Walau bukan tergolong sebagai skandal, kemunculan VK9WWI pada top band (160m) pada malam pertamanya menuai banyak kritik. Yang disalahkan bukan karena cara beroperasinya dalam menangani pile-up atau mengelola grayline propagation, melainkan karena ketukan CW-nya yang terlalu cepat. Saya menghitung kecepatannya sekitar 31 words per minute (WPM)!
Sejak usai maghrib di Cinere (23/9) sampai dengan menjelang sahur keesokan harinya (WIB), on-line chat topbander dunia dipenuhi dengan komentar-komentar yang menyayangkan hal itu, terutama dari operator-operator Eropa.
'Tuduhan' dialamatkan kepada Tomi, HA7RY, yang memang tidak punya track-record sebagai topbander. Lucu juga membaca 'pembelaan' dari Bill, W4ZV, topbander terkemuka dari Amerika Serikat, terhadap sejawat setanah-airnya: George, AA7JV bahwa temannya itu mengirim CW dengan kecepatan 23 WPM yang, menurut Bill, sempurna. Kolega Tomi dari HA-land juga tidak mau diam. Steve, HA3DU, dedengkot 160m di sana menulis bahwa dia telah membekali Tomi dengan petunjuk tertulis mengenai top band dan kecepatan CW yang ideal di band tsb.
Petunjuk tsb diberikannya karena Steve mengetahui bahwa daya pancar maksimum yang akan dipakai adalah 'hanya' 400 Watt. Alhasil, Steve berjanji akan memberitahukan Tomi supaya QRS pada top band, bila mereka jumpa pada high bands.
Inti masalahnya adalah para operator dari Eropa mengalami kesulitan untuk 'menembak' VK9WWI karena faktor jarak. Besarnya jumlah peminat dari kawasan tsb dicampur dengan faktor daya pancar yang terbatas dan tingginya kecepatan ketukan CW dari stasiun dxpedisi tsb membuat kesulitan mereka menjadi bertambah-tambah. Apalagi, kondisi propagasi dalam seminggu sebelumnya telah memanjakan topbander dari Eropa dalam bekerja dengan 3B7C.
Bunyi 'dit' yang dikirim cepat pada 160m dipastikan sering luput di-copy karena QSB dan akan saru dengan static-crash.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar