) di sana, taruhlah kalo' musim hujan sdh agak redaan nanti.

seinget sy di milist ini ada bbrp rekans dr ORLOK Pacitan, mungkin bisa mulai bikin survai kecil-kecilan utk menjajagi kemungkinan utk itu -- a.l. dg mengamati keberadaan dan "kwalitas" suplai listrik (PLN) di situ (kalo' gak ada -- ato belum ada -- ya tolong dicheck kemungkinan menyewa (ato dapat donasi, hehehehe) genset sekitar 5 KVA-an gitu lah ... kalo' nggak ada sebagaimana diharapkan, gimana kalo' rekans Yogya (OM budi 2ujy, OM Harry 2www dll) meluangkan waktu (salah satu week end) utk bikin survai ini (OM Ardie 2lev yg masih gampang "blebar-bleber" kemana-mana mau dong mbantuin .... "sangu"nya nodong aja sama OM Ton 2cpo ato OM budi 2um yg biang antena "end fed 3/4 lambda three-wire" itu)

Nah, "gayung" sudah daku lemparkan, semoga "bersambut" hendaknya ...

73,

[bam]


Hari, YC2WWW menjawab:

Hi,, Om Bam,
Gayung yang dilempar ouphh,,, udah kita tangkep nih Om Bam, tapi haaaps,,, kita lempar lagi ke Om Bam hehe,,,

Om Bam, Cerita tentang pantai Pacitan nan elok begitu cerita Farhan di TV-Satu. Saya justru lebih tertarik untuk menjajaki bakal tempat wisata baru dan baru diresmikan (sama-2 lihat di TV saat peresmian bbrpa bulan yg lampau) yaitu Monumen Sudirman, lokasi Dsn Nawang masih wilayah Kab Pacitan, berada pada ketinggian 1000 dpl, mirip Gunung Malang, kalau ada kesempatan 2 s/d 3 minggu ini saya coba berkunjung atau berharap ada rekan dari Lok Pacitan pada milis ini utk memberikan info.

Okelah,,kalau,,beg,,begitu, Om Bam,, mudah-2an gayung yg dilempar disambut teman yang lain, disamping tawaran dr rekan Jatim di Pantai Paiton yang sudah pasti. salam de yc2www,

03 Februari 2010

WD5COV, New Mexico

Topband (160m) membayar jerih payah saya senja hari ini, 4/2/10(WIB). Walau sudah letih karena seharian bekerja, saya putuskan untuk tidak langsung pulang (topband DXer toh bukan gadis pingitan), melainkan memanggil CQ NA pada 1814 kHz sejak 1145Z.

Beberapa menit setelah memanggil NA, JE1CTM mengirim DX spot
"1202 je1ctm 1814.0 YC0LOW cq NA being cld by a N6" Artinya? Ada harapan!

David di hamshacknya yang rapi laksana show room mebel
Yang kedengaran memanggil adalah WD5COV. Pada 1224Z sebuah DX qso yang sulit terjadi juga. Saya dapat RST 559. Sedangkan saya kirim RST 339. Adapun N6ET, belakangan saya baru tahu dia, tidak terdengar sampai saya QRT pada 1300Z.

David menggunakan antena TX full size 4-sq array
New Mexico merupakan negara bagian di AS yang ke-28 masuk dalam koleksi 160m saya. Ini pertama kali antena Delta Loop mengantar sinyal saya sejauh hampir 15500 km (GL DM62DA). Nevada, negara bagian yang berbatasan dengannya, sudah CFM pada 1988.

On Thu, Feb 4, 2010 at 7:01 AM, David Jorgensen wrote:
> Hello Jo, Wow I did not realize you obtained the first cw 160M dxcc from indonesia.
> Excellent Job!
>
> Mni thanks for the qso today. I copied you solid for over 30 minutes. I wrote >down my report 439 and 539. When I go to log the qso I became confused. But I >know we had a good qso. Me and many others appreciate you on top band and on line >chat for skeds. I hope you work Doc K7SO also someday. I will be sending you my qsl >card. I wonder if you have worked all states on 160?
>
> 73 Dave WD5COV

02 Februari 2010

Antena RX Double Halfwave Delta Loop ala TX3A

Gbr. 1


Gambar hasil EZNEC di kiri didapat dari Rys, SP5EWY dan Luis, IV3PRK (keduanya top bander yang sudah pernah beberapa kali saya jumpai di 160m CW). Sebelum kontes CQ 160m CW, 2010, saya berkorespondensi dengan Rys, via email untuk menanyakan rincian antena tsb karena saya berminat membuatnya.


Rys sendiri sukses menggunakannya untuk menangkap sinyal TX3A. Antena tsb adalah rancangan Carlos, N4IS dan George, AA7JV. Digunakan dengan baik pada DX-pedition TX3A di Chesterfield Island (2009).


Setelah korespondensi tsb, saya coba terjemahkan seluruh informasi ke dalam sebuah diagram dan keterangan lain (lihat Gbr. 2) di bawah:
Gbr.2
Gbr. 2

Salah satu keuntungan dari antena rx DHDL ini ialah dia bebas dari pengaruh ground. Berbeda dengan antena EWE, yang konon menjadi dasar desain DHDL ini. Sifatnya yang ground independant membuat antena ini tidak alami perubahan bila kondisi tanah kering dan/atau basah.


Cara pembuatannya juga sangat praktis. Diameter kawat tidak kritis. Tiang penopang harus yang non-logam. Kita bisa gunakan bambu yang kecil namun panjang. Hanya saja, toroid model binocular BN-202-73 (lihat Gbr. 3) tidak tersedia di Glodok, Jakarta melainkan harus dipesan ke Fair-Rite atau Amidon di Amerika Serikat.
Gbr. 3

Selamat mencoba!