15 Januari 2010

FK8CP Masuk Log sebagai NEW one

Sejak berkarir di topband (160m) pada 1997, stasiun dari Kaledonia Baru) terus-terusan membuat saya penasaran karena sering melihat FK8CP masuk DX spot tapi sulit mendengarnya (titik lemah set-up sistem topband saya adalah ke arah timur Indonesia: Pasifik).

Malam ini, rasa penasaran itu punah karena setelah cukup lama memanggilnya pada 1831.5 QSX down 1815 kHz, akhirnya kami bertukar laporan. FK8 menjadi koleksi negara ke-112 (WKD) pada log saya. Sekali lagi, saya terbantu oleh antena RX loop ala N6RK. Kalau menggunakan antena TX, sinyalnya mejret ditindih oleh QRN.

Kerusakan pada RX antena yang saya tulis dalam maillist Antennamania, ternyata tidak separah yang diduga. Saya periksa pada Jumat pagi (WIB) dan menemukan hanya karena sebuah konektor yang kendur diterpa angin besar.

Jumat usai subuh (WIB)saya mendengar sinyal kuat KH2L pada 1816 kHz (20:41Z) seperti sinyal yang berasal dari Bogor! Tapi karena saya sudah CFM Guam maka saya menahan gejolak syahwat untuk memberi kesempatan stasiun dari Eropa yang pastinya lebih bergairah mendapatkannya.

Pada malam harinya, 13:45Z, pada 1814 kHz, melalui sebuah sked via email, saya juga berhasil kontak dengan JR7VHZ dari prefektur Iwate, Jepang, sehingga hanya tiga lagi prefektur di JA-land yang musti diburu pada topband.

[AntennaMania] VP6DX RX Antennas

Link yang luar biasa bagus untuk mendapatkan pelajaran --lengkap dengan download 'diktat'nya--tentang bagaimana sebuah DXpedition secara serius menyiapkan RX antenanya (terutama pada LOW bands/HF):

http://www.ncjweb.com/200807NCJVP6DXreceiveantenna1.pdf


From: Partono Partokardi
To: antennamania@googlegroups.com, Friday, January 15, 2010 8:33 A

Thank you OM Jo,

Tambah referensi, dengan kondisi lahan seminim mungkin bila digabungkan dengan usaha optimasi yang tepat guna niscaya akan memberikan keberhasilan dan kepuasan.

masih sebagai pendengar "angot-angotan" (sekenanya) dan kumpulin resource sebagai persiapan..

73 de Tono, yb2cpo



Yth OM Tono,

Memang, kita belum tentu bisa meniru pendekatan dan praktik pendistribusian RX antena seperti VP6DX -- yang memfokuskan kegiatan DXpedition-nya pada LOW bands. Tapi, setidaknya kita bisa menambah referensi tentang hobi 'gila' ini. Juga bisa tahu, bagaimana caranya bahan/alat/merek digunakan.

Coba bayangkan, dengan persiapan yang hebat ini, pada 160m band, log VP6DX (memancar dari Pasifik, OC) mencatat 6.615 QSO CW dan 1.562 QSO SSB!

Saya baru memahami bahwa pada transceiver modern yang memiliki RX antena input-port yang terpisah dari TX port-nya ternyata masih umum menerima kebocoran sinyal pada saat TX 100W sebesar 10mW (+10dBm atau S9+77dB). Itu sebabnya pre-amp RX HARUS diproteksi apalagi bila penggunanya berada di sebuah lokasi di mana banyak txcvr dioperasikan.

Juga, dengan penguasaan teknologi/ilmu, setiap operator VP6DX dapat sekaligus mendengar sinyal DX dari dua arah yang berlawanan melalui speaker headphone stereo(kiri dan kanan).

Luar biasa...

14 Januari 2010

Topband, 13 Januari 2010

Malam (WIB) setibanya di rumah dari pulang kerja. saya mendapati antena RX loop saya tidak bekerja normal pada topband (160m). Posisi petunjuk pada potensio untuk DC Voltage di Remote Tuning Unit berubah dari skala pukul 9 ke posisi pukul 13.

Menurut keterangan dari orang rumah, pada senja harinya turun hujan dan banyak petir. Kemungkinan besar ada 'spike' sehingga menyebabkan rangkaian DC voltage feeder (outdoor) untuk menala kapasitansi antena overload dan menjadi rusak (apakah ini memang mungkin terjadi?).

Saya tidak sempat memeriksa dan memperbaikinya karena gerimis dan ngantuk. Jadi, pada dini harinya saya TX dan RX hanya dengan satu antena (vertikal) saja.

Sekitar 2125Z terdengar DX1J -yang dioperasikan oleh operator dari Jepang- pada 1823.5 kHz bekerja simpleks. Stasiun dari Filipina ini sinyalnya sangat kuat RST 559. Saya ikut memanggilnya karena yakin akan bisa masuk ke lognya tapi dia hanya mau melayani stasiun dari JA. Memang, stasiun DU tergolong langka ditemukan di topband. Tidak heran bila dia mendahulukan kaumnya.

Setelah 'ditolak', saya segera buka warung sendiri pada 1814 kHz. Sempat menjaring lima stasiun dari JA dari call-area 7 dan 8. Namun, bersamaan dengan itu, sinyal YC0LOW rupanya booming di Eropa walaupun sinyal dari sana terdengar lemah. Di Cinere, saya dengar ada M0, PA, OM, DL, RU memanggil tapi pile-up terlalu besar sehingga makin sulit meng-copy callsign satu per satu walaupun saya sudah free split-operation/QSX. Pada ON4KST Chat-Line, bahkan ada yang menulis bahwa 1814 kHz sudah menjadi 'EU zoo' (kebun binatang) akibat memanggil saya. Ron, GW3YDX menyapa saya via internet dengan menyebutkan bahwa di kalangan topbander Eropa telah berkembang teknik baru, yaitu: "call longer than anyone else", hi hi...

Saya putuskan untuk QRX sesaat agar menghentikan 'dampak sistemik' (pinjam istilah dari kasus Bank Century) yang buruk. Kemudian pada 2150Z muncul ON4UN dengan sinyalnya yang kuat. Kami bertukar laporan RST 579. Ini adalah topband QSO kami yang keempat sejak 1997. John, memberitahukan bahwa keputusan saya untuk QSX-up adalah oke.

Hingga saat SR tiba, saya kehilangan sinyal apa pun pada topband. Namun, saya sempat memantau adanya YC1COZ dan juga YB4IR yang masih rajin memanggil DX (karena saat SR di Palembang memang tiba agak belakangan dari pada di Cinere).

Tnx es 73 de Jo, YC0LOW

12 Januari 2010

Topband, 11 Januari 2010

Tidak ada 'kejutan' yang berarti pada topband pagi ini (WIB). Namun, kondisi propagasi boleh dibilang lumayan OK.

Seperti biasa saya mulai CQDX pada 21:00Z di 1814 kHz. Beberapa stasiun Eropa, diantaranya OZ1, SM2 langsung mengirim DX spot karena mendengar panggilan tsb. Via internet mereka melaporkan RST untuk saya 559.

Agak belakangan, mulai sekitar 21:21Z, YC0LOW diserbu oleh stasiun-stasiun dari JA. Namun hanya sebelas dari call-area 1, 3, 6 dan 4 yang masuk log saya. Sebetulnya bisa lebih banyak, tapi, tampaknya disiplin para topbander baru di JA berbeda dengan kebiasaan yang sebelumnya. Mereka terus-menerus dan berdesak-desakan memanggil di saat saya hanya berniat melayani hanya satu stasiun yang callsign-nya belum utuh di-copy.

Di tengah tirai sinyal yang kuat dari JA, saya mendengar ada ketukan lemah, QRS, tapi konsisten. Ternyata itu adalah GM0UDL. Setelah empat tahun berselang, inilah pertama kalinya lagi saya menjalin topband QSO dengan stasiun dari Skotlandia (lebih dari 11.700km dari Cinere). Callsign ini pun tergolong baru muncul. Kalau tidak ada antena khusus RX loop, mungkin sinyalnya akan terkubur oleh static noise dan sinyal JA.

Sebelum SR tiba, saya menjalin QSO dengan YC1HBP op Gum dari Cilebut, Jawa Barat

Mari berharap semoga kondisi propagasi 160m DX di hari-hari mendatang akan makin membaik.

Tnx es 73 de Jo, YC0LOW

Eksperimen Coax Loop RX Antena 160M [dari maillist AntennaMania]

Dear all,

Akhirnya selesai sudah rakitan antena RX Loop di 160M. Sekitar pukul 13.00 wib tadi sudah terpasang di ketinggian 20M diantara spasi antena TH6DXX dengan antena tx Yagi 3 element 40M.

Bahan dari coaxial Andrew 50 ohm (sisa potongan dari antenna TX double bazoka 160M) ukurannya lebih besar sedikit dari RG5/8. Dengan masing-masing sisi sekitar 1,5M, di mana pada sudut teratasnya untuk outer coaxial-nya diputus dgn jarak 0,5 inci (yang terhubung hanya inner-nya saja) dan sudut terbawah (pertemuan antara kedua ujung coaxial) masing-masing inner-nya dihubungkan dengan 1 bh capacitor 400pf (bentuk piringan terbang yang kebetulan saya punyanya itu, sisa dari jaman radio home brew, high voltage 3KV HF). Untuk di setiap ujung outer-nya digabungkan dan akan menjadi outer dari feederline. Begitu juga di salah satu sisi kapasitor dihubungkan pula dengan inner feeder line.

Untuk kerangka antennanya, saya pakai PVC diameter 0,5 inci, dan disilangkan berbentuk tanda Plus (+) dengan panjang jari-jarinya (dari titik tengah) 1 meter.

Feederline saya pergunakan coaxial 50 Ohm Federal RG-58 sepanjang 40M menuju ke pesawat yang nantinya menjadi antena RX sedangkan untuk TX saya tetap pakai Double Bazooka.

Untuk RX, pada Antenna Analyser (TTE) menunjukan angka resonan pada frekuensi 2,0 MHz (SWR 1,2 dengan impedance 50 ohm). Karena Capacitor yang saya pakai nilainya sudah Fixed 400 pF makanya jadi gak bisa di trim untuk ngejar ke frekuensi 1,8 MHz (kecuali jika pakai Capacitor trimmer).

Setelah antena dicolok ke pesawat (2 antena saya colok di Radio Yaesu FT-950, kebetulan radio ini memiliki fasilitas dua buah input antenna, dimana untuk Antenna 1 dengan Double Bazooka dan pada antenna 2 saya pakai RX Loop.

Pada siang hari pukul 13.00 wib, Perbedaan kedua antenna tsb adalah: 

Untuk Antena 1 (double Bazooka) S meter menunjukkan angka 20db, pada antenna 2 (Loop) S meter pada S8. Artinya tingkat Noise di siang hari pada antenna loop bisa ditekan hingga menunjukkan angka S8. Mudah-mudahan receive-nya tidak berkurang. Karena belum dicoba.

Terus terang, saat ini saya udah gak sabaran nunggu sampai nanti malam dan nanti subuh untuk menjajal antena RX ini.

Mudah-mudahan sukses, akan saya laporkan ke rekan-rekan untuk report Hasilnya.

Antena ini sangat simple. Saya buat tadi pagi pukul 10.00 wib dan sudah terpasang di atas tower pukul 13.00 wib.

Best regards
73 de Imam YB4IR


----


Yth OM Imam, YB4IR,
Selamat untuk atena RX-nya. Saya membayangkan tipe tsb nyaris mirip dengan antena RX yang saya buat -dan di waktu mendatang juga akan dibuat oleh Anda dkk bila pesanan varactor dan toroid sudah tiba (ala N6RK). Dimensinya sama. Bedanya, mungkin cuma satu: saya bisa ubah kapasitansi antena RX tsb (untuk 80m atau 160m) dari hamshack karena ada Remote Tuning Unit-nya.


Yang belum jelas apakah antena buatan Anda tsb menggunakan sebuah transformer untuk impedance matching (antena vs coax/feederline)?


