Gbr. 1 |
Gambar hasil EZNEC di kiri didapat dari Rys, SP5EWY dan Luis, IV3PRK (keduanya top bander yang sudah pernah beberapa kali saya jumpai di 160m CW). Sebelum kontes CQ 160m CW, 2010, saya berkorespondensi dengan Rys, via email untuk menanyakan rincian antena tsb karena saya berminat membuatnya.
Rys sendiri sukses menggunakannya untuk menangkap sinyal TX3A. Antena tsb adalah rancangan Carlos, N4IS dan George, AA7JV. Digunakan dengan baik pada DX-pedition TX3A di Chesterfield Island (2009).
Setelah korespondensi tsb, saya coba terjemahkan seluruh informasi ke dalam sebuah diagram dan keterangan lain (lihat Gbr. 2) di bawah:
Gbr.2
Gbr. 2 |
Salah satu keuntungan dari antena rx DHDL ini ialah dia bebas dari pengaruh ground. Berbeda dengan antena EWE, yang konon menjadi dasar desain DHDL ini. Sifatnya yang ground independant membuat antena ini tidak alami perubahan bila kondisi tanah kering dan/atau basah.
Cara pembuatannya juga sangat praktis. Diameter kawat tidak kritis. Tiang penopang harus yang non-logam. Kita bisa gunakan bambu yang kecil namun panjang. Hanya saja, toroid model binocular BN-202-73 (lihat Gbr. 3) tidak tersedia di Glodok, Jakarta melainkan harus dipesan ke Fair-Rite atau Amidon di Amerika Serikat.
Gbr. 3 |
Selamat mencoba!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar