Bila bicara mengenai sinyal dari kawasan Pasifik ke Cinere, pada Top Band (160m), saya tidak pernah yakin bisa menerima dengan baik karena sinyalnya cenderung lemah, walau sekarang saya miliki Beverage ke arah 90 derajat.
Beamwidth antena RX itu arahnya tepat menuju lokasi Gardu Induk PLN di Gandul. Keruan saja noise-nya makin kuat. Karena tidak selalu bisa mendengar baik, maka saya sering pesimis bisa melakukan QSO yang solid dengan stasiun di sana. Padahal, sejak awal April ini ada N8S, stasiun langka. Jaraknya lebih dari 9000 km dari Cinere! http://www.yt1ad.info/n8s/index.html
Dua kendala utama adalah: perbedaan waktu untuk propagasi grayline yang tidak 'nyaman' bagi saya. Misal, pada saat nyaris tengah malam di Pasifik, di Cinere baru saja sun-set. Padahal, saat bada maghrib di Cinere itu, level noise masih tinggi, lapisan-D masih enggan pulang. Pada waktu sun-rise (WIB), saat level noise turun, di sana sudah hampir tengah hari.
Jadi, peluangnya hanya ada pada tengah malam WIB. Namun, itu pun belum merupakan jaminan. Propagasi bisa memburuk. Kegagalan saya dalam beberapa bulan terakhir adalah tidak bisa mendapatkan stasiun ZK3 (Tokelau) pada Top Band dan/atau pada 80m, CW
Sejak pemunculannya di hari pertama pada Top Band, kuat sinyal N8S ini punya kelebihan. Saya menduga ini adalah buah-tangan Hrane, YT1AD dan Igor, RA3AUU, dua Top Bander kesohor yang berada dalam tim dxpedition ini.
Harapan saya bangkit untuk mendapat tambahan negara DXCC yang ke-104 pada Top Band. Hal ini tidak terwujud sekaligus. Pada tanggal 6 April 2007 mendengar dan memanggil N8S pada 80m, CW, hingga 1446Z. Namun hingga hari ini, QSO CW tersebut tidak ada dalam on-line log :-(
Semalam (07/04/07), saya fokus hanya pada 160m, CW. Tak mau lagi saya tergoda ke lain 'band'. Mulai memanggil N8S pada 1200Z, pada 1822.5 KHZ, free-split-up. Sinyalnya QSB, dan QRN karena hujan di Cinere. Stasiun ini sibuk melayani Amerika dan Jepang. Jadi, "kudu sabar," kata saya dalam hati. Tiga jam kemudian, terasa ada interval dan penggantian operator N8S. Kecepatan ketukannya turun dari 29 menjadi sekitar 23 wpm. Propagasi grayline ke AS sudah tamat. Berarti, saingan sudah berkurang. Stasiun Jepang yang biasanya masih banyak, pun tidak ada yang terdengar.
Mungkin propagasi mati sebentar ke sana. N8S beberapa kali mengetuk 'QRZ?', artinya dia tidak mendengar siapa-siapa. Inilah kesempatan saya!
Dua kali ketukan call-sign saya pada 2.5 KHZ di atasnya, dijawabnya dengan cepat "YC0LMW RST 599 TU" (1518Z). Tapi, readback-nya itu salah dan kartu saya nanti bisa tiada berbalas. Saya coba perbaiki namun dia sudah bekerja dengan stasiun lain.
Akibat propagasi yang stabil, saya berhasil membuat 'insurance QSO' yang lebih solid sekitar 40 menit kemudian, free-split 5 KHZ di atas 1822.5 KHZ. Biasanya, operator tim dxpedition sangat enggan melakukan duplikasi. Tapi, yang bertugas semalam di N8S saya perkirakan adalah operator berpengalaman yang tahu tingkat kesulitan QSO pada Top Band. Saya bekerja dengan daya 100 Watt, Yaesu FT1000MP, antena TX inverted-L. Top Band: kali ini, tidur malamku pulas bangeeet...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar