28 September 2012

Penyesuai Impedansi UN-UN untuk Antena TX Vertikal 160m

Gbr.1. Home-made UN-UN, 2007.
Setelah beberapa hari mengamati kondisi propagasi pada top band dan mencoba sistem peralatan dengan cara mendengarkan dan memanggil DX pada saat-saat sun rise di Cinere, saya sadari bahwa antena tx tipe T-loaded, bik-sen (kawat vertikal 18m pada tiang fiber Spiderbeam) saya sudah tidak lagi ampuh pada band 160m. 

Tak satu pun stasiun DX reguler yang saya dengar menjawab panggilan saya. Padahal, biasanya, kinerjanya amat baik sehingga saya simpulkan bahwa justru antena saya telah berubah menjadi lebih buruk. 

Antena tx ini saya ini buat pada 2008. Lihat: http://topbanddxdiindonesia.blogspot.com/2008/05/re-top-loaded-antena-untuk-tx-pada-160m.html. Jadi, memang sudah berumur apalagi dalam lima bulan terakhir - sejak saya dirawat di rumah sakit, Maret 2012- sama sekali tidak ada pemeliharaan

Antena TX yang bagus takkan berubah tanpa alasan-alasan yang jelas dan rasional. Ini toh bukan produk dunia gaib. Hanya bisa terjadi karena perubahan-perubahan alamiah dan/atau karena koneksi yang buruk. Saya meyakini itu sebagai bagian dari tantangan pada hobi ini. 

Dengan bantuan MFJ-259B Analyser, saya ketahui bahwa feedpoint impedance antena ini naik menjadi >50Ω . Tolok ukur nilai ideal pada sebuah antena vertikal pendek secara teoretis hanya akan dalam kisaran 10-30Ω. 
Gbr.2. Feedpoint dengan hairpin sebagai penyesuai impedansi, 2008
Segera saya copot bracket dan hairpin pada feedpoint yang sempat saya dokumentasikan dalam foto (Gbr.2, kiri) karena semua koneksi yang kasat mata memperlihatkan korosi yang parah bila dibandingkan dengan kondisi awalnya di 2008.


Namun, untuk proses perbaikan dan pemasangannya akan makan waktu yang lama. Apalagi kondisi kesehatan saya yang belum sepenuhnya pulih. Sebagai gantinya, saya harus cepat mencari sistem penyesuai impedansi jenis lain untuk antena ini.

Pada 2009, saya pernah membuat sendiri UN-UN  (UNbalanced-to-UNbalanced) 2:1 dengan kawat trifilar pada toroid Amidon FT261-40 yang skemanya saya peroleh dari buku Jerry Sevick, W2FMI (sk), terbitan CQ Communications, Inc. New York, 2003 (lihat Gbr. 3 dan Gbr.4). 
Gbr.3. Buku tentang Balun dan Un-Un
Gbr. 4. UN-UN 2:1, handling power 2 kW buatan sendiri 2009
Rangkaian UN-UN tsb sudah siap pakai sehingga, untuk mempercepat kesudahan rindu-dendam saya kepada top band, saya putuskan untuk menggunakannya. 

Dengan bantuan Leo, YD0NWU, pada 27 September 2012, pukul 22.30 WIB pekerjaan pemasangan diselesaikan di Cinere, Depok.

Alkisah, sejak Jumat 28 September 2012, subuh (WIB) saya sudah mengudara lagi pada 1,821.5 kHz, CW, dengan penuh rasa suka cita. 

Kenapa tidak? Coba bayangkan:  nilai feedpoint impedance (dengan tiga elevated radials sepanjang hampir 1/4 lambda) =25Ω. nilai SWR 1:1 didapat pada 1.900 kHz (sedikit melesat dari pada target frekwensi 1.825 kHz.). Mungkin ini diakibatkan karena adanya beda besaran sudut ketiga kawat sloping terhadap kawat vertikal sebagai akibat terbatasnya lahan di rumah. Untuk menggeser match ke frekwensi resonannya, saya berencana hanya 'memainkan'  ketiga kawat tsb. Saya tidak bisa lagi menambah panjang kawat vertikalnya.

Gbr. 5. Sketsa T-loaded tx antena dari Bjorn, SM0MDG, 2008
 Di kiri adalah Gbr.5, sebuah sketsa yang saya jadikan acuan untuk membuat antena tx T-loaded vertikal setinggi 18m. Saya peroleh dari Bjorn, SM0MDG, 2008 (klik untuk memperbesar)