21 Februari 2008

Pasca Kegiatan LOW BAND QSO PARTY KRAKATAU 2006, Jumat, April 14, 2006 11:16 AM

Dalam beberapa hari terakhir, kegiatan Low Band QSO Party Krakatau 2006 yang baru usai, ramai dibicarakan. Ini pertanda baik. 
Banyak stasiun partisipan YB/YC yang bersuka-cita atas keberhasilan mereka untuk mengumpulkan QSO dua-arah sebanyak-banyaknya - terutama pada Top Band (160m) sambil berharap mendapat hadiah utama sebuah HF transceiver!
Setelah sekian lama hanya mendengar mitos, misteri dan eksotismenya, kini banyak teman-teman di Indonesia yang akhirnya mengalami sendiri berada di Top Band. 
Top Bander yang tergolong 'purist' (murni) menamainya: gentleman's band. Di mana perilaku di band ini harus mencerminkan sikap ksatria (bukan bocah -Jo).
Eksperimentasi dalam hal berbagai tipe antena transmit sudah membuahkan hasil. Juga, disadari bahwa bekerja di Top Band tidak mutlak perlu QRO (hi-power output), dan lain-lain. 
Saya mendengar sendiri percakapan di 3.8 MHz mengenai adanya inisiatif dari teman-teman di call-area 1 untuk mengadakan kegiatan net nasional pada Top Band. Tentu saya dukung, karena sangat disayangkan bila sistem antena tx 160m yang dengan susah payah didirikan, tidak lagi digunakan selepas kegiatan QSO Party (walau harus ditulis di sini bahwa tradisi ham untuk menyelenggarakan net DX, tidak ada pada Top Band)
Deskripsi singkat yang menarik muncul dari OM Tedja, YC1KEN dari Bandung. "160 meter adalah band yang unik dan indah di mana keadaannya sulit diperkirakan untuk komunikasi jarak jauh, tapi untuk komunikasi lokal, tidak ada masalah sepanjang hari", tulisnya di maillist AROT. 
Kira-kira maksudnya, local ragchewing di sana juga sama enaknya dengan di band-band lain. Asal tahu saja, 'orong-orong' enggak nyampe ke sini.
Rasa sensasional karena adrenalin yang meningkat dalam tubuh, saya yakin, juga dialami oleh anggota tim penyelenggara/pelaksananya. Mengelola pile-up (walau lokal) pada Top Band merupakan pengalaman tersendiri yang langka dan (mungkin) berbeda dengan mengelola DX pile-up pada band-band yang lain. 
Anggota tim pelaksana di lapangan juga sudah bereksperimen pada banyak hal, termasuk mendirikan antena transmit di lokasi yang jauh dari sumber man-made noise (QRM), di sekitar pantai berair laut. Keadaan lokasi seperti ini adalah ideal untuk bekerja pada Top Band! 
Keadaan lokasi seperti ini bahkan jarang dijumpai oleh si operator sendiri, karena biasanya dia memancar dari kawasan perkotaan yang bising.
Harus diakui, bahwa pemilihan tanggal penyelenggaraan, giliran aktivasi band dan giliran operator event ini cukup baik. Propagasi pun baik. 
Sebagai sebuah event QSO Party yang telah melibatkan banyak pihak untuk menyukseskannya, maka tidak ada salahnya bila kita memperoleh lebih banyak informasi tentang apa yang telah dilakukan AROT. 
Kalau saya tidak salah dengar, telah dibukukan sebanyak 1.431 buah QSO. Bagaimana statistiknya (bands, modes)? Bagaimana spesifikasi antena dan sistem transmisi dan/atau receive-nya, dan lain-lain? Apakah pernah dicoba memancar dengan low-power?
Kalau pun ada catatan dari saya, adalah tidak konsistennya penggunaan tambahan keterangan ('portable 1' atau 'stroke 1') pada akhir sufiks call-sign operator stasiun di kawasan cagar alam Krakatau. 
       Saat pile up, saya sering bingung membedakan yang mana stasiun yang diburu -dan yang memburu- karena operator di sana bekerja bergiliran menggunakan home calls. Sekali lagi, selamat!
          Jeff Briggs, K1ZM, penerima piagam DXCC 160m nomor ke-58, dalam bukunya DXing on the Edge menjuluki Top Band sebagai band 'pinggir' (edge). Memang secara fisik band 160m ada pada spektrum paling pinggir. 
          Dalam tiap IAR Indonesia, 1.8 MHZ tercetak masuk pada spektrum Medium Frequency (MF) bukan HF. Di band 'pinggir' ini kronik sejarah amatir di Indonesia sangat sedikit. Padahal, walau pun ada radio silent (biasanya pada HF, VHF dan UHF) kita lolos dan bisa tetap aktif mengudara di MF. 
         Top Band: sekali di udara tetap di udara! (seperti semboyan RRI). 
PS: Bila ada yang mau sked, silakan memanggil. Saya QRV tiap hari, utamanya saat sun rise (WIB) di sekitar 1814.3 KHZ, CW.
Klik juga:

http://topbanddxdiindonesia.blogspot.com/2008/02/top-band-7-april-06-persiapan-low-bands.html

http://topbanddxdiindonesia.blogspot.com/2008/02/top-band-080406-low-bands-qso-party_16.html

Tidak ada komentar: