Pulau
Bras (juga disebut: Brasi), terletak sekitar 300 kilo meter di utara Manokwari, Papua Barat dengan koordinat 0.75N - 1.00N / 134.17E - 134.42E. Lokasinya di
utara gugusan kepulauan Mapia berbatasan dengan wilayah Republik Belau aka Palau (T8) di Samudera Pasifik.
Pulau ini belum pernah diaktifkan oleh amatir radio manapun! Nomor referensi IOTA-nya: OC-276.
Walau Bras ada di atas garis katulistiwa, secara teoretis, letak pulau berpenduduk itu masih tidak jauh dari kawasan ekuator
sehingga tim YB9Y belum boleh berharap untuk bisa terhindar dari derau (noise) atau thunderstorms
(static crashes) pada top band (160m). Lihat: titik lokasi OC-276 pada peta azimuth di bawah ini.
Saya
coba membuat saran-saran operasional dan konsep teknik dasar tentang antenna-antena untuk YB9Y dan/atau tim lain. Antena yang dimaksud adalah untuk
transmisi (TX) dan untuk penerimaan (RX).
Semua berdasarkan pengalaman pribadi (hanya)
pada band-band 40m, 80m dan 160m. Antena-antena untuk band lainnya tidak diuraikan karena pengalaman saya pada high bands amat sedikit. Semoga bermanfaat!
1. Antena untuk TX
Hingga saat menulis ini, saya dan beberapa teman dari Orari Lokal Bekasi,
Jawa Barat, yang menjadi anggota tim YB9Y, sering menggunakan antena full-sized dipole untuk operasi high power (legal limit) pada bands 80m dan 160m, terutama pada
saat kontes-kontes akbar internasional dari Radioland di Gunung
Malang, Subang, Jawa Barat (grid loc OI33tb). Sementara di QTH Cinere (grid loc OI33jp), saya lebih mengandalkan antena TX jenis vertikal untuk top band.
Secara empiris, kami tak punya keluhan terhadap kinerja dipole karena di Radioland, elevasi feedpoint-nya mencapai tinggi 45 meter DPT dan
bentangan kawatnya berbentuk flat-top
karena ada dua menara kokoh sebagai penunjang.
Antena kawat jenis full-sized dipole untuk transmisi (TX) pada 160m juga pernah dicoba oleh YB8Y di pulau
Ohoiew OC-221 (2012), dan YE0M di pulau Kaliage Besar OC-177 (2012) dengan hasil yang baik pada low bands. Lihat statistik perolehan kedua stasiun pada Club Log (klik gambar untuk memperbesar, bawah).
Jumlah QSO pada tiga LOW bands di statistik di atas, diperoleh dengan antena dipole dan didominasi oleh moda CW.
Lihat juga http://topbanddxdiindonesia.blogspot.com/2013/08/tambahan-saran-saran-untuk-operasi-yb9y.html
Inilah bukti bahwa sebuah
antena TX - dalam hal ini sebuah dipole - yang pembuatannya memenuhi syarat-syarat desain dan teknis, apalagi bila
digunakan di dekat pantai/air laut, akan berhasil memuaskan – walaupun
ketinggian feedpoint-nya relatif rendah.
1a. Mengingat bahwa YB9Y akan dioperasikan
dari provinsi Papua, dan juga merupakan aktivasi perdana IOTA (OC-276), maka saya sarankan kepada timnya agar mencoba antena TX jenis vertikal untuk band 160m. Tujuannya tetap: memberi peluang sebesar-besarnya kepada tiap stasiun (DXer, IOTA chasers, QRP-er dll) untuk ber-QSO dengan
stasiun langka dari Indonesia.
Di Indonesia, popularitas antena vertikal untuk TX pada LOW band DXing sangatlah rendah. "Tak kenal maka tak sayang," kata pepatah. Terlalu sedikit yang kita ketahui tentangnya. Pemahaman hanya terbatas pada kesimpulan “tidak punya
gain” atau “penerimaannya yang jauh lebih buruk ketimbang dipole”.
Namun, bila dipertimbangkan
beberapa hal yang ditulis di atas, utamanya keuntungan berlokasi di
pinggir pulau di kawasan dekat laut Pasifik, maka antena TX vertikal patut
dicoba oleh tim YB9Y. Antena vertikal akan memberikan take-off angle yang rendah untuk long-haul DX - terutama pada band 160m.
Dengan begitu, bertambahlah pengalaman baru untuk lebih mengenal karakter antena TX.
1b. Sebagai referensi, jarak QTH saya di Cinere (grid loc: OI33jp) ke Bras, PJ70dv, adalah 3.160 km. Tampaknya, peluang bagi YB9Y di Bras untuk ber-QSO dengan top banders (W/VE) di benua Amerika Utara di pantai barat dan
pantai timur dan di JA-land, akan paling terbuka lebar karena jarak yang lebih dekat ke
Amerika Serikat dan Kanada bila dibandingkan dengan lokasi YC0LOW di Cinere dan/atau YC0LOW/1 di Radioland,
Subang, Jawa Barat, atau bila dibandingkan oleh stasiun YB/YC manapun yang beroperasi pada topband dari Jawa.
Pemilihan masa operasi YB9Y pada Oktober 2013 adalah tepat karena musim low band sudah dimulai. Semua penggilanya sudah siap bertempur sejak September.
Di musim gugur tsb, perambatan sinyal secara long path dari YB-land ke pantai timur Amerika dan Kanada adalah proses alamiah yang terpanjang yang mungkin terjadi karena bertambahnya waktu gelap (common darkness). Selain kondisi propagasi, greyline dan musim, masih diperlukan banyak faktor lain untuk mewujudkannya. Bagi saya kesempatan ini amat sexy dan menantang!
Bagaimana peluang bagi stasiun-stasiun dari kawasan Amerika Selatan (SA)?
Setelah mengulas pemilihan musim dan lokasi pengoperasian, kampanye YB9Y yang lebih dini dan lebih gencar di internet membuat saya yakin bahwa akan terjadi lebih banyak top band QSO dengan mereka - setidaknya dengan stasiun-stasiun dari PY-land yang populasinya lebih banyak bermukim di kawasan pantai timur Brasil.
Operator top band pada YB9Y harus seorang yang jeli dan berwatak tenang. Dia fokus dalam tugas mencetak sejarah. Pemahamannya tentang mekanisme propagasi dan waktu sun-rise dan sun-set di Bras dengan kawasan sasaran dari YB9Y akan berpotensi besar untuk merealisasikan peluang langka seperti ini pada LOW bands. Sesekali, dia harus cek kondisi band pada 80m juga.
Saya berharap akan terjadi lagi fenomena sun-rise enhancement seperti qso CW pada 160 m saya dengan Ron, PY1BVY (1997). Saat itu, saya menggunakan antena TX full-sized dipole di Cinere. Cerita lengkap ada pada http://topbanddxdiindonesia.blogspot.com/2010/05/contesting-on-160m-from-indonesia.html.
Untuk itu, jangan buru-buru tutup warung pada top band bila waktu sun-rise sudah lewat di Bras. Cobalah dari sekarang membuat peta propagasi greyline dari Bras ke beberapa lokasi di planet ini.
1c. Dari Bras, qso 2-arah antara YB9Y dengan stasiun-stasiun di Eropa – terutama di kawasan bagian barat- bukanlah mudah
Kawasan Pasifik adalah dead-spot (titik mati) bagi operator-operator di EU, jaraknya yang jauh membuat sulit tapi sekaligus most
wanted. Dugaan saya, sinyal YB9Y akan baik ke sana namun justru di kawasan EU akan terjadi anarki karena operator saling berebut. YB9Y akan sangat diminati oleh DXer pemburu negara DXCC dan -sekaligus- IOTA baru. Pasti ramai!
|
Tim YB9Y di PIM, Jakarta, Oktober 2013
|
|
Tim YB9Y di Cengkareng, Banten, 20 Oktober 2013 |
Operator 160m
pada YB9Y dipastikan akan terjebak di tengah 'EU-zoo', sebuah istilah yang menggambarkan kondisi yang tak terkendali dalam heavy pile-up. Karenanya, beberapa
jenis antena penerima, misal: coax-loop atau DHDL, sebaiknya juga disiapkan agar bisa atasi kondisi
penerimaan (RX) yang sulit.
Selain antena RX sebagai tambahan perangkat keras (hardware), untuk mengatasi potensi 'kegilaan' seperti itu, YB9Y bisa menggunakan brainware.
Operator 160m di YB9Y harus berwibawa dan taat asas untuk memanggil kawasan tertentu secara spesifik dengan mengirim tanda 'EU', 'JA' atau -bahkan- 'SA' dalam panggilannya (misal: CQ CQ EU EU DE YB9Y K. Bila kondisi propagasi tidak baik ke EU melainkan kinclong ke JA, maka operator YB9Y bisa beralih, memanggil dan melayani stasiun JA. Lid atau alligator harus dihukum secara tegas! Dalam pile-up yang tebal, jangan melayani panggilan bergaya tail ending karena kita bisa rempong sendiri...
Operasi QSX UP-2 atau bahkan free-split adalah baik untuk mencairkan kentalnya antrian stasiun yang chaos. Pokoknya, jaga ritme dan kendali QSO harus ada di operator YB9Y - bukan lainnya!
2. Antena untuk
RX:
Apa tujuan penggunaannya? Secara garis besar, antara lain:
Dapatkan signal-to-ratio (S/N) terbaik.
Antena yang memiliki sudut penerimaan (RX) yang sempit pada main-lobe-nya ke arah yang diinginkan akan mengeliminasi derau alam
berupa static yang tidak diinginkan (unwanted noise). Antena RX seperti itu, pada gilirannya, akan
memperbaiki S/N ratio terutama pada
LOW bands (40m, 80m dan 160m)
Reduksi QRM (man-made noise)
Antisipasinya adalah heavy pile-up pada LOW bands. Karena
geografi lokasinya maka –setidaknya- perlu 2 (dua) buah antena RX yang
diarahkan ke:
a. Timur
Laut= 40° ( ke arah Amerika Utara-W/VE)
b. Barat
Laut= 310° (ke arah Eropa Barat)
Dari besaran derajat sudutnya, sudah terbayang arah yang dituju.
Diasumsikan
penerimaan YB9Y ke arah Jepang akan baik karena lokasinya relatif dekat dan
terbuka. Dalam pile-up, disiplin para operator dari JA selalu mengagumkan saya.
Dapat pula dicoba antenna RX loop ala N6RK yang diarahkan khusus ke
JA. Antena ini akan menjadi 'senjata' yang ampuh untuk menjaring stasiun-stasiun dari negeri matahari terbit itu - tanpa terganggu dengan sinyal-sinyal penelisik yang berasal dari "kebun binatang" di EU
Untuk moda phone/SSB, saya
berharap operator–operator YB9Y pada 160m,
80m dan 75m (SSB) dapat menggunakan antena RX yang khusus.
Kami tidak menyarankan pemakaian antena RX yang khusus untuk 40m karena pada band tsb tingkat
derau/static yang lebih rendah, level sinyal
yang lebih kuat (dari pada 80/75m, 160m). Ingat: bagi seorang top band DXer,
band 40m adalah seperti band 15m-nya hi-band
DXer. Amat mudah.
Optimalisasi/maksimalisasi
Konstruksi dan SDM
Membaca bahwa masa operasi YB9Y amat singkat (20-28 Oktober 2013) yaitu hanya mengudara selama delapan hari (lihat jadwalnya di http://yb9y.com/) maka ini bisa menjadi kendala tersendiri. Diperlukan optimalisasi dan maksimalisasi.
Untuk
menghindari intereferensi silang, disarankan agar stasiun 80m CW dan 75m SSB
beroperasi dari dua tempat yang cukup jauh terpisah. Namun, belum tentu cukup waktu untuk
mewujudkannya. Sehingga, sangat mungkin, tim YB9Y hanya berpeluang untuk mendirikan satu stasiun yang akan bekerja pada band yang sama namun mode
yang beda. Diperlukan transmatch.
Saran
saya:
Solusi
untuk RX:
a. Bawa
kawat antena dan transformator 9:1z untuk antena Beverage atau reversible
Beverage (tergantung kebutuhan, sambil mencoba apakah benar Beverage tidak
bekerja baik di kawasan pantai *).
Dengan
sistem reversible Beverage untuk RX maka YB9Y bisa
memperoleh penerimaan dari dua arah melalui satu bentangan kawat twin-wire WD-1A. Walau perlu sebuah switch yang noiseless, operator
YB9Y bisa memilih dua output pada hamshack misal sinyal-sinyal dari arah 310°
dan sekaligus dari arah 45°
· *
menurut Eric Scace K3NA (k3na@arrl.net), Manajer Teknik VP6DX: "produk antena
Beverage (RX) yang dibuat dengan benar akan bekerja baik di atas tanah kering,
berbatu bahkan di pinggir pantai. Hanya saja hasilnya tidak baik bila
dipasang di atas bebatuan yang dikelilingi oleh air laut. Itu terbukti pada
Mellish Reef VK9ML (2002), Rodrigues Island 3B9C
(2004) dan St Brandon’s ÃŽle du Sud 3B7C
(2007)"
“It proved that Beverage antennas work as designed
when mounted over dry, stony earth –
even when adjacent to salt water. Beverage antennas work poorly when installed over stony earth impregnated with salt water, as was the
case at Mellish Reef” katanya (huruf tebal/bold dari saya – Jo).
b. Perlu antena RX tipe homebrewed K9AY untuk menjaring stasiun lawan dari kawasan yang dekat (VK/ZL,
AS, OC dll), kalau kopor masih muat.
Penggunaan Pre-Amp Eksternal untuk Antena RX