30 Desember 2009

SDR di Eropa pada Topband (160m)

To: orari-news@yahoogroups.com, Wednesday, December 30, 2009, 5:44 AM


WebSDR adalah sebuah penerima Software-Defined Radio yang terhubung dengan internet, yang memungkinkan banyak orang bisa sekaligus mendengar dan tune-in. Teknologinya memungkinkan kita untuk secara independen mendengar sinyal-sinyal yang berbeda dan melakukan QSO dua-arah TANPA radio penerima (receiver). Silakan lihat http://www.websdr.org/


Melalui WebSDR yang berbasis di Eropa, dua operator stasiun radio yang berkoordinasi melalui internet bisa saling 'mendengar' lebih baik ketimbang melalui udara. Sudah banyak yang mencoba untuk saling berkomunikasi melalui WebSDR, terutama pada topband
(160m). Pro dan kontra pun merebak!


Tidak lagi diperlukan lahan luas untuk antena khusus RX. Tidak lagi perlu kerja keras dan kehilangan waktu tidur. Hanya diperlukan sebuah transmitter dan koneksi internet. Apakah ini awal dari berakhirnya kegiatan DXing bagi amatir radio?


Tnx es 73 de Jo, YC0LOW


From: Taufan Prioutomo, Wednesday, December 30, 2009 3:11 PM

Om Johan,.....pada beberapa tahun lalu semenjak booming internet dengan adanya DX Cluster, sebenarnya di sanalah awal mulanya yang sebenarnya kurang rela saya dengan bantuan teknologi yang terus berkembang.

Yang mana dengan bantuan DX Cluster kita sudah bisa melihat/membaca bukan mendengarkan langsung callsign yang akan panggil/kita ajak ber QSO karena stasiun lain telah memposting callsign tsb, sehingga kita hanya memberikan
signal report saja.

Bahkan ada station yg memberikan angka 5 diawal (sorry dgn mode ssb )sehingga hanya butuh
the second number of the report,....semakin mudah tentu jadinya.

Bila dulu kita harus konsentrasi mendengarkan call signnya kadang ber ulang2 beberapa kali sehingga benar, baru memberikan reportnya yang kadang berulang ulang juga. Belum lagi kalau ada station yang seolah menjadi pengawas, bila menyebut call sign tidak benar atau pun mengulang report tidak benar.....dia akan comentar...not Valid....no QSO....dsb.

Namun itulah teknologi.....suka atau tidak terus bergulir......, saya termasuk bagian yang kurang menyenangi hal tsb.....itulah pribadi masing masing.

de yb0ai / taufan


From: "hendro s.joedho" , Wednesday, December 30, 2009 3:46 PM

Kalo boleh saya ikutan pendapat, menurut saya agak beda antara yg menggunakan SDR sbg receiver dlm QSO dg penggunaan dx cluster dll sbg informasi adanya stasiun yg sedang bekerja di satu band pada jam sekian.

Kita lihat info di cluster, blm tentu kita bisa mendengar stasiun dimaksud.
Kalopun bisa mendengarnya blm tentu kita berhasil QSO dengan stasiun tsb.
Jadi dx-ing masih bisa dianggap valid bila dua stasiun itu sudah bertukar RS(T).

Penggunaan info cluster yg keliru adalah bila setelah membaca info, kita masuk ke frekwensi dimaksud dan memanggil stasiun dx yg ditulis di cluster padahal kita tidak mendengarnya - blind call ? Atau kita atau rekan lain di YBland ini posting di cluster adanya YBxXX - self spotting. Manfaatkan teknologi secara bijaksana dan fair.

Tentunya kita khan juga gak harus menggunakan trx/antenna buatan sendiri, karena banyak buatan pabrik tapi agak beda utk mode cw bila dibantu dg digital reader atau modem/interface komputer-karna utk itu ada mode digital (bpsk,psk dsb) jangan sebut mode cw.

Itu sedikit pendapat saya, maaf kalo ada pendapat saya yang salah, cmiiw.

73
Hen-yc0qr


From: Imam YB4IR, Wednesday, December 30, 2009 4:53 PM

Dear All,
Sebaliknya, saya sangat menyukai adanya tekhnologi baru, khususnya di HF.

Apakah itu DX Cluster, logger yang terkoneksi dengan telnet, Digital mode, SDR software, Skimmer, fasilitas master data dll termasuk juga cara confirmed 2 way QSO melalui eQSL maupun LoTW

Bagi DXer yang jam terbang DX Qsonya lebih dari 10.000 QSOs maka Tekhnologi tsb tidak akan mempengaruhi rutinitas DXingnya yang biasa dia lakukan, yaitu DIRECT 2 WAY QSO dari Radio via Antena TRX langsung QSO dengan lawan QSOnya

Tetapi bagi DXer pemula, maka tekhnologi ini akan memungkinkan untuk dia pergunakan dengan alasan untuk memperkecil kegagalan QSOnya, namun suatu saat nanti setelah DXer pemula tsb merasa yakin & merasa siap maka pasti akan kembali ke komunikasi secara konvensional sebagaimana yang telah dilakukan oleh senior-seniornya yaitu Direct QSO dari Radio TRX langsung ke RadioTRX lawan.

Tekhnologi tidak dapat dibendung. Namun pilihan tetap ada di pribadi operatornya masing-masing. Mau dipakai boleh dan tidak mau memanfaatkannya juga tidak apa-apa.

Kegiatan Amatir Radio adalah suatu Hobby yang menyenangkan. Jika kita merasa senang maka nikmatin
aja..

73 de Imam YB4IR

Keterkaitan Tinggi Antena TX Vertikal dengan Sistem Radials ala N6LF

To: antennamania@googlegroups.com, Tuesday, December 29, 2009 11:59 AM


Dalam liburan mendatang, saya ingin memperbaiki sistem antena TX 160m vertikal saya terutama kawat-kawat radial-nya.


Saya mau tanya apakah ada yang pernah eksperimen tentang keterkaitan tinggi antena TX jenis vertikal dengan sistem radialnya?


Saya membaca artikel bagus dari Rudy, N6LF, http://www.antennasbyn6lf.com/2008/10/are-the-lengths-of-radials-related-to-the-height-of-a-vertical.html


Kalau sudah ada yang mencobanya di Indonesia, saya ingin mendapat petunjuk dan pencerahannya.


Tampaknya, uraian Rudy menjanjikan solusi untuk mengurangi ground losses. Betul begitu, OM Bam?


Tnx es 73 de Jo, YC0LOW


OM Jo,

kebetulan sekali anda "angkat" topik ttg keterkaitan antara tinggi (baca: feedpoint) sebuah Vert. Ant. dg GRND losses, krn justru hal inilah yg jg sy lagi coba "angkat" dg "ngobrolin" ttg rancangan G7FEK, yg di mata sy tidak lain dr "nested" -- ambil istilah dr Mike Dennis sndr -- 2 bh (80 dan 40m) L-antennas.

Sy melihat L-antenna (ada juga yg menyebutnya dg bent- center fed -dipole) sbg sebuah quarter wave Vert. Antenna yg diinstall OFF GRND dan di"kerja"kan dg SATU radial (= ground plane) saja. pengalaman empirik selama ini, bertambah tinggi posisi feedpoint dr tanah, bertambah sedikit jmlh radials(ato counterpoises = floating radials) yg diperlukan untuk mendapatkan efisiensi yg sama dg Vert. Antenna yg GRND mounted.

[walopun cukup kontroversial dg berbagai PRO & CONs-nya, antena W3EDP dg pnjng elemen yg 85' = 25.9 mtr dan counterpoise 17' = 5.18 mtr selalu sy "contoh"kan sbg "pembuktian" hipotesa bertambah tinggi posisi feedpoint dr tanah, bertambah sedikit jmlh counterpoise yg diperlukan tsb, dg merujuk kisah-kisah keberhasilan para pemakai yg kebanyakan menyebutkan hamshack-nya berada di lantai 2, atau operate dr balcony di lantai n dg counterpoise yg diklewerin aja sepanjang lantai kamar ato balkon (salah satu pengguna W3EDP yg ada di milist ini adalah OM dhismas yc0nho, yg hamshack-nya ada di lantai 2)]

btw, sy lagi nyiapin bbrp baris t orek-orekan ttg radials, counterpoise dan L-antenna ini -- yg semoga saja bs segera "naik tayang" di milist ini (dan cukup banyak yg sy bisa "tangkap" dr blog OM Rudy Severns N6LF yg anda rujuk pd
posting anda berikut ini) TNX fr the "lead":

[bam] YB0KO/1