John Devoldere, dalam edisi ke-4, buku ON4UN's Low Band DXing, menulis bahwa dari kuesioner 'Apa yang Membuat Orang Ber-DX di Low Bands', yang dikirimnya, terungkap jawaban bahwa yang dituju pelakunya adalah menaklukkan tantangan serta mendapatkan rasa puas setelah melakukan hal yang sulit. Sebab, untuk sukses berDX di low bands, terutama pada Top Band (160m) diperlukan pemahaman yang (lebih) baik tentang propagasi dan tentang peralatan radio modern, juga pengetahuan membuat antenna TX dan RX.
Saya setuju dengan wasiatnya bahwa 'bila Anda menghendaki kemudahan dalam ber-DXing, menjauhlah dari Top Band'. Namun dasar orang Indonesia yang tak pernah takut berbuat kualat, ternyata di YB-land kini sudah makin banyak stasiun yang -bahkan- terjun ke sana. Rame-rame pata-cingke mencari "peniti dalam tumpukan jerami"?
Ø From: "pbgindo" <firson.maryutenli@gmail.com>
> To: <orari-news@yahoogroups.com>
> Sent: Jumat, Agustus 11, 2006 8:10 AM
> Subject: Re:[orari-news] Re: COBRA antenna dan YD1COZ (was: YC1RIF, YC1KKK
> dan YD1COZ pada Top Band (160m)
>> Kalau saya berpendapat ada saja orang orang yang selalu mencari yang
>> sulit sulit seperti ber DX di 160 meter band. Band 160 meter bukanlah
>> band untuk komunikasi jarak jauh. Kalaupun band ini kadang kadang
>> bisa untuk komunikasi jarak jauh tapi hobby DX di 160 meter sama saja
>> dengan hobby untuk mencari "peniti dalam tumpukan jerami".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar