13 Oktober 2011

Homebrewed SDR (Software Defined Radio) di Indonesia

13 Oktober 2011, daryono daryono, menulis di OrariNews
 
 
Kalau tidak salah, dimulai dari postingan Om Jo -YC0LOW sekitar bulan Februari yang lalu tentang SDR(software define radio) maka beberapa rekan mulai tertarik dengan SDR ini. 

Dibandingkan dengan membuat radio biasa (transceiver SSB) , SDR jauh lebih sederhana . Tidak perlu pusing pusing dengan SSB filter , IF amplifier, AGC dsb. 

Skema dan software juga bisa didapatkan dari internet. 

Sampai saat ini saya baru memonitor 4 homebrewer : YC1CYD , YC1BVK , YC0OQ ketiganya di 40m dan Om Dimas di 80m.
 

Hayo siapa lagi yg bakal menyusul muncul dengan SDR ???

Salam

Daryono
(sdr nya belum jadi juga)



13 Oktober 2011, Jo, YC0LOW membalas di milis yang sama, sbb:
 
Yth OM Daryono, dkk,

Walau SDR Anda belum juga siap pakai, yang penting niatnya, bukan? :-))

Terima kasih sudah mengingatkan saya dkk tentang artikel SDR tsb.

Bagi teman-teman yang belum tahu, klik tautannya


http://topbanddxdiindonesia.blogspot.com/2011/02/sdr-software-defined-radio-kehadirannya.html


Sejak awal Oktober 2011, banyak diskusi -- lagi-lagi pro & kontra -- di Topband Reflector tentang penggunaan (web) SDR di 160m. Terutama di antara operator di EU.

Dengan kocek yang tidak terbatas, rupanya, banyak dari mereka di EU sudah buat semacam konsorsium (kalau di dunia bisnis) untuk remote TX dan RX. Mereka bekerja sama dengan beberapa pihak di VK-land untuk "mendekatkan telinga dan mulut" mereka dengan elusive countries di Pasifik.
Jadi SDR tidak digunakan hanya untuk RX melainkan juga untuk TX yang cukup dengan daya rendah (QRP), via internet.


Lihat http://www.remoterig.com/wp/

Seperti kita ketahui, path 160m dari EU ke Central Pacific adalah yang paling sulit dicapai. Sementara, di kawasan itu masih banyak entitas DXCC yang bisa menambahkan perolehan country prefixes mereka di EU.

Tapi, menurut saya, justru mereka yang ber-uang dan berbuat curang seperti itu adalah pecundang sejati!

Alhamdulillah, semua DXer di tanah air ini bermental santri/pemuda altar semua. Jujur, baik hati dan tidak sombong  :-))

10 Oktober 2011

YC1COZ op Feri dalam Kontes Oceania 160m, CW, Oktober 2011

Feri YC1COZ (kiri) dan Danu YD1GCL inspeksi di menara. 



Salah satu cita-cita kami (saya dan teman-teman eks-operator YE1ZAT*, stasiun kontes Orari Lokal Bekasi, Jawa Barat) adalah memanfaatkan QTH yang LOW noise di Gn Malang, Ciater, untuk keunggulan DXing pada LOW bands.

Walaupun demikian, kami juga mendirikan berbagai antena TX untuk band-band atas 


Hingga akhir pekan lalu, kami - secara gotong-royong- terus melengkapi fasilitas di rumah tsb dengan barang-barang non-radio seperti kompor gas, bangku/kursi, tempat tidur, wi-fi internet modem dll, agar kenyamanan penghuninya meningkat. Pada saat yang sama, berlangsung Oceania DX Contest 2011. Photos courtesy of: YB1EME, YD1JZ


Topview dari 40m DPT ke halaman depan QTH di Radioland
Feri YC1COZ dan Budi YB1EME yang sudah lebih dulu tiba di RadioLand (julukan baru dari kami untuk "Gn Malang") menyambut kami dengan hangat di sore hari yang sejuk.


Sebelum waktu Sun Rise (WIB), seluruh instalasi sistem kategori standar siap dioperasikan, Meliputi: antena kawat TX full-sized dipole, RX reversible Beverage by KD9SV sepanjang 247m, Txcvr Yaesu FT-1000MP (vintage), Linear amp Kenwood TL-922 

Joz YD1JZ sedang menala sistem TX dan RX disaksikan oleh teman-teman (Oktober 2011)



Yoyon YB1CCF dengan hairdo yang baru

Saat kontes dimulai, kami memilih Feri YC1COZ untuk duduk di 'kursi panas' membawakan nama panggilan stasiun pribadinya (home call station) untuk ikut dalam kategori Single Op High Power (SOHP), legal limit, single band 160m CW.
You'll never walk alone on TB

Bila selama ini sinyal Feri pada 160m CW hanya terdengar CQing usai waktu subuh (WIB) dari rumahnya di Bogor, Jawa Barat, maka kali ini, sinyalnya sudah terbang sejak sore hari memanfaatkan kondisi propagasi grayline dari RadioLand.

Sudah dapat diduga bahwa static crashes masih mendominasi band tsb sehingga Feri dkk harus ekstra sabar.. Persistence-nya baru membuahkan hasil di larut malam hingga dinihari WIB dengan menjaring banyak stasiun dari Eropa. 


Single op but (with all QRN) never lonely!
Di akhir kontes (Minggu pagi, WIB), Feri membukukan 33 buah QSO. pada band 160m, CW. Terdiri dari 12 DXCC country prefixes, yaitu DL, JA, LY, OH, OK, OM, SM, SP, UA, UA9, YB, YL.


Menurut saya, kinerja YC1COZ amat lumayan karena di kontes ini, Feri berpeluang - paling sedikitnya- memboyong sertifikat sebagai country winner pada 160m. Bila melihat log elektronik yang sudah sampai ke penyelenggara (lihat homepage http://www.oceaniadxcontest.com/) 
maka peluangnya bahkan bisa mencapai posisi world record karena sampai saat menulis artikel ini saya belum melihat ada peserta kontes Oceania 2011 yang kirim entry single band 160m CW.

Callsign, Claimed-Score, Operator, Transmitter, Band, Power
YB1ALL 1636134 SINGLE-OP ONE ALL LOW
YB3JBJ 3536 SINGLE-OP ONE 40M LOW
YB3XM 20945 SINGLE-OP ONE 40M HIGH
YC1COZ* 17280 SINGLE-OP ONE 160M HIGH
YD1MRI 57810 SINGLE-OP ONE 15M LOW
YD1XUH 4560 SINGLE-OP ONE 40M LOW
Last update FRI OCT 14 08:28:36 2011
.
Untuk skor final (Juli 2012), silakan klik
 http://topbanddxdiindonesia.blogspot.com/2012/07/yc1coz-op-feri-menang-di-kontes-oceania.html

Selamat untuk OM Feri YC1COZ! Siapa menyusul?

Top band DXing dari RadioLand: insyaallah sesuatu deh...  (Syahrini bangeeet loe)

*) mereka adalah Yon YB1CCF, Joz YD1JZ, Heri YB1KAR, Nyoman YB1NWP, Budi YB1EME,  Terry YC1KAF, Joz YD1J, Danu YD1GCL,Rizal YD1ORG. Kasmuri YD1MRI, Yayan YC1BTV 

Foto di bawah ini mengirim pesan yang jelas bahwa awal musim angin-ribut di Jawa mengancam antena Anda, Tornado tersebut terjadi 11 Oktober 2001 di QTH Feri YC1COZ, Bogor. Tidak ada korban jiwa.