Reduksi derau dari 20dB ke S8 sudah lumayan -walau masih tergolong tinggi. Mungkin karena ditempatkan di ketinggian 20m dan dekat dengan bahan-bahan konduktif (seperti menara dan/antena TX). Yang penting, receiver Anda haruslah didominasi oleh noise dari antena bukan karena common-mode noise yang biasanya efek ikutan dari feederline. Jauhkanlah dari sumber-sumber QRM lain, misal: lampu TL, switching power supply dll yang berdekatan dengan antena RX tsb.


Saran saya, dicoba saja dulu untuk memantau Nusantara Net 80m dan/atau kondisi di topband (160m). Siang/sore ini, kalau Anda sudah tiba di rumah, cobalah memantau radio siaran AM pada band MW. Bandingkan penerimaan dan directivity-nya dengan antena TX. Seharusnya, dengan perubahan-perubahan orientasi dan posisinya, antena tsb akan memberi Anda efek untuk 'nulling' noise.


Tidak usah kawatir bila SWRnya tinggi karena antena ini hanya untuk RX.


Happy topband DXing. Tnx es 73 de Jo, YC0LOW
From: Dadang Darwis, YB2EUZ
To: orari-news@yahoogroups.com Monday, January 11, 2010 11:15 AM

Dear OM Jo,

longpath dx qso..untuk qso 160M paling jauh sampai dimana sih? kalo sudah bisa qso dengan LA, OH, SM, KL, VE...apakah itu sudah dapat dikatakan tx antenna berfungsi cukup baik? artinya kan termasuk penerimaan juga?

ini kemarin sempat ditanyakan oleh rekan amatir di Tmg dan aku jawab... sekedar bilang...ya namanya juga lagi nyoba2, kalo langsung di oprek jadi lebih paham, karena langsung tau hasilnya mereka gak mudeng melihat aku selalu merubah sistem antena penerima yang sudah terpasang. Received di 40M dan 80M bagus..di 160M bisa dipakai, karena faktanya bisa mendengar dan qso dengan stasiun yang cukup jauh jaraknya...kok ya masih dibongkar dan diganti lagi? hehehe capek deh...


----

Yth OM Dadang,
Sebuah QSO dua-arah Long Path yang maksimum akan terjadi di antara dua titik lokasi pada lingkaran badan planet bumi yang terletak pada diameter 180 derajat. Jarak maksimum antar-titik lokasi antipodal dari Cinere terletak di Venezuela. Jaraknya lebih dari 20.000 km, atau setengah dari jarak 360 derajatnya. Kalau saya tidak salah, panjang lingkar bumi adalah sekitar 42.000 km (garis lurus/spherical).

Nah, rambatan sinyal dalam jarak yang mendekati 20.000 km itulah yang disebut jarak LP. Diperlukan banyak pantulan (multi-hop) agar sinyal merambat dan faktor propagasi membantu karena tak ada absorbsi yang berarti. LP pada topband (160m) umumnya bisa terjadi bila sebuah stasiun memancar pada saat sunrise-nya dan berada di timur terhadap stasiun targetnya.

Kalau propagasi baik pada highbands, misal 28 MHz, tidak perduli waktu siang atau malam, sinyal kita yang merambat 360 derajat dimungkinkan terdengar sendiri oleh kita dengan cara memutar antena TX kita ke arah kebalikannya. Suaranya sering menjadi bergema (ada echo-nya). Memang sih, tak sampai 'ngajuit' (Sunda) alias feedback. Pada topband (160m) hal itu adalah sebuah keajaiban.

Bagi saya, definisi DX tidak dibatasi oleh satuan ukuran jarak tertentu kecuali entitas (rule dari ARRL). Jadi, ke 9M2, 9V atau VK6 pun sudah DX. Tapi, setelah lama main di topband, kalau band sedang sepi - dan belum dapat negara DXCC baru (yang makin lama makin susah ditemui), saya suka bermain-main dengan jarak pancaran dan daya (power output). Sekaligus untuk mengevaluasi kondisi propagasi dan menilai kinerja antena TX buatan sendiri. Jadinya, saya sering terpesona sendiri. Mungkin inilah RACUN-nya topband. Untuk berkonsentrasi penuh, saya bahkan tidak pasang antena untuk band-band lainnya! YC0LOW tidak buka cabang di mana pun...

Secara teoritis, sebuah antena yang resonan untuk TX juga akan baik untuk RX. Jadi, kalau ngoprek antena TX jangan 'kesusu' (Jawa). Biarkan dia 'menghibur' kita - sebagai majikannya - untuk beberapa saat, misal 3 atau 4 minggu. Jangan lupa membuat catatan-catatan yang rinci terhadap stasiun apa yang didengar dan yang berhasil dikontak. Jadi, OM Dadang dkk, lanjutkanlah/wariskanlah nilai-nilai kejuangan untuk menaklukkan obsesi bekerja DX pada topband :-))

Kebanyakan amatir suka cepat-cepat mengubah antenanya karena hal itu adalah yang paling mudah -dan murah- dikerjakan. Kalau menyambung PCB txcvr atau linear amp. yang retak jalurnya 'kan memang lebih sulit :-)) Perlu suryakanta...

11 Januari 2010

Terdengar di Prince Edward Island, Kanada pada Top Band (10 Jan 2010)

Kalau pagi ini (11-Jan-2010, WIB) terdengar sinyal saya tiada henti memanggil CQ pada 1814 kHz, pasti ada alasannya! 

Itu karena Jeff, VY2ZM, (eks K1ZM), QTH di pulau Prince Edward, timur Kanada, melaporkan pada ON4KST Chat-Line bahwa dia pertama kalinya mendengar sinyal YC0LOW dari Cinere sejak 21:37Z. Locatornya adalah: FN86VI sehingga jaraknya dari Cinere adalah 15445 km


Jeff adalah penulis buku DXing on the Edge, The Thrill of 160 Meters, terbitan ARRL, 1997. Sebuah buku yang sangat bagus untuk dimiliki oleh mereka yang ingin berkiprah di topband (160m).

Gbr.1. Buku DX-ing on The Edge oleh Jeff K1ZM
Pada 26 Juli 1998, saya mendapat buku tsb dari Jeff (Gbr. 1) dengan tulisan tangannya yang berisi pesan pribadi dan persahabatan.


Kami mencoba berQSO pada topband (160m) tapi belum berhasil. Walau panggilan tiada henti saya berlangsung sampai dengan saat SR (22:47Z). Selama hampir 50 menit lamanya, Jeff melaporkan bahwa sinyal YC0LOW tetap terdengar di hamshack-nya - walau timbul dan tenggelam. 

Pengalaman pagi ini (WIB) mengingatkan saya dengan yang terjadi pada 20 Nopember 2007, ketika Bill, W4ZV (locator EM95UK, 16.700km dari Cinere) juga mendengar sinyal saya (lihat: http://topbanddxdiindonesia.blogspot.com/2008/02/terdengar-di-w4zv-north-carolina-as.html


Menurut Jeff, sinyal saya datang dari arah timurnya. Jadi, tidak melewati kawasan Eropa atau Kutub Utara. 

Coba saja Anda bayangkan, Jeff berada di pantai timur Kanada, tapi mendengar sinyal saya dari arah timurnya, bukan pula dari arah tenggara (short path). Aneh, bukan? Masih menjadi misteri: lewat mana sinyal saya merambat?

Lihat:  http://topbanddxdiindonesia.blogspot.com/2012/01/terdengar-oleh-vy2zm-k1uo-k1qx-1012012.html


Sambil memanggil DX umum (jadi tidak hanya memanggil VY2ZM) saya bekerja dengan beberapa stasiun, terutama dari JA, juga Svein, LA3XI. Saya masih senang melayani stasiun JA pada topband karena berniat memperoleh WAJA 160m. Masih ada kekurangan konfirmasi di dua prefektur: Kagoshima dan Aomori.


Seperti biasa, di saat uji-coba efektivitas dan efisiensi antena TX home-brewed, daya pancar saya 'hanya' 100 Watt.


Jadi terobsesi lagi, musti bikin antena RX apa agar saya dapat mendengar sinyal dari pantai timur AS dan Kanada pada top band?