Setahun sudah lamanya saya menggunakan antena inverted-L untuk transmisi pada Top Band atau 160m (lihat gambar kanan). Posisi kawat antenanya berada di atas kawat antena inverted-V untuk 80m dan 40m bands.
Gambar kiri atas memperlihatkan kapasitor untuk feedpoint inverted-L yang dilindungi dengan kotak plastik di pojok halaman rumah.
Inverted-L adalah sebuah antena transmisi yang dijuluki "poor man's vertical" (antena vertikalnya orang-kismin). Disebut 'miskin' karena hanya perlu satu tiang penopang saja.
Dia bukan murni vertikal karena selain gunakan kawat radiator yang tegak ada juga kawat yang menjuntai secara horisontal -atau sloping ke tanah- dari puncak tiang. Makin panjang/tinggi kawat vertikalnya, makin baik kinerja transmisinya.
Antena ini mudah dibuat dan tidak memerlukan lahan seluas yang diperlukan untuk membentang antena-antena dipole dan/atau inverted-V. Namun, kinerjanya cukup baik untuk keperluan DX. Untuk jelasnya, silakan kunjungi http://www.cebik.com/fdim/fdim10.pdf. Dengan penyesuaian-penyesuaian, antena ini dapat digunakan untuk band-band yang lain.
Dalam catatan saya, antena ini pertama kali didirikan dan dicoba di Cinere pada 3 Pebruari 2006. QSO DX dilakukan pada hari lusanya. Berikut adalah statistik QSO YC0LOW 160m dengan antena tersebut di atas selama satu tahun, sbb:
- Total QSO, CW= 303 (termasuk kontes-kontes)
- DXCC Countries Worked= 46 (termasuk YB/YC, continent: AS, OC, AF, EU, NA dan SA)
- New DXCC Countries Worked= 6 (AS, OC, AF, EU dan NA)
- Daya= 100 Watts
Hasil seperti statistik di atas cukup memuaskan - bagi saya - untuk sebuah transmisi dari lahan yang padat penduduk.
Bertahun-tahun sebelumnya, saya gunakan dipole setengah panjang gelombang untuk Top Band (feed point pada ketinggian 24 meter). Sehingga waktu mencoba inverted-L pertama kali, ada keraguan.
Selamat mencoba!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar