31 Agustus 2013

Antena-antena untuk DXpedisi Tim Orari pada LOW Bands

Banyak dari kegiatan DXpedisi di Indonesia sudah bekerja oke -dan berhasil baik- pada high bands moda SSB dan digital. Namun, kegiatan mereka, dengan sedikit pengecualian, tak banyak yang menghasilkan QSO pada 160m. Kenapa?

Belum pernah terbaca pada rilis dari tim DXpedisi dari YB-land adanya fokus pada band-band yang lebih rendah (LOW bands) - yang khusus pergi ke tujuan dengan membawa antena-antena untuk 160m, antena-antena RX, pre-amplifier  dll. Apakah mereka yang kurang sabar --karena tidak toleran dengan QSO-rate yang rendah -- dan siap berjam-jam menderita pendengarannya karena derau pada LOW bands? Atau karena modanya CW? Wallahu a'lam. 

Seperti pidato Martin Luther King Jr "I have a dream", saya juga punya sebuah mimpi, satu saat akan ada tim anggota Orari yang melayani sebanyak mungkin QSO DX pada band-band 160, 80 dan 40 - dalam urutan prioritas seperti tertulis di atas. 

Apa saja syarat-syarat praktis yang bisa dipakai untuk berhasil memenuhi khayalan itu?

1. Vertikal antena TX yang didirikan di laut, bukan di pantai yang dekat laut, karena:
  • a. Tidak ada ground-loss
  • b. Kinerjanya lebih baik dari pada antena Yagi terbaik
Sebagai gambaran, sebuah sinyal yang dipancarkan oleh antena Yagi dari kawasan OC (Oceania) ke benua Eropa (EU) perlukan 3 atau 5 lompatan (hops) propagasi. Apa itu propagasi atau hops? Silakan belajar lagi, lihat:
http://hfradio.org.uk/hfprop.pdf 
atau
http://www.arrl.org/files/file/Technology/tis/info/pdf/8312011.pdf

Bandingkan dengan kinerja dari antena jenis vertikal yang didirikan di atas air laut. Untuk menempuh jarak yang sama, diperlukan 'hanya' 2 atau 3 kali lompatan. Padahal, untuk sebuah lompatan kita akan kehilangan 15 - 20 dB 

Hindari resiko-resiko pada antena yang didirikan di atas air laut karena:
  1. Korosi akibat kadar garam yang tinggi
  2. Dampak de-tuning karena kondisi pasang-surut  

Klik http://topbanddxdiindonesia.blogspot.com/2013/08/catatan-tentang-antena-vertikal-multi.html

Sistem antena RX bagi tim DXpedisi Orari
  1. Antena penerima (RX) diperlukan untuk menghindari tembok sinyal JA. Ketika stasiun-stasiun dari Amerika utara dan Jepang memanggil Anda secara bersamaan, perbedaan sinyal mereka sekitar 20 - 40 dB! Begitu pula dengan sinyal dari benua Eropa (EU). Namun, ada beda sekitar 20° dalam hal sudut arah datangnya sinyal dari EU dan JA ke Oceania (OC). Jadi masih bisa 'dipisahkan' oleh antena RX yang diorientasikan secara khusus. Bagaimana bila transceiver untuk DXpedisi tidak memiliki input khusus untuk RX? Klik http://topbanddxdiindonesia.blogspot.com/2011/09/trm-1-switch-antena-txrx-terpisah.html  
  2. Pada umumnya, stasiun DXpedisi akan berada jauh dari keramaian kota, lokasinya tak dekat dengan peralatan elektis/elektronik, maka seringkali kondisi terisolasi itu justru membantu mutu penerimaan/RX
  3. Power supply, generator dan peralatan tambahan lainnya juga harus bersih dari derau
  4. Diperlukan rangkaian RF chokes
  5. LOW bands adalah night-time bands 
Agar tim DXpedisi bisa berhasil dalam membukukan sebanyak-banyaknya QSO pada LOW bands, perlu disusun strategi pengelolaan waktu yang memanfaatkan mekanisme propagasi greyline yang bisa dilakukan rutin harian, di waktu setempat/lokal, sebagai berikut:

  • 19:00 mulai pada 160m (NA/JA)
  • Propagasi biasanya lemah antara 12:00 - 15:00, bisa istirahat
  • 80/40m pada malam hari
  • Kembali ke 160m untuk EU sampai waktu 05:00 
  • Sampai kira-kira 17:00 kerja pada high bands.
  • 40m atau high bands sampai 19:00, di saat QSY ke 160m
Lihat statistik QSO YB8Y selama enam hari (Maret 2012), di bawah. Polanya operasionalnya mirip dengan uraian mekanisme waktu di atas.

Selengkapnya, klik
http://topbanddxdiindonesia.blogspot.com/2012/03/statistik-umum-perolehan-qso-yb8y.html


* disusun dari berbagai sumber di internet

28 Agustus 2013

Catatan tentang Antena Vertikal Multi-band dari George AA7JV

Di rumah dan di semua kegiatan DXpedisi, saya gunakan Spiderbeam Pole tiang vertikal setinggi 18 meter untuk TX pada 80m dan 160m (juga pada band-band lainnya). Ada  pilihan-pilihan jenis antena yang lumayan bervariasi. Kebanyakan, bergantung pada berapa keras upaya yang mau ditempuh untuk membuatnya dan berapa banyak efisiensi yang hendak didapat dari sistem antena tsb


VERTIKAL

Desain yang paling sederhana adalah menggunakan kumparan (coil) yang low-loss  (sekitar 60 uH) di titik tengah kawat antena untuk meresonansi antena TX pada 1,9 MHz. Gunakan kawat tembaga yang berinsulasi,  diameter 1,6 mm, untuk radiator antena. Tekuk 30cm di ujung atasnya untuk menciptakan diameter loop (1 feet) yang akan berfungsi untuk kurangi tegangan (voltage) pada ujung kawat tsb dan untuk tambahkan efek top-loading.  Tambahkan induktor senilai sekitar 8 uH di bagian bawah antena - antara dasar (base) antena dan koneksi GND. Anda akan temukan titik ‘tap’ 50 Ohm pada induktor di sekitar tengah-tengahnya. Untuk  induktor tsb, gunakan ¼ inci pipa tembaga (atau pipa AC mobil) atau kawat/pipa tembaga berdiameter besar. Untuk band 80m gunakan relay untuk switch L-matching network yang sesuai.


INVERTED-L

Pilihan alternatif adalah desain konfigurasi jenis  inverted-L. Pilih kawat tembaga enamelled yang tipis (kira-kira diameter 0,5mm) untuk bagian horisontal kawat antena transmisi ini agar berat beban pada tiang vertikal SpiderPole - yang sangat luwes - berkurang. Mungkin, Anda  akan peroleh nilai SWR yang baik dengan menghubungkan langsung coax 50 Ohm ke feed-point tapi  itu merupakan indikasi bahwa sistem ground-nya berimpedansi tinggi dan itu mengakibatkan kerugian (=loss)  yang besar.


Cara lain adalah gunakan L-network untuk menyesuaikan kabel  coax ke feedpoint.


Yang musti diingat adalah: sebuah antena tipe  inverted-L yang resonan pada band 160m akan punya feedpoint reaktif yang amat tinggi pada 80m dan juga akan punya sudut pancaran radiasi yang tinggi. Anda boleh gunakan kawat horisontal yang pendek (sekitar 8 meter) dan dua buah rangkaian penyesuai impedansi yang bisa diubah (switchable): satu untuk band 80m dan yang lainnya untuk band 160m.


Pertimbangan lainnya: jangan gunakan dua seksi/bagian paling atas dari tiang Spider Pole untuk memberikan kekuatan yang lebih sehingga tiang itu akan kuat menopang beban tarikan kawat antena ke arah samping (side-load). Kawat horisontal sebaiknya dibuat lebih panjang namun perubahan agar membuat tiang penopang menjadi lebih kuat secara mekanis, lebih layak dipertimbangkan walau efisiensi antena akan berkurang.


Untuk detil  dan deskripsi antenna TX yang bisa mencakup semua band seperti yang digunakan oleh VK9GMW, silakan lihat http://vk9gmw.com/documents/VK9GMW_ANTENNA.pdf  
Antena tsb bekerja baik karena ada air laut di bawahnya, namun dengan jumlah radials yang cukup, Anda akan dapatkan kinerja yang juga baik di atas tanah.


Untuk instalasi permanen, saya sarankan Anda untuk mengecat tiang antena bila sudah baik kerjanya. Gunakan cat dari urethane yang luwes. Itu akan membuat antena Anda lima kali lebih tahan cuaca. Buatlah setidaknya 3 buah tali skur pada tengah-tengah tiang penopang antena. Silakan lihat gambarnya pada halaman saya di QRZ.com. – George AA7JV


Klik juga
http://topbanddxdiindonesia.blogspot.com/2009/03/vk9gmw-mellish-reef-tabah-sampai-akhir.html