From: "Sulwan Dase" <yb8eip@mdcsulsel.web.id>
Sent: Monday, May 12, 2008 9:32 AM
Saya mengerti sekarang. Jadi memang permasalahan kita sama ya, yaitu masalah luas lahan utk mendirikan antena. Kemudian, saya ada satu pertanyaan lagi OM Jo (jangan bosan ya): Manakah yang lebih bagus: antena dgn polarisasi vertikal atau horisontal? Trims sebelumnya. -Sulwan - YB8EIP
OM Sulwan,
Untuk long haul/DX pada topband (160m), saya kira lebih bagus antena TX vertikal. Asumsinya, rata-rata ketinggian feedpoint maksimal yang dimiliki oleh amatir radio adalah 25 m. Bila antenanya dipole, ketinggian itu hanya nyaris 1/7 panjang gelombang pada 160m. Pada antenna modelling software akan terlihat sudut pancar RF-nya sekitar 45 s/d 50 derajat. Padahal, untuk DX, sudut pancar yang baik dimulai dari <30 derajat. Besaran sudut tsb bisa
dicapai oleh antena vertikal dengan ketinggian yang sama dan jumlah kawat untuk ground radials-nya cukup banyak.
Pengalaman saya membuktikan bahwa kuat sinyal dengan antena TX full-sized dipole terdengar long path di W4ZV (North Carolina, AS) dengan daya pancar 400 Watt (1996). Beberapa tahun kemudian (2007), ketika menggunakan antena inverted-L, stasiun yang sama menerima baik sinyal saya dengan daya100 Watt saja (2007).
Lihat artikel "Terdengar di W4ZV, North Carolina, AS, Selasa, November 20, 2007 7:39 AM" pada blog saya http://topbanddxdiindonesia.blogspot.com/
Kronik adalah laporan kronologis tentang kegiatan/peristiwa tertentu. Simak ihwal Top Band (160m) yang sejak 1977 muncul di milis: YBNet-L s/d Orari-News. Karena geografi Indonesia, bekerja DX pada band ini tak semudah pada band-band lain. Namun, akan elok bila ada yang masih mau mencoba karena ada peluang - dan alokasi Medium Frequency dari pemerintah Indonesia tak sia-sia! Saya tunggu Anda pada band 160m. Jangan ragu untuk memberi komentar. Tnx es 73 de Jo, YC0LOW
Tidak ada komentar:
Posting Komentar