02 Desember 2008

Re: Pengamatan Antena T-Load pada 160m (1 Desember 2008)

Yth OM Feri, YC1COZ di Bogor, kota hujan,
Terima kasih atas laporannya. Sinyal YC1COZ saya terima sama kuat dengan sinyal dari YE1ZAT. Atau, sedikit di bawah sinyal YD0NWO op. Chandra, karena QTH kami berdekatan di Cinere. Semuanya RST 5NN yang sejati.


Yang saya perhatikan adalah T (tone) Anda sedikit bergetar. Tidak mengurangi readibility-nya. Entah apa penyebabnya tapi gangguan pada bunyinya terdengar karena sinyal kuat Anda (seperti istilah iklan Indosat!)


Bila Anda menggunakan antena jenis loop, saya duga kemampuan RX Anda lebih baik ketimbang saya yang gunakan vertikal.


Terima kasih untuk multiplier dan point-nya. GL in the contest. 73 de Jo, YC0LOW



From: Feri Yusivar

To: orari-news@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, December 02, 2008 9:44 AM
Subject: Re: [orari-news] Pengamatan Antena T-Load pada 160m (1 Desember 2008)



Om Jo, sinyal pancarannya saya terima 40 dB di tempat saya di Bogor, meskipun resonannya masih di 1750 KHz. Setara dengan sinyal pancaran dari yd0nwo. Sinyal yang paling kuat saya terima di 160m adalah sinyal dari ye1zat, mentok gitu.

Saya menggunakan antena magnetic loop, dengan perimeter 40 meter (10 x 10 m). Saya tx dan rx dengan antenna yang sama, tapi performance nya masih belon ok. Antena didirikan mendadak, feed point pada ketinggian 6 meter.

Bagaimana sinyal pancaran saya diterima di cinere? de YC1COZ


Pengamatan Antena T-Load pada 160m (1 Desember 2008)


Terlalu banyak komitmen sosial yang harus saya penuhi pada Sabtu petang yang lalu sehingga tidak bisa mengikuti kontes CQWW CW Nopember 2008. 

Ketika kontes dimulai, top-load wire antena TX belum juga sempat dipangkas sehingga resonansinya masih pada 1750 KHz (diukur dengan MFJ-259B). Hingga, kontes usai, tidak banyak yang bisa diperbuat karena propagasi pada hari kedua sangat jelek.
Pemangkasan kawat sekitar 2,65 meter terlaksana pada Senin pagi 1 Desember 2008. Saya mendapatkan SWR 1:1,3 pada 1820 KHz. Bandwith hanya berkisar 10 KHz (konon itu bisa menjadi indikasi tingkat efisiensinya). Nilai SWR itu nyaris sempurna untuk sebuah antena vertikal yang pendek (kurang dari 1/4 lambda)dan didirikan dalam kondisi yang serba terbatas, misal, ground radialsnya hanya 9 utas kawat tembaga saja. Tapi, DXer tidak pernah tiba pada kondisi yang ideal di radioland. Umumnya, dia cuma bisa mengoptimalisasi sistemnya (baik TX maupun RX) menjadi lebih efisien dan efektif. DX never sleeps..

Di hari yang sama, sekitar saat sun rise di Cinere (WIB) saya mendengar RA3AGF memanggil Jepang (2209Z). Sinyalnya lumayan RST 569 tapi dia tidak menerima panggilan saya (kami pernah ber-QSO pada topband di awal 2008). Kemudian, saya memanggil CQDX pada 1818.8 KHz, daya 100 Watt. Dua puluh menit sebelum puncak sun rise di Cinere (2229Z), saya menerima ketukan sinyal lemah dari G3SYM. Saya minta diulang dua-tiga kali dan saya akhirnya memberi kepadanya RST 449. Dia kirim 559. Stasiun ini belum pernah terpantau oleh saya bekerja di topband (160m). Konon, dia mamancar dari EU-005. Jarak antar kami 11.787 kilo meter. Dia mengirim kabar melalui DXcluster, sbb:
2214 g3sym 1879.0 YC0LOW tks for qso
2217 yc0low 1818.8 G3SYM vy QSB but in the log
2223 g3sym 1818.8 YC0LOW correction finger trouble
Pagi ini (WIB) saya juga mendengar YC2EUZ memancar di top band. Sejak OM Dadamg di Temanggung, mengubah panjang antenanya menjadi 21 meter, sinyalnya menguat dan sempurna. Selamat! Tnx es 73 de Jo, YC0LOW