From: wo2k
Sent: Saturday, May 10, 2008 8:22 PM
Proficiat OM Jo,
sekedar pengin tahu saja, kenapa anda berganti dari inverted-L ke T-loaded antenna? (Tentu saja alasan yg terkait dgn kegiatan di top band bukan alasan bambu patah :-) hehehe..
Kemudian mohon diceritakan sedikit dongeng terkait dengan antenna yang baru ini, terutama di bagian take off angle sama prediksi/pengalaman temen lain terkait performanya di top band.
Oh ya, yang anda tuning itu elevated radialnya atau top loadednya?
Dhismas, YC0NHO
OM Dhismas,
Terima kasih untuk tanggapan dan pertanyaannya. Saya coba jawab sesuai pemahaman sederhana saya yang notabene bukan seorang engineer.
Saya berganti dari antena TX tipe inverted-L ke top-loaded vertikal karena ingin mencoba sesuatu yang baru. Walau saya puas dengan kinerja antena inverted-L lama, namun berdasarkan referensi, pola radiasi inverted-L tidaklah murni 'vertikal' karena ada bagian kawat radiatornya yang terentang secara horisontal - betapapun pendeknya. Secara teori, sudut take-off antena tx vertikal akan lebih rendah dari pada jenis antena lain, bila diasumsikan ketinggiannya rata-rata.
Juga, di lokasi lama, sudah tidak mungkin didirikan tiang pada pohon karena sebagian batang pohonnya patah. Karenanya, lokasi tiang penyangga harus saya geser sekitar 15 meter dari pinggir pagar rumah ke bagian tengah lahan. Ruang di lokasi baru hanya ada di dak beton terbuka pada teras lantai dua. Ketinggian dak sekitar 3,5 meter DPT akan memberi keuntungan untuk tiang fiberglass sepanjang 18 meter. Ini merupakan upaya 'in search of exellence'.
Hal lain adalah: dengan feedpoint yang 'mengapung' (elevated) tsb saya bisa eksperimen untuk menggunakan 1/4 panjang gelombang elevated radials (sesuatu yang belum pernah saya coba). Menurut Dick, K5IU, dalam buku Low Band DXing, yang diinginkan dari sistem radial adalah agar supaya radiasi dari kawat radial horisontal tsb tertahan sehingga tidak akan ada pola distorsi sekaligus akan mengurangi pola radiasi high-angle.
Jadi, yang di-tune adalah kawat elevated radial-nya. Menurut Bjorn, SM0MDG, dalam setahun, dia memperoleh 100 DXCC-nya dengan set-up antena yang konstruksi dan instalasinya saya tiru sepenuhnya ini.
Hingga pesan ini ditulis, saya belum memancar dengan antena baru ini. Masih mengerjakan sistem grounding (DC dan RF), dll. Rencananya, akan dicoba ketika mengoperasikan stasiun special call YE100K (memperingati Hari Kebangkitan Nasional) pada top band (160m), 31 Mei 2008.
Kronik adalah laporan kronologis tentang kegiatan/peristiwa tertentu. Simak ihwal Top Band (160m) yang sejak 1977 muncul di milis: YBNet-L s/d Orari-News. Karena geografi Indonesia, bekerja DX pada band ini tak semudah pada band-band lain. Namun, akan elok bila ada yang masih mau mencoba karena ada peluang - dan alokasi Medium Frequency dari pemerintah Indonesia tak sia-sia! Saya tunggu Anda pada band 160m. Jangan ragu untuk memberi komentar. Tnx es 73 de Jo, YC0LOW
Tidak ada komentar:
Posting Komentar