September adalah awal musim dx-ing pada LOW bands. Biasanya, para penggiat LOW band dx-ing di belahan utara bumi (northern hemisphere) mulai memasang antenna antena khusus --atau bahkan mengubah pola operasi (baca: siklus tidur) -- untuk keperluan DX-nya. Namun, tiap tahun, musim salju yang sesungguhnya terjadi pada pertengahan Oktober sampai dengan pertengahan Februari. Di kurun waktu tersebut, di belahan sana, terjadi fenomena alam yang penting dan baik untuk dx-ing, seperti: rendahnya Maximum Usable Frequency (MUF), durasi penampilan matahari yang lebih pendek, malam datang lebih awal dan bertahan lebih panjang, aktifitas pembentukan D-layer lebih sedikit pada petang dan/atau subuh; serta
sedikitnya QRN yang disebabkan oleh badai/petir.
Sebagai akibat kombinasi gejala alam dan aktifitas manusia tersebut, maka LOW band dx-er di Indonesia, juga bisa mendapat manfaatnya. Pantaulah K, A Index dari internet, dan lain-lain. Kenalilah saat-saat sun rise dan sun set di lokasi Anda Dengan tambahan referensi tersebut Anda akan tahu grayline propagation. Artinya, Anda dapat secara khusus melakukan pemantauan dan/atau pemanggilan khusus (specific DX calling) ke kawasan yang, sebelum musim ini tiba, sulit terdengar. Dalam musim ini, Anda juga berpeluang untuk melakukan long-path QSO (misal: dengan stasiun di pantai timur Amerika Serikat). Setelah itu, usahakanlah agar QSO Anda tersebut terlaksana dengan sportif (tanpa bantuan orang lain/QSP) walau Anda bekerja dalam sebuah net. Selamat ber LOW-band dxing!
Post Scriptum: Apakah special call station di MUNAS Orari, Serpong, nanti juga akan bekerja pada LOW bands?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar