Bagaimana terjadinya 'daya dorong alamiah' yang memungkinkan Top Band dx-er ber-QSO lebih jauh dan lebih kuat dengan daya pancar rendah, di saat sun rise?
Sedikit teori. Pada saat itu (subuh di
Pagi ini, waktu sun rise di Cinere adalah 2257Z. Saya memanggil CQDX sejak 2130Z di 1818.6 KHz, 100W. Sama sekali tiada jawaban, kecuali dari Bob, YB5AQB di Batam pada 1824.5 Khz. Sinyalnya sangat kuat. Dia telah mengganti antena TX-nya dari inverted-L ke inverted-V, feedpointnya 23 m di atas permukaan tanah (DPT) dan dihubungkan ke transceiver dengan home-made parallel-wire. Saya kirim spot ke dx-cluster tentang keberadaannya. Tak berapa lama, OK1FM juga mengirim spot-nya dengan info: 'YB5AQB REALLY VY STRONG'.
'Kehidupan' di Cinere baru bermula pada 2256Z, satu menit sebelum sun rise, yaitu ketika DL9KR merespon panggilan saya. RST-nya 559. Untuk saya dia kirim RST 589! Usai mengirim 'TU' untuk menyudahi QSO, Ross, 9M2AX 'menyodok' di frekwensi saya. Mereka bertukar nilai RST yang sama: 559. Artinya sinyal saya lebih kuat dari pada Ross. Kemudian, saya memanggil lagi. Delapan menit setelah waktu sun rise, OK7GU menjawab. Karena waktu terbatas, segera saya kirim RST 559 yang dibalas olehnya dengan nilai sama (2205Z). Sinyalnya dengan cepat menghilang. Di DX Cluster, saya melihat call YC0LOW di-spot oleh OK1FM (2308Z).
Giliran saya habis karena cuaca sudah terang di Cinere. Terdengar 9M2AX bekerja di 1831,5 KHz dengan banyak stasiun Eropa. Di Kuala Lumpur, sun rise 2319Z. Ross sedang memanfaatkan 'daya dorong alamiah,' running QRO.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar