Ada tambahan beberapa stasiun Indonesia yang berhasil memancar di 160m. Di antaranya adalah: YC1ZAB (operator YD1UVW) di Bandung, YC1ZFA (operator YD1BQO) di Sukabumi, YC1WAE di Bekasi, YC0UTC, YC0IEM, YC2VSE di Sleman, YB4VH di Pringsewu. Jenis antena transmisi mereka bermacam-macam, dari dipole, vertical loop full-sized, inverted-V dan lain-lain). Walau belum melakukan dx-ing, namun keberhasilan mereka memancar di sana tentulah merupakan hasil eksperimen yang keras. Semoga hal ini merangsang kawan-kawan lainnya.
Pada umumnya, kesulitan pertama yang dihadapi adalah tingginya noise level. Ini disebabkan karena di tahap awal, antena TX digunakan juga sebagai antena RX. Mungkin di tahap berikutnya dapat dibuat antena RX yang petunjuknya bisa di lihat di situs saya http://www.qsl.net/yc0low . Untuk mengurangi derau (noise) yang diakibatkan oleh ignition/sparks bisa juga digunakan fitur noise blanker (NB) pada transceiver.
Gulio, IK2DED, (saya sudah berQSO dengannya) menulis di Top Band Reflector tentang pengalamannya membandingkan efektifitas NB pada Icom IC-737, IC-738, IC-775 DSP dengan NB pada Drake R-4C yang intinya adalah sebagai berikut:
1. NB pada Icom utk menghalau noise dari dimmer, electronic trafo dan lain-lain adalah tidak efektif. Pada Drake R-4C berfungsi menurunkan hingga 4 S-units!
2. Rangkaian konversi NB pada Drake dibuat dengan NB gate. Icom hanya membuat rangkaian seri FET utk amplifier pada frekuensi IF yang sama.
3. Icom bekerja baik untuk sumber noise yang dekat dan high-rise time impulse. Drake R-C4 bekerja baik untuk medium rise time impluse
Semoga bermanfaat bagi mereka yang berminat membuat noise bertekuk lutut di top band (160m).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